TPA Putri Cempo Solo terbakar, pembangunan PLTS jalan terus
Merdeka.com - Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo terus berjalan. Kebakaran hebat yang terjadi Jumat malam pekan lalu tak banyak berpengaruh pada proyek tersebut. Karena volume sampah terdampak tak terlalu banyak.
Pernyataan tersebut disampaikan Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo kepada wartawan, Selasa (23/10). Rudyatmo mengatakan jumlah sampah yang terbakar relatif sedikit dibandingkan dengan keseluruhan sampah di sana. Ia optimis kondisi tersebut tak akan berdampak signifikan terhadap proyek PLTS.
"Sampah yang terbakar cuma sedikit kok, tidak ada dampaknya. Toh nanti juga seluruh sampah akan diolah menjadi energi listrik," ujar Rudy sapaan akrabnya.
-
Kenapa TPA Putri Cempo terbakar? Dugaan awal, kebakaran terjadi akibat suhu panas akibat kemarau dan tingginya gas metana yang menumpuk di bawah sampah.
-
Kapan kebakaran terjadi di TPA Putri Cempo? Kebakaran itu terjadi siang hari sekitar pukul 11.30.
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat saat kemarau? Potensi kebakaran di setiap daerah bakal meningkat. Terkait hal ini, personel pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kejadian kebakaran baik di rumah dan lahan yang rawan .
-
Apa penyebab kebakaran? 'Dugaan penyebab korsleting listrik pada kulkas,' kata Huda dalam keterangannya, Sabtu (30/3).
-
Apa contoh masalah lingkungan di musim kemarau? Contoh permasalahan lingkungan hidup yang pertama adalah kekeringan. Kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi ketika musim kemarau. Seringkali, di berbagai wilayah Indonesia mengalami kekeringan luar biasa yang dapat berakibat buruk.
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat di Kudus? “Kasus kebakaran belum lama terjadi di Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kudus, yang diduga karena konsleting listrik. Untuk itu patut jadi kewaspadaan bersama karena sudah masuk musim kemarau,“ kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kudus, Manaji, dikutip dari ANTARA pada Kamis (6/7).
Rudy mengemukakan, kebakaran sampah yang terjadi di TPA Putri Cempo merupakan masalah yang hampir terjadi setiap tahun. Terutama saat musim kemarau panjang. Ada beberapa kemungkinan kebakaran sampah terjadi yakni karena faktor cuaca dan ulah manusia.
"Kalau kebakaran itu hampir tiap musim kemarau. Secara teknis tumpukan sampah memiliki kandungan gas yang mudah terbakar pada suhu panas seperti pada musim kemarau ini," katanya.
Sedangkan faktor lainnya, lanjut dia, kebakaran bisa saja diakibatkan ulah manusia yang sengaja membakarnya. Ia mengingatkan warga agar tak membakar sampah sembarangan. Pihaknya mengancam untuk mempidanakan bagi warga terbukti sengaja membakar sampah tersebut.
Rudy menjelaskan, larangan membakar sampah sudah diatur dalam pasal 36 Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah.
"Siapapun dilarang membakar sampah atau kotoran lain di pekarangan, jalan, jalur hijau, taman. Selain itu di dalam dan sekitar tempat pembuangan sampah (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA) maupun tempat-tempat umum lain," tegasnya.
Bagi pelanggar, lanjut dia, bisa dijatuhi sanksi maksimal 3 bulan kurungan pidana dan atau denda maksimal Rp 50 juta. Untuk mengantisipasi aksi kebakaran terulang kembali di TPA Putri Cempa, pihaknya telah meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait menggencarkan pengawasan di sekitar lahan.
Sementara itu, PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku investor PLTSa, Elan Syuherlan memastikan kebakaran sampah TPA Putri Cempo tak mempengaruhi persiapan operasional PLTS.
Menurutnya, saat ini pihaknya terus memaksimalkan pembangunan infrastruktur pendukung sambil menunggu rampungnya penandatangan PJBL dengan PT PLN.
"Harapan kita kontrak kerja sama pembelian listrik tersebut dapat selesai secepatnya," kata dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usaha pemadaman dilakukan dengan mengerahkan tim damkar dari daerah-daerah lain
Baca SelengkapnyaTPA Suwung Bali Kembali Terbakar, Petugas Berjibaku Padamkan Api
Baca SelengkapnyaPetugas juga kesulitan melakukan pemadaman karena tingginya tumpukan sampah yang terbakar, sehingga bagian bawah sulit dipadamkan.
Baca SelengkapnyaPemadaman dengan mengerahkan helikopter water bombing direncanakan berlangsung hingga esok hari.
Baca SelengkapnyaKebakaran TPA Sarimukti dilaporkan terjadi sejak Sabtu (19/8). Luas areal TPA Sarimukti ini 28.5 hektare sedangkan area yang hangus terbakar 15 hektare.
Baca SelengkapnyaTempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Kota Bekasi, Jawa Barat kebakaran pada Minggu (29/10/2023) siang.
Baca SelengkapnyaKondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaApi berkobar sejak 1 September 2023 lalu hingga kini upaya pemadaman masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman hingga kini terus masih dilakukan
Baca SelengkapnyaKebakaran Gunung Sampah TPA Sarimukti sudah berlangsung sejak Sabtu (19/8) malam.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca Selengkapnya