Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Trah Bonokeling jalan kaki 40 km gelar selamatan di makam leluhur

Trah Bonokeling jalan kaki 40 km gelar selamatan di makam leluhur Tradisi selamatan anak cucu Bonokeling. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Anak Putu Bonokeling melakukan tradisi perlon unggahan, Kamis (18/5). Ratusan di antara mereka, terutama yang berasal dari berbagai wilayah Kabupaten Cilacap berjalan kaki menuju Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas yang berjarak puluhan kilometer (km).

Anak putu Bonokeling dalam buku Islam Kejawen, Sistem Keyakinan dan ritual anak cucu Ki Bonokeling (2008), merupakan komunitas Islam kejawen yang bermula dari tokoh bernama Kyai Bonokeling. Kyai ini konon berasal dari daerah Purwokerto, Pasir Luhur yang kemudian menetap sampai dikuburkan di Pekuncen yang berasal dari kata sucen berarti suci. Anak cucu Bonokeling sendiri lantas menyebar ke berbagai wilayah sampai Cilacap yakni di Adipala, Kroya sampai Kawunganten.

Menjalani tradisi perlon (keperluan) selamatan mendekati bulan puasa, Anak Putu Bonokeling dari Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap menempuh jarak 40 km ke Desa Pekuncen demi berziarah ke makam Ki Bonokeling. Mereka melakukan perjalanan dengan busana adat yang disebut nurani yakni laki-laki menggunakan iket, kemeja hitam dan kain jarik. Sedang para perempuan berbusana kebaya dan kain jarik.

tradisi selamatan anak cucu bonokeling

Bedogol (pemimpin kelompok) Anak Putu Bonokeling Desa Adiraja, Candra Jaya (64) mengatakan tercatat 693 anak putu yang melakukan perjalanan ke pekuncen. Perjalanan ini sebagai bagian dari ziarah ke makam para leluhur. Tradisi berjalan kaki ini memang dilakukan setiap tahun saat tradisi perlon (keperluan) selamatan mendekati bulan puasa.

"Kalau dulu anak putu berjalan telanjang kaki. Tapi zaman sudah berubah, jadi boleh pakai sandal jepit," kata Candra yang merupakan bedogol generasi ke-8 kepada merdeka.com, Rabu (17/5) malam.

Ditambahkan oleh juru kunci Anak Putu Bonokeling Desa Adiraja, Sejadi Wirya (57) mengatakan sebelum perjalanan dilakukan, para anak cucu juga telah menyiapkan berbagai bekal hasil bumi dan peternakan untuk dibawa ke Desa Pekuncen. Bekal ini secara khusus disimpan di rumah cerabakan yang kurang lebih berluas 10 x 5 meter, dan dijaga selama 24 jam sejak Rabu (17/5) malam sampai Kamis (18/5) pagi. Bekal ini di antaranya merupakan makanan yang tak boleh disentuh.

"Bekal ini khusus dibawa ke Pekuncen. Nanti di sana baru diserahkan untuk diolah sebagai masakan," kata Sejadi.

tradisi selamatan anak cucu bonokeling

Pantauan merdeka.com di Desa Adiraja, ratusan anak cucu sebelum berjalan kaki dikumpulkan terlebih dahulu di salah satu rumah cerabakan. Mereka lalu diberangkatkan pukul 08.00 WIB dengan penataan barisan perempuan di bagian depan. Sedang anak cucu yang tidak melakukan perjalanan melakukan penyambutan di setiap halaman rumah, memberikan caping dan mendoakan keselamatan. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta
Potret Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta

Mubeng Beteng biasanya dilakukan oleh abdi dalem maupun masyarakat Yogyakarta dengan berjalan kaki tanpa alas dan tidak boleh berbicara.

Baca Selengkapnya
Melihat Ritual Umat Buddha di Candi Borobudur Jelang Waisak, Dihadiri Para Bhiksu Tudhong dari Berbagai Negara
Melihat Ritual Umat Buddha di Candi Borobudur Jelang Waisak, Dihadiri Para Bhiksu Tudhong dari Berbagai Negara

Tercatat ada 43 Bhiksu Thudong yang hadir. Mereka berasal dari sejumlah negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Prosesi Walking Meditation dan Melarung Lentera Awali Dimulainya Perjalanan Ritual Thudong Jelang Waisak 2568 BE
FOTO: Prosesi Walking Meditation dan Melarung Lentera Awali Dimulainya Perjalanan Ritual Thudong Jelang Waisak 2568 BE

Para Bhikkhu Thudong melepas lentera saat prosesi Walking Meditation di Taman Mini Indonesia Indah.

Baca Selengkapnya
Alasan 40 Bhikkhu Jalan Kaki dari TMII ke Borobudur
Alasan 40 Bhikkhu Jalan Kaki dari TMII ke Borobudur

Ada alasan mendasar ritual yang disebut Thudong itu diberangkatkan dari TMII, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas

Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mubeng Beteng, Tradisi Keraton Yogyakarta di Malam Satu Suro
Mengenal Mubeng Beteng, Tradisi Keraton Yogyakarta di Malam Satu Suro

Banyak makna filosofis yang terkandung dalam tradisi ini

Baca Selengkapnya
Tangguhnya Warga Baduy saat Jualan Madu, Siap Jalan Kaki Ratusan Kilometer sampai Jakarta
Tangguhnya Warga Baduy saat Jualan Madu, Siap Jalan Kaki Ratusan Kilometer sampai Jakarta

Warga Baduy punya alasan mengapa rela jalan ratusan kilometer tanpa alas kaki untuk jualan madu.

Baca Selengkapnya
Keseruan Warga Bonokeling Rayakan Perlon Besar, Pertahankan Tradisi Adat Jawa Kuno
Keseruan Warga Bonokeling Rayakan Perlon Besar, Pertahankan Tradisi Adat Jawa Kuno

Suasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.

Baca Selengkapnya
Meriahnya Ritual Kebo-keboan Alas Malang, Wujud Kekuatan Budaya Banyuwangi
Meriahnya Ritual Kebo-keboan Alas Malang, Wujud Kekuatan Budaya Banyuwangi

Ritual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.

Baca Selengkapnya
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.

Baca Selengkapnya
Warga Makan Bersama di Area Makam, Ini Keunikan Tradisi Ngunjung untuk Sambut Ramadan Khas Indramayu
Warga Makan Bersama di Area Makam, Ini Keunikan Tradisi Ngunjung untuk Sambut Ramadan Khas Indramayu

Pemprov Jawa Barat mengumumkan bahwa Ngunjung khas Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Baca Selengkapnya