Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tugas mulia penyelamat korban gempa dan tsunami Palu

Tugas mulia penyelamat korban gempa dan tsunami Palu Gempa di Palu. ©2018 AFP PHOTO/OLA GONDRONK

Merdeka.com - Hujan di Kota Palu baru saja reda sore itu. Setelah sekian hari pascagempa, panas menyengat matahari terasa membakar kulit. Di satu sisi menjadi berkah. Tapi bagi mereka tergabung dalam tim evakuasi bencana, kondisi ini menjadi kendala.

Duduk di bak mobil pikap, pandangan Chandra memantau ke arah reruntuhan puing rumah di kawasan Petobo, Palu. Terdiam. Sambil mempertimbangkan kondisi untuk melanjutkan evakuasi.

"Kita hentikan saja evakuasi hari ini," ujar Chandra kepasa tim dan relawan, Rabu lalu.

Jam masih menunjukkan pukul 4 sore waktu setempat. Penghentian evakuasi cepat terpaksa dilakukan. Kondisi tanah di Petobo belum stabil menjadi alasan utama. Dia tidak ingin bila dilanjutkan alat berat justru mengalami kendala.

Belum ditemukan korban hari itu. Upaya pencarian masih menjadi fokus utama. Namun apa boleh buat, tim gabungan evakuasi juga punya pertimbangan lain. Keamanan menjadi alasan paling penting. Keputusan setop evakuasi sudah disetujui.

basarnas evakuasi korban gempa di palu utara

Kawasan Petobo termasuk paling parah terkena guncangan gempa 7,4 magnitudo. Bukan hanya kerusakan dialami. Di sana terjadi likuifaksi --fenomena tanah kehilangan kekuatannya akibat terkena gempa. Efek dari kejadian itu membuat tanah di kawasan itu bergerak.

Tanah di sana menjadi berlumpur. Sebab air di bawah tanah naik ditambah aliran irigasi hancur. Membuat pergesan bisa mencapai 2,5 kilometer. Dari Jalan HM Soeharto hingga Jalan Dewi Sartika.

Ada korban ditemukan dalam kondisi selamat. Namun, lebih banyak dalam keadaan meninggal dunia. Kondisinya tragis. Dua kejadian itu punya rasa sendiri bagi tim gabungan evakuasi ini.

Basarnas menjadi paling terdepan. Banyak tim dari daerah lain diterjunkan. Termasuk anggota kantor pusat. Mereka sudah dua pekan menjalani fungsinya. Sesuai arahan. Tim di sebar di tiap lokasi terdampak bencana gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala.

basarnas evakuasi korban gempa di palu utara

Chandra merupakan tim dari Jakarta. Sudah sejak Sabtu malam tiba di Palu. Tidak perlu waktu lama, dia dan timnya langsung bergerak. Menuju hotel Roa Roa berada di tengah Kota Palu.

Upaya mencari korban selamat dilakukan. Memetakan dan mencari titik di mana sekiranya adanya korban masig bertahan hidup.

Melalui pengeras suara, Chandra meminta korban memukul benda di sekitarnya sebagai tanda. Banyak korban masih mendengar permintaannya. Alhasil seorang perempuan berhasil diselamatkan. Kondisinya masih hidup dan terhimpir bebatuan.

Menemukan korban selamat seolah menjadi energi tersendiri. Chandra tak bisa menutup rasa harunya. "Kalau di depan mereka kan enggak mungkin kita ikut nangis. Tapi perasaan haru enggal bisa dibohongi," ucapnya.

Korban selamat itu dievakuasi. Keluarganya di sekitar lokasi sangat berterimakasih. Bagi tim Basarnas ucapan itu membuat mereka makin bersemangat. Tanpa perlu meminta imbalan apapun. Tugas mereka mulia.

Dari Hotel Roa Roa, Chandra dan tim diminta pindah ke Petobo. Sejak hari Minggu hingga terakhir waktu tanggap darurat usai. Banyak korban tidak selamat. Mengenaskan kondisinya, kata dia.

Kejadian di luar nalar juga dijumpai ketika evakuasi di Petobo. Suatu hari, kata dia, seorang ibu mendatanginya. Meminta anaknya dikeluarkan dari lokasi bekas gempa dan likuifaksi.

Chandra meyakini lokasi ditunjukan ibu itu sudah dilakukan pencarian. Hasilnya nihil. Tidak ditemukan korban sama sekali. Tapi di luar logika, ibu itu menuntunnya. Meminta tolong agar lokasi reruntuhan rumah itu dicek kembali.

Permintaan dituruti. Alat berat dan tim relawan melakukan pembongkaran. Tidak lama, sesosok mayat ditemukan. Ciri-cirinya persis seperti diungkapkan ibu tersebut.

"Mungkin itu insting seorang ibu. Padahal kami yakin sudah memeriksa daerah tersebut," ungkapnya.

Korban meninggal itu diangkat. Lalu dimasukan ke dalam kantong mayat. Ibu korban menangis. Sambil memeluk Chandra. Tak lupa mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk usaha dilakukan tim Basarnas dan relawan.

Sejuta cerita itu menjadi pengalaman berharga bagi mereka tergabung dalam tim gabungan dan relawan penanganan gempa dan tsunami Palu, Sigi dan Donggala. Mereka telah berjuang. Mencurahkan waktu dan energi demi tugas kemanusiaan.

Tanggap darurat diperpanjang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mamastikan perpanjang masa tanggap darurat. Keputusan itu diambil setelah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi.

Waktu perpanjangan hingga 14 hari ke depan. Di mulai dari tanggal 13 Oktober hingga 26 Oktober 2019. Hasil ini diputuskan karena banyak masalah harus diselesaikan di lapangan.

Meski diperpanjang, untuk penyelamatan dan evakuasi korban hanya ditambah satu hari, yakni hingga Jumat (12/10). Untuk itu Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengimbau warga tidak mencari korban lantaran kondisi jenazah sudah tidak baik.

"Kita imbau untuk tidak melakukan pencarian korban pada warga karena kondisi jenazah sudah menimbulkan penyakit. Sudah rusak," ucap Sutopo.

sutopo purwo nugroho

Sementara itu, Basarnas masih akan melakukan perbantuan jika mendapatkan laporan penemuan korban. Itu dilakukan selama masih perpanjangan tanggap darurat diberlakukan.

Adapun dalam masa perpanjangan ini, nantinya akan fokus pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi. Terutama perbaikan saran dan prasarana, pembersihan puing bangunan dan lainnya.

Sampai tanggap darurat Kamis kemarin, jumah korban meninggal mencapai 2.073 orang. Itu terbagi dalam tiga wilayah. Di Palu 1.663, Donggala 171, Sigi 223 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu satu orang.

Seluruh korban telah dimakamkan. Sebanyak 994 kantong mayat dimakamkan di pemakaman massal. Sementara 1.079 korban meningyal di pemakaman keluarga.

Semua energi sudah dikerahkan. Evakuasi sudah dilakukan. Banyak korban belum bisa diselamatkan. Sementara bagi mereka masih diberi kesempatan hidup setelah terhantam gempa dan tsunami seharusnya menjadi peringatan. Mengubah kehidupan menjadi manusia lebih baik lagi.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO Perjuangan Tim SAR Bawa Turun Jenazah Pendaki Korban Erupsi dari Puncak Gunung Marapi
FOTO Perjuangan Tim SAR Bawa Turun Jenazah Pendaki Korban Erupsi dari Puncak Gunung Marapi

Tim SAR gabungan saat ini tengah berjuang membawa turun 8 pendaki yang meninggal dunia saat terjadi erupsi di Gunung Marapi.

Baca Selengkapnya
Curah Hujan Tinggi Jadi Kendala Evakuasi Korban Longsor Gorontalo
Curah Hujan Tinggi Jadi Kendala Evakuasi Korban Longsor Gorontalo

Evakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca

Baca Selengkapnya
Tim SAR Resmi Hentikan Evakuasi 8 Penambang di Banyumas, Ini Alasannya
Tim SAR Resmi Hentikan Evakuasi 8 Penambang di Banyumas, Ini Alasannya

Tim SAR Gabungan menghentikan upaya evakuasi pada Selasa, 1 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Puan Dukung Pemerintah Maksimalkan Evakuasi Korban Erupsi Lowotobi
Puan Dukung Pemerintah Maksimalkan Evakuasi Korban Erupsi Lowotobi

Puan pun menginstruksikan kepada seluruh Anggota DPR RI yang berasal dari dapil yang wilayahnya terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki untuk ikut membantu.

Baca Selengkapnya
Update Korban Meninggal Akibat Longsor di Tambang Gorontalo: Bertambah Jadi 12 Orang
Update Korban Meninggal Akibat Longsor di Tambang Gorontalo: Bertambah Jadi 12 Orang

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Hariyanto mengatakan 48 orang masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tim SAR Gabungan Evakuasi Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi
FOTO: Tim SAR Gabungan Evakuasi Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi

Sulitnya medan dan tingginya intensitas erupsi Gunung Marapi membuat upaya evakuasi tidak bisa berjalan baik.

Baca Selengkapnya