UKM tas & sepatu kulit asal Sidoarjo tembus pasar Internasional
Merdeka.com - Sudah hampir 10 tahun Muhammad Roni Yudianto, mulai berkecimpung di usaha kerajinan tas dan sepatu berbahan kulit milik keluarga itu. Sejak itulah produk bermerk 'Lee Choir' dikenal di pasaran nasional hingga go mancanegara.
Usaha yang menjadi binaan UMKM Pemprov Jawa Timur itu kini mampu memproduksi ribuan tas dan sepatu. Bahkan, untuk memenuhi permintaan pasar, usaha yang sudah berjalan selama 30 tahun itu juga memproduksi berbagai aksesoris berbahan kulit.
"Kami juga produksi dompet, sabuk dan aksesoris yang terbuat dari kulit sapi," ujar Muhammad Roni Yudianto, ketika mengawali cerita usaha yang dirintis keluarga, yang kini mulai berkembang itu, Minggu (7/1).
-
Bagaimana Yanto membuat pola tas kulit? Setelah bahan siap, pengrajin kemudian membuat pola melalui kertas karton. Setelah pola jadi, bahan berupa kulit sapi yang telah disiapkan kemudian digambar di tempat kulit. Setelah pola digambar di tempat kulit, kulit kemudian dipotong, lalu barulah kulit disambung-sambung untuk membentuk pola yang diinginkan.
-
Kapan Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19.
-
Apa kegiatan Rajif Sutirto? Rajif juga termasuk dalam prajurit TNI KC atau TNI Komponen Cadangan. Ia bertugas bersama dengan Rizky Irmansyah yang terlebih dulu viral beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Di mana Rusman memulai bisnis pakaiannya? Dulu kantornya cuma di garasi, terus alhamdulillah sekarang sudah enak dan tiga lantai,' kata Rusman.
-
Siapa pengusaha sukses asal Sumut itu? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
Roni menceritakan, berkembangnya usaha yang dirintis oleh mertuanya yaitu, H Muhammad Choiri (60), dan Hj Ulfiyah (55), pada tahun 1979 silam itu tidak lepas dari kondisi krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1997 silam.
Masa-masa pahit itu ternyata menjadi pelajaran berharga untuk bangkit dan mengembangkan usaha kerajinan berbahan baku kulit sapi itu. Tentu saja, hikmah dari krisis moneter itu membuahkan hasil dan mampu berkembang pesat.
Sejak menggeluti usaha milik keluarga pada tahun 2007 silam itu, Roni melakukan terobosan-terobosan agar produk bermerk 'Lee Choir Collection' itu bisa masuk di pasar nasional dan mancanegara.
Terobosan yang dipromosikan di antaranya, berani menawarkan garansi penuh, bagi konsumen yang menggunakan produk dengan kualitas yang sudah terjaga.
Bukan hanya itu, lanjut bapak tiga anak itu, ia sangat memanfaatkan momentum pameran, ketika diajak oleh Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, di berbagai daerah.
"Saya manfaatkan betul, agar produk usaha kami dikenal," ucap Roni, yang mengaku sudah pernah diajak Pemprov Jatim untuk pameran di berbagai daerah dan luar negeri itu.
Kini usaha bertempat di Jalan Kludan nomor 38 Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur itu mulai menuai hasilnya. Produk usahanya pun mulai dikenal di pasaran penjuru daerah di Indonesia, bahkan ke mancanegara.
Dalam sebulan, ia mampu memproduksi rata-rata, sebanyak 20 lusin tas, 100 kodi sepatu dan ribuan sabuk dan dompet serta kerajinan berbahan kulit sapi itu.
Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau, Roni menyebut, untuk tas dia mematok harga rata-rata Rp. 600 ribu-1 juta, sedangkan, untuk sepatu mematok harga antara Rp. 200-400 ribu. Sementara produk dompet dan aksesoris sekelas itu mematok harga Rp.100-400 ribu.
"Semua itu produk berbahan kulit sapi. Alhamdulillah, bahan baku (kulit sapi) tidak ada kendala, karena kita semua tahu bila produksi kulit sapi di Jawa Timur melimpah," jelasnya.
Roni mengaku, selama ini banyak terbantu dengan program Pakde Karwo dan Gus Ipul, Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, yang memperhatikan pelaku UMKM.
"Kami mendapat banyak ilmu mulai pembinaan, promosi, pemasaran dan pelatihan lainnya sangat bermanfaat," kata Roni. Dia berharap, agar program tersebut tetap dipertahankan dan ditingkatkan untuk kedepannya. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari keterampilannya ini, rata-rata ia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp5 juta per bulannya.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.
Baca SelengkapnyaUMKM Kupu Sutera dihadirkan dalam PRS BRI Pandaan 2023 sebagai momentum dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaBelum banyak orang yang menggeluti kerajinan karung goni bekas.
Baca SelengkapnyaKeberadaan usaha kerajinan limbah kayu itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaMuhammad Shofiyullah memulai bisnisnya dengan jualan celana jeans kepada teman-teman kuliahnya di Malang. Kini ia jadi crazy rich daerah.
Baca SelengkapnyaIa memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaAneka olahan rotan khas Tegal Wangi Cirebon ini bermula dari lamaran seorang pangeran terhadap gadis desa yang ditolak di abad ke-15 silam.
Baca SelengkapnyaArdiyansyah atau yang akrab disapa Ardi, mulai merintis usaha kerajinan tangan dari kulit pada 2013 dengan bekal ilmu yang didapat saat kuliah.
Baca SelengkapnyaPengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Baca SelengkapnyaRio bertekad untuk tidak membandingkan pencapaian diri sendiri dan orang lain.
Baca Selengkapnya