Usai bertemu pimpinan ormas Islam, Wiranto sebut kasus pembakaran bendera selesai
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyatakan, kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Limbangan, Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu sudah selesai. Tokoh-tokoh agama dari berbagai elemen sepakat bahwa peristiwa tersebut timbul karena ada kesalahpahaman.
Hal itu disampaikan Wiranto usai bertemu dengan sejumlah tokoh agama, ulama, habaib, dan perwakilan ormas Islam dalam sebuah dialog bertema 'Dengan Semangat Ukhuwah Islamiyah Kita Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa' di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (9/11).
Acara dialog juga dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan perwakilan dari Bareskrim Polri yang menangani kasus tersebut. Dialog ini dilakukan agar tidak terjadi perdebatan di kemudian hari terkait peristiwa pembakaran bendera tersebut.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana tiang listrik di Menteng terbakar? Sebuah tiang listrik tiba-tiba terbakar di Jalan Prof M Yamin menuju Taman Menteng, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
"Saya bersyukur sekali dialog berjalan dengan sangat santai, sangat bersahabat, penuh kesadaran mencari kebenaran dengan semangat tabayun. Sehingga kita sangat bahagia terjadi kesepakatan bahwa ini ada kesalahpahaman yang tidak lagi boleh terjadi pada masa depan nantinya," ujar Wiranto.
Kesalahpahaman yang dimaksud adalah terkait persepsi terhadap bendera berwarna hitam dengan tulisan kalimat tauhid. Wiranto menuturkan, pihak pembakar dan yang membawa mengakui bahwa bendera tersebut merupakan simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dalam konteks hukum juga dinyatakan sebagai bendera HTI.
Namun dalam konteks yang lebih luas dan merujuk pada akidah, kata Wiranto, bendera tersebut terdapat tulisan Lailahaillallah yang dihormati dan dicintai. Sehingga pembakaran terhadap bendera tersebut pun menuai kontroversi.
"Dalam konteks di Garut jangan kemudian dicampuradukkan. Sehingga tadi sudah ada pemahaman itu, jangan sampai ada fakta-fakta hukum yang didekati dari dua wilayah yang dicampuradukkan, ini yang jadi kacau. Yang penting ini udah selesai ya," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wiranto mengajak kepada para tokoh agama, ulama, habaib, dan pemimpin ormas Islam untuk bersama-sama menjaga stabilitas keamanan negara. Wiranto juga mengingatkan bahwa kasus yang sensitif seperti pembakaran bendera rawan ditunggangi.
"Saya mengingatkan kepada teman-teman yang demonstrasi hati-hati, demonstrasi yang terkadang punya niat baik untuk membangun satu pemahaman positif ternyata ditunggangi kelompok lain untuk kepentingan politik," kata Witanto.
Mantan Panglima ABRI itu kemudian menayangkan video Aksi Bela Tauhid yang digelar di depan kantornya beberapa waktu lalu. Dia melihat, aksi damai tersebut telah ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.
"Tadi saya tayangkan untuk demonstrasi yang dua kali itu ternyata memang ditunggangi kelompok-kelompok yang memanfaatkan untuk kepentingan politik, dimanfaatkan untuk teman-teman HTI tetap eksis," ucap Wiranto.
"Saya kira pertemuan seperti ini akan saya lakukan secara berkala, secara periodik agar kebersamaan kita baik sesama umat Islam atau antaragama tetap terjaga," dia mengimbuhkan.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah memanggil Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung St Burhanuddin.
Baca SelengkapnyaPengacara Panji Gumilang, Hendra Effendy, menyebut kliennya sudah berdamai dengan tiga pelapornya.
Baca SelengkapnyaPerbuatan tersangka dipicu sakit hati kepada warganya.
Baca SelengkapnyaPembakaran bendera itu terjadi saat demonstrasi yang digelar HMI.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang yang tiba-tiba melakukan perusakan dan membakar posko ormas lainnya.
Baca SelengkapnyaHari ini mereka berencana melakukan jumpa pers bersama di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca SelengkapnyaKoster menyebutkan, semua baliho dan bendera yang dicabut sudah kembali dipasang.
Baca SelengkapnyaDua organisasi masyarakat (ormas) di Tangerang Selatan terlibat perselisihan, Selasa (5/11) malam.
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaSebelumnya, tujuh orang ditetapkan dan ditahan jadi tersangka buntut bentrok di Bitung, Sulawesi Sulut.
Baca SelengkapnyaSetelah gagal sambangi Panji Gumilang pada Rabu (29/8), Anwar Abbas akhirnya berhasil menemui pimpinan Ponpes Al-Zaytun pada Kamis (30/8) di Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaProses pemulangan dikawal hingga perbatasan dan petugas juga masih disiagakan di lokasi kejadian.
Baca Selengkapnya