Usir serangan kera, seratusan penembak jitu diterjunkan
Merdeka.com - Kawanan kera liar dalam dua bulan ini gencar menyerbu ladang dan pemukiman warga di Boyolali. Akibatnya puluhan hektar tanaman jagung, umbi-umbian, dan tanaman buah milik warga rusak.
Hasil panen warga menurun drastis akibat serbuan kawanan kera liar yang datang secara berkelompok dengan jumlah sekitar 50 ekor.
Untuk mengusir kera tersebut seratusan penembak jitu dari TNI, Kepolisian dan Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) dikerahkan. Mereka memburu kera liar mulai Kamis (3/8) hari ini hingga sepekan ke depan.
-
Bagaimana warga mengusir kera ekor panjang? Sebagian warga menggunakan letusan senapan angin untuk membuat para monyet ketakutan. Sedang warga lain memasang ban kendaraan agar monyet-monyet tidak mendekati rumah.
-
Kenapa kera ekor panjang serbu pemukiman? Kawanan monyet itu diduga turun dari gunung karena persediaan makanan di tempat mereka mulai menipis. Musim kemarau yang panjang menjadi penyebab persediaan makanan di hutan terus menyusut.
-
Dimana kera ekor panjang menyerang? Di Desa Cikakak, Banyumas, sekelompok kera ekor panjang turun dari gunung dan menyerbu permukiman warga.
-
Bagaimana kera di hutan itu menyerang? 'Walaupun ada tanaman sebidang, kalau diserang sehari habis. Jadi pengamanan pertana lahan tanaman ini diberi pagar,' kata Pak Nurhadi terkait dengan serangan para kera ke lahan pertanian dia dan para penduduk lain.
-
Siapa yang berusaha mencegah kera ekor panjang masuk ke pemukiman? Sementara itu Kepala Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Wonogiri, Sukatno, mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya mencegah hewan liar dari luar masuk ke pemukiman.
-
Apa yang dilakukan kera ekor panjang di pemukiman? Puluhan kera ekor panjang itu menyerbu pemukiman dan membuat warga resah. Mereka bertengger di atap-atap rumah warga untuk mencari makan. Selain merusak atap rumah, kawanan monyet ini juga menjarah makanan di warung-warung.
Perburuan kera liar tersebut juga melibatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah. Nantinya seratusan penembak itu akan disebar di beberapa lokasi.
"Antara lain di Desa Sendang, Karanggede dalam dua bulan terakhir juga dilakukan. Perburuan ini bukan untuk membunuh atau memusnahkan kawanan kera, tapi untuk mengamankan lahan dan pemukiman warga. Kami menggunakan peluru karet, bukan peluru tajam. Kera yang tertangkap akan diserahkan ke BKSDA," kata Kapolsek Karanggede, AKP Margono, Kamis (3/8).
Sebelum didatangkan para penembak jitu, warga sudah berusaha menghalau kera-kera dengan kayu dan bambu, namun mereka selalu datang lagi. Warga juga berusaha menangkap kera dengan memagari ladang menggunakan jaring. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
"Semakin diusir, kera-kera itu malah semakin galak dan nekat. Mereka pergi sebentar, lalu datang lagi dengan jumlah lebih banyak," ujar Purwanto (45) seorang warga Desa Karanggede.
Selain menjarah hasil ladang, kawanan kera juga menyerang warga setempat. Tercatat 13 warga telah menjadi korban serangan kera-kera yang kelaparan itu. Para korban semuanya terdiri dari anak-anak dan manusia lanjut usia.
"Mereka mulai menyerang warga. Korban terakhir adalah Mbah Parmo, (82). Dia diserang Selasa (1/8) lalu dan terluka cukup parah. Ada 42 jahitan di lengan dan dada," ujar Kepala Desa Sendang, Karanggede, Sukimin.
Sukimin menambahkan Mbah Parmo berusaha mengusir beberapa ekor kera yang mendekati kandang ayam miliknya dengan menggunakan kayu. Namun, kawanan kera itu malah balik balik menyerang dengan beringas.
Kapolsek Karanggede, AKP Margono menjelaskan, hari ini pihaknya menyebar penembak jitu ke segala titik, menyisir tempat-tempat yang kerap didatangi kawanan kera. Ia berharap cara ini akan berhasil karena keberadaan kera-kera itu sudah meresahkan warga.
"Serbuan kawanan kera memang rutin terjadi setiap musim kemarau. Rusaknya kawasan lereng Gunung Merapi tempat hidup habitat asli kera diduga menjadi penyebab kera-kera turun gunung dan menjarah hasil pertanian warga," pungkas dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaSeorang warga bernama Rusli (62) meninggal dalam upaya penangkapan kera liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3) pagi.
Baca SelengkapnyaTerungkap Peran Lima Pelaku Begal Casis Bintara Polri
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI-Polri melumpuhkan lima anggota KKB di Pegunungan Bintang.
Baca SelengkapnyaKKB sebelumnya telah mengancam keamanan di wilayah Intan Jaya selama tiga hari berturut-turut.
Baca SelengkapnyaKetiga korban termasuk dua anggota TNI dalam kondisi stabil setelah mendapat penanganan dari tenaga medis di RSUD Dekai
Baca SelengkapnyaBeruntungnya tidak ada korban dalam upaya evakuasi ketiga ular tersebut.
Baca SelengkapnyaRentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan KKB Papua terjadi sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1). Lima anggota KKB tewas dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaAparat keamanan masih melakukan penyelidikan terkait kasus penembakan ini.
Baca SelengkapnyaKKB juga membakar bangunan pelayanan kesehatan dan tempat ibadah. Hal ini juga menambah rasa takut dan trauma warga Sugapa.
Baca SelengkapnyaPembakaran ini dilakukan saat sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar pada Jumat ini hari.
Baca SelengkapnyaTim penyelamat juga berjalan di atas dua papan yang menghubungkan jalan perumahan warga.
Baca Selengkapnya