Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga Desa Wadas Kukuh Tolak Rencana Penambangan Batu Andesit

Warga Desa Wadas Kukuh Tolak Rencana Penambangan Batu Andesit Mural penolakan tambang di Desa Wadas. ©2022 Merdeka.com/Purnomo Edi

Merdeka.com - Penangkapan yang dialami puluhan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2), tidak lantas membuat mereka patah semangat. Warga yang menolak penambangan batu andesit menyatakan akan terus mempertahankan lahannya.

Semangat untuk mempertahankan lahan itu tergambar dari Mars Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa), wadah utama bagi warga yang menolak penambangan batu andesit di wilayahnya. Berikut liriknya:

Bersama-sama kita jaga Desa Wadas tercinta. Tuk kelangsungan hidup sampai anak cucu kita bahkan sampai akhir dunia.

Kami Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas. Akan terus berjuang sampai darah penghabisan dan tak kenal menyerah.

Ayo..ayo..ayo menolak dan melawan. Ayo..ayo..ayo menolak dan melawan.

Bersama Gempa Dewa, ayo kita selamatkan bumi Wadas tercinta.

Selain Gempa Dewa, adapula Wadon Wadas. Wadon sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti perempuan. Wadon Wadas berisikan perempuan-perempuan yang melawan penambangan. Ada pula gerakan anak muda Wadas yang dinamai Kawula Muda Desa Wadas atau Kamu Dewa.

Gerakan Penolakan

Tiga gerakan ini merupakan organisasi yang didirikan warga Desa Wadas untuk menolak penambangan batu andesit.

Organisasi-organisasi ini lahir pascarencana penambangan batu andesit di Desa Wadas. Batu andesit itu akan dipakai untuk pembangunan Bendungan Bener yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di pemerintahan Presiden Jokowi.

Perlawanan terhadap penambangan andesit yang dilakukan Gempa Dewa bersama Wadon Wadas dan Kamu Dewa ditandai dengan sejumlah aksi demonstrasi. Aksi demonstrasi ini pernah digelar di depan Kantor BBWSO hingga BPN Purworejo.

Salah seorang anggota Kamu Dewa, R (nama diinisialkan atas permintaan narasumber) mengatakan, Kamu Dewa merupakan kumpulan pemuda-pemudi Desa Wadas yang menolak penambangan batu andesit di daerahnya.

R menerangkan tak ada struktur seperti ketua maupun sekretaris dalam Kamu Dewa. Semua pemuda-pemudi punya peran masing-masing dan saling bergantian untuk mengisi dan membantu.

"Ya saling isi saja gitu. Bisanya apa ya dikerjakan. Yang penting tetap guyub rukun," kata R, Selasa (15/2).

R menceritakan Kamu Dewa yang berisikan anak muda ini banyak membantu saat ada aksi-aksi penolakan terhadap rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas. Dari menyiapkan perangkat aksi hingga turut serta dalam aksi.

"Mural-mural yang ada di Desa Wadas, tulisan-tulisan menolak penambangan itu ya dibuat bersama-sama dengan warga lainnya maupun teman-teman dari solidaritas. Setiap sudut ada tulisan penolakan tambang batu andesit," kata R.

Tidak Kekurangan dari Pertanian

desa wadas

Desa Wadas. ©2022 Merdeka.com/Purnomo Edi

R menerangkan jika keluarganya mempunyai tiga bidang tanah di lokasi yang akan jadi penambangan batu andesit. Dirinya dan keluarga enggan untuk menjual lahan karena lahan itu diwariskan turun menurun dan menjadi sumber penghidupan bagi keluarga mereka.

"Bapak saya petani. Setiap hari ada saja hasil dari ladang yang dibawa pulang untuk kami makan. Buah-buahan, sayur maupun yang lainnya," tutur R.

"Di ladang juga ada pohon karet. Tiap hari disadap sama bapak saya. Nanti dikumpulkan terus dijual. Ada juga kayu keras kayak sengon dan mahoni. Kopi juga ada. Durian juga ada. Pokoknya dari ladang kami itu, keluarga saya tidak hidup kekurangan dan bahkan bisa menguliahkan saya," imbuh R.

R menuturkan alasan itulah yang membuatnya akan terus mempertahankan ladang keluarganya. Tanpa penambangan, sambung R, keluarga dan warga Desa Wadas sudah sejahtera.

Bertekad Pertahankan Lahan

Senada dengan R, Ahmad warga Desa Wadas menerangkan jika dirinya akan terus mempertahankan ladang milik keluarganya yang diwariskan secara turun menurun. Ahmad menjabarkan, ladang yang akan dijadikan tempat penambangan batu andesit ini adalah sumber penghasilan keluarganya yang bekerja sebagai petani.

"Tidak akan dijual dengan alasan apa pun. Cari saja lokasi penambangan yang lain. Jangan di Desa Wadas. Ini (lahan) adalah sumber penghidupan bagi warga. Kami sudah sejahtera dari hasil ladang kami," tegas Ahmad.

Ahmad menerangkan bahwa dirinya sempat ditangkap dan dibawa ke Polres Purworejo pada Selasa (8/2). Dia baru dilepas pada Rabu (9/2).

Dia menceritakan penangkapan yang dialaminya tak membuatnya surut untuk menolak rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas. "Saya akan terus menolak rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas. Tolak pokoknya," pungkas Ahmad.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan

Budi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir

Baca Selengkapnya
Debat Keempat Pilpres 2024, Mahfud MD Siap Buka-bukaan Kasus Wadas
Debat Keempat Pilpres 2024, Mahfud MD Siap Buka-bukaan Kasus Wadas

Tema debat kali ini pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Bentrokan Polisi vs Warga di Banyuasin Berujung Warga Terkena Tembakan
Duduk Perkara Bentrokan Polisi vs Warga di Banyuasin Berujung Warga Terkena Tembakan

Warga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tolak Proyek Strategis Nasional, Warga Nagari Air Bangis Geruduk Kemenko Perekonomian
FOTO: Tolak Proyek Strategis Nasional, Warga Nagari Air Bangis Geruduk Kemenko Perekonomian

Warga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.

Baca Selengkapnya
Ganjar-Mahfud Siap Jika Konflik Wadas Dibahas di Debat Keempat
Ganjar-Mahfud Siap Jika Konflik Wadas Dibahas di Debat Keempat

Ganjar mengaku sering menjadi kambing hitam dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang

Mereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Penjelasan Kapolda Sumbar & Fakta Lengkap Geger Brimob Polisi Bersepatu Masuk Masjid
VIDEO: Penjelasan Kapolda Sumbar & Fakta Lengkap Geger Brimob Polisi Bersepatu Masuk Masjid

Viral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat

Baca Selengkapnya
Warga Kosambi Tangerang Murka, Rusak & Bakar Truk Tambang Langgar Jam Operasi dan Sebabkan Banyak Kecelakaan
Warga Kosambi Tangerang Murka, Rusak & Bakar Truk Tambang Langgar Jam Operasi dan Sebabkan Banyak Kecelakaan

Warga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.

Baca Selengkapnya
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak "Gubernur Jahat"

Ratusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).

Baca Selengkapnya
Tujuh Warga Blora Dianiaya Karyawan Perusahaan Tambang karena Protes Pencemaran Udara
Tujuh Warga Blora Dianiaya Karyawan Perusahaan Tambang karena Protes Pencemaran Udara

Tujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.

Baca Selengkapnya
Bawa Batu dan Senjata Tajam, Alasan Polisi Tangkap 8 Warga Terkait Kerusuhan di Rempang
Bawa Batu dan Senjata Tajam, Alasan Polisi Tangkap 8 Warga Terkait Kerusuhan di Rempang

Delapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

Baca Selengkapnya
Viral Ricuh di Seruyan Kalteng hingga Ada Suara Tembakan, Begini Kata Polisi
Viral Ricuh di Seruyan Kalteng hingga Ada Suara Tembakan, Begini Kata Polisi

Penembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.

Baca Selengkapnya