Warga duga perusuh di Penjaringan korban gusuran Ahok
Merdeka.com - Massa yang hendak menyerang kediaman pribadi calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama tersulut emosinya, sehingga menjarah toko-toko di sekitar Jalan Gedong Panjang, Jakarta Utara. Ketatnya pengamanan membuat mereka emosi dan melampiaskan amarahnya dengan membuat kericuhan.
Zabadi (24), warga Muara Baru, menduga para perusuh yang mengamuk tersebut merupakan warga korban penggusuran. Namun, dia tak mengetahui persis motif mereka hingga melakukan pengerusakan dan pembakaran.
"Kalau ceritanya simpang siur tapi setau saya, warga yang ngamuk di jalan adalah warga yang kena gusur," Zabadi ketika ditemui di Jalan Gedong Joang, Jakarta Utara, Sabtu (5/11).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang merampok toko? Polisi menangkap tiga pelaku yang terlibat dalam perampokan jam tangan mewah di PIK. Ketiga pelaku berinisial MAH, DK, dan TFZ yang berhasil ditangkap di lokasi yang berbeda-beda.
-
Siapa yang masuk ke lapangan dan membuat kerusuhan? Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
Penjarahan di Jalan Gedong Panjang, Jakarta Utara ditengarai ada pihak yang memprovokasi warga untuk menjarah. Tidak hanya itu, dia juga sempat ditawari makanan dan minuman hasil jarahan dari sejumlah pelaku kerusuhan, sebagian besar masih remaja.
Menurut cerita Zabadi, remaja tersebut mengambil beberapa makanan seperti cokelat dan es krim. "Wong anak bocah-bocah yang masih SMA ikut ngejarah, bahkan saya sempat ditawari cokelat Silverqueen sama mereka," cerita dia.
Saat ini menurut dia, kondisi Jalan Gedong Panjang setelah kejadian semalam sudah berangsur pulih dan masyarakat sudah beraktivitas seperti biasa. "Masyarakat enggak ada yang takut dan sudah beraktivitas seperti biasa," tutup dia.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaMereka yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhineka Jaya melakukan dukungan kepada Ahok untuk menjadi Calon Gubernur DKI yang diusung PDIP.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKericuhan mewarnai sejumlah wilayah saat pesta demokrasi perdana digelar serentak tersebut.
Baca SelengkapnyaKapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin mengatakan sebanyak 40 rumah dibakar dan 94 orang terluka akibat pertikaian antar pendukung di Pilkada Papua Tengah.
Baca SelengkapnyaMassa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaRatusan massa terdiri dari pelbagai elemen masyarakat itu melakukan demonstrasi di depan gedung DPR sejak Kamis (22/8) pagi.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca Selengkapnya