Warga Halmahera Barat Trauma Usai Gempa Magnitudo 7,1
Merdeka.com - Warga Jailolo di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara (Malut), masih trauma setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,1. Salah seorang warga, Viky Dasmasella mengatakan, masyarakat setempat sudah kembali dari dataran tinggi pascagempa magnitudo 7,1. Namun gempa susulan dengan guncangan bervariasi hingga Jumat siang mengakibatkan rasa trauma.
"Aktivitas perkantoran di Jailolo berlangsung sebagaimana biasanya karena warga telah kembali ke masing-masing rumah. Hanya saja gempa susulan masih berlangsung sehingga masyarakat trauma," katanya, Jumat (15/11).
Dia mengakui, gempa magnitudo 7,1 guncangannya terasa sangat kuat sehingga warga Jailolo berlarian ke dataran tinggi karena khawatir terjadi tsunami, menindaklanjuti peringatan dini BMKG.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Siapa yang terdampak gempa Jogja? Kepanikan terjadi di mana-mana. Kepanikan itu terlihat dalam beberapa video dari kanal YouTube. Pemilik kanal YouTube Kusnan Alus membagikan video suasana Desa Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul lima menit setelah gempa.
-
Bagaimana cara warga Bantul mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Apa kerusakan akibat gempa di Bali? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung.'Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh,' kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Mengapa gempa Bali terasa di beberapa wilayah? Dia menyebut, meski berkekuatan kecil, getaran gempa begitu dirasakan warga di sejumlah wilayah.
-
Apa yang terjadi setelah gempa Jogja? Banyak warga yang mengalami luka dan langsung dibawa ke tanah lapang. Mereka dievakuasi dengan peralatan seadanya. Ada yang digotong dengan tandu, ada yang dibawa pakai becak, mesin pembajak sawah, dan tak sedikit yang digotong beramai-ramai.
"Guncangan gempa sangat kuat sehingga masyarakat khawatir terjadi tsunami karena magnitudo 7,1 terjadi gelombang pasang tersebut," kata Viky.
Disinggung kerusakan, dia menjelaskan terjadi keretakan rumah-rumah warga serta fasilitas umum maupun sosial yang sedang didata BPBD.
"Guncangan gempa kuat tersebut pasti menimbulkan keretakan bangunan dan masih dihimpun datanya," ujar Viky.
Sekolah Diliburkan
Satuan Pendidikan Kecamatan Pulau Batang Dua, Kota Ternate, Provinsi Malut menyatakan sebagian besar aktivitas sekolah di daerah itu diliburkan pascagempa.
"Sebagian besar aktivitas belajar-mengajar di Batang Dua diliburkan, karena saat gempa warga memilih lari menyelamatkan diri ke daerah ketinggian, karena khawatir adanya gempa susulan," kata Kepala Satuan Pendidikan Kecamatan Pulau Batang Dua, Kota Ternate, Naftali Herung.
Menurut Naftali, sekolah yang memilih untuk diliburkan sebagian besar berada di dataran rendah dan pesisir pantai, baik itu di Pulau Mayau maupun Pulau Tifure.
Sebab, kata dia, warga yang tinggal di daerah tersebut sebagian besar memilih mengungsi ke dataran tinggi, sehingga pihaknya tidak mewajibkan sekolah untuk tetap beraktivitas, karena warga dan siswa masih diselimuti kekhawatiran terjadinya gempa susulan.
Naftali mengakui, sebagian besar sekolah yang diliburkan itu di antaranya SMAN Batang Dua, tiga sekolah SMP sederajat yang berada di Pulau Tifure dan dua sekolah di Mayau, empat SD di Mayau dan dua sekolah berada di Pulau Tifure.
"Sejumlah kepala sekolah telah menghubungi, tetapi saya meminta kepada mereka untuk menunggu perkembangan resmi dari BMKG maupun pemerintah daerah terkait dengan gempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo di Malut," kata Naftali.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian dinding rumah mereka juga roboh, akibat gempa bumi yang terjadi pada Kamis sore kemarin.
Baca SelengkapnyaWarga mengungsi karena masih trauma gempa susulan yang hingga kini masih terjadi.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaGetaran gempa ini pun terasa hingga kawasan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Baca SelengkapnyaGempa kedua di Tuban terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Baca SelengkapnyaSelain ada warga yang mengalami luka, tidak sedikit diantara masyarakat yang mengalami trauma.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Namun demikian, masyarakat diminta agar hati-hati terhadap gempa bumi susulan.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaDampak dari gempa magnitudo 6,4 Bantul, banyak rumah warga yang roboh. Belum ada laporan korban jiwa atas peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaMasyarakat merasakan gempa dengan guncangan sedang hingga lemah.
Baca Selengkapnya