Warga Malang kecanduan minuman mirip cairan pencuci piring
Merdeka.com - Warga Malang dan sekitarnya sedang kecanduan aneka minuman yang dikemas dalam botol ala cairan pencuci piring. Sekilas sulit dibedakan antara cairan pembersih atau sebagai minuman, mengingat desainnya yang nyaris tidak ada perbedaan.
Bentuk botolnya mirip dengan dengan cairan pencuci piring yang beredar di pasaran. Begitupun juga dengan desain warna sticker dan warna minuman. Yang masih bisa dijadikan pembeda adalah merek atau nama yang sedikit diplesetkan.
Contohnya, minuman bersoda diberi nama Sodlight dibuat sangat mirip dengan cairan pencuci piring merek Sunlight. Sementara minuman berbahan susu diberi nama Momo, dibuat sangat mirip dengan cairan pencuci perabot rumah tangga, Mama Lemon.
-
Produk apa yang sukses mereka jual? 'Di shopee itu belum ada, ada pun harganya mahal banget di Jawa, dan itu mahal banget harganya, kita kenapa enggak kita bIkin saja yang versi murahnya supaya semua orang bisa pakai cetakan kayak gitu,' ucap Uli.
-
Apa yang dijual? Dia merinci, luas tanah lokasi berdirinya masjid 300 meter persegi.'Sementara tanah kosong yang di belakang masjid kurang lebih luasnya juga 300 meter persegi. Jadi kurang lebih dua sertifikat itu luas lahannya 600 meter,' ungkapnya.
-
Apa yang dijual oleh pengedar Pil Koplo? Dari tangan pelaku polisi menyita ribuan butir pil koplo yang hendak dijual ke semua kalangan.
-
Apa yang menjadi modal mereka? Flexing menjadi modal bagi 'crazy rich' seperti Indra Kenz, Doni Salmanan hingga teranyar Wahyu Kenzo untuk menjerat 'korban' dalam investasi bodong yang dikelolanya.
-
Mengapa resep minuman kekinian ini menguntungkan? Menjalankan usaha minuman yang sedang populer bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
-
Apa yang dijual dengan harga Rp1.000? Dengan bahan sederhana dan murah, Anda bisa menjual berbagai olahan es lilin ini dengan terjangkau, yaitu Rp1.000.
"Sodlight itu berbahan soda, karena itu diberi nama Sod maksudnya soda, kalau Momo itu maksudnya minumnya dengan dihisap, mo..mo mo... mo....," kata Vialyne Dinata sambil tersenyum di lokasi produksi di Perumahan Griyasanta Ekslusive Malang, Selasa (19/1).
Vialyne, Jonathan Steven, Panji Adhytama, Yosua Halim dan Selvi Hokman adalah orang-orang di balik produksi minuman kreatif dengan kemasan unik ini. Kelimanya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya Malang. Kelimanya memberi nama minuman kreasi mereka dengan Magic.Wash (Magic dot Wash). Ide itupun masih belum lama dijalankannya, baru sekitar 4 bulan terakhir.
"Idenya dari tren makanan dan minuman yang disajikan dengan cara unik. Karena yang unik, sekarang lagi dicari," kata Vialyne.
Masyarakat tidak perlu takut mengonsumsi minuman ini. Sebab, bahan yang digunakan aman. Vialyne memaparkan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat minumannya mudah dicari di pasaran.
Jenis Sodlight dibuat menggunakan plain soda yang dikombinasi dengan aneka rasa. Mulai dari melon, anggur, stroberi dan jeruk. Sementara untuk Momo, dibuat dari susu sapi segar dengan ditambahkan aneka rasa, seperti rasa taro, cokelat, bublegum dan greentea. "Karena tidak memakai bahan pengawet, minuman hanya tahan 2-4 hari," katanya.
Steven menambahkan, botol kemasan yang mirip dengan botol cairan pencuci piring sengaja dipesan khusus dari sebuah pabrik plastik yang menjadi langganan. Botol itu khusus untuk minuman dan hanya sekali pakai. "Kami menggunakan botol baru, yang pasti aman," jelasnya.
Bisnis mereka selama ini dipromosikan melalui media sosial dan beberapa kali mengikuti pameran. Mereka juga rutin berjualan di arena Car Free Day di Jalan Ijen setiap akhir pekan. "Penjualan sampai Klaten dan Yogyakarta. Pernah ada order dari Kalimantan dan Papua tetapi kami bingung cara mengirimkannya," jelas Steven.
Untuk distribusi ke Klaten dan Yogyakarta, mereka memanfaatkan jasa travel. Barang-barang dimasukkan box dan diberi es, kemudian ditutup secara rapat agar kedap air. Untuk distribusi di dalam kota, mereka menggunakan jasa ojek, bahkan diantarkan sendiri.
Vialyne mengungkapkan, omzet untuk bisnis patungan mereka selama sebulan bisa menembus Rp 13,5 juta. Dalam sebulan mereka mampu menjual sekitar 900 botol Magic dot Wash. Harga jual untuk sodlight Rp 15.000 sementara jenis Momo dijual dengan harga Rp 20.000 per botol.
"Sehari kami menjual maksimal 30 botol. Modalnya awalnya Rp 5 juta secara patungan," katanya.
Rasa unik semakin terasa saat ruang etalase Magic dot Wash dalam bentuk dapur yang dilengkapi tempat pencuci piring. Penjual seolah menjadi tukang cuci di perabot rumah tangga. "Di sini hanya tempat jualan, kalau produksinya di Jalan Cokelat. Ini hanya aksesoris saja," kata Vialyne sambil tertawa. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pabrik miras itu mampu memproduksi 900 botol plastik ukuran 600 mili liter setiap kali produksinya.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaMeski sempat minder, ia terus berupaya mengembangkan bisnis yang sudah dirintisnya.
Baca SelengkapnyaMereka bahkan saling dorong dan berdesakan agar bisa mendapatkan bakso pentol.
Baca SelengkapnyaIa berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca SelengkapnyaBuah ini selalu mewarnai momen Ramadan di Bumi Blambangan
Baca SelengkapnyaPabrik tersebut sudah beroperasi selama kurang lebih 2 bulan di Kota Malang.
Baca SelengkapnyaAntrean tampak mengular sampai di gedung-gedung sekitar lapak.
Baca SelengkapnyaMeski di awal berjualan dia sempat dicemooh, Suwarni enggan ambil pusing.
Baca SelengkapnyaPolisi menggerebek ruko yang dijadikan tempat produksi pabrik minuman keras ilegal jenis 'Ciu' di Tambora.
Baca SelengkapnyaRuko yang dipakai oleh pelaku sebelumnya merupakan sebuah kantor pengacara namun sudah tidak bertempat lagi.
Baca SelengkapnyaBegitu kreatif, pria tersebut memanfaatkan botol bekas yang sudah tak lagi terpakai.
Baca Selengkapnya