Warga ngamuk di rumah dekat lokasi pembuangan mayat Neng
Merdeka.com - Kepolisian menurunkan anjing pelacak guna menelusuri jejak pembunuh PNF (9), bocah yang ditemukan tewas di dalam kardus, di rumah dekat lokasi pembuangan mayat di Jalan Sahabat di Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (4/10).
Rumah itu berada di deretan rumah petak semi permanen yang jaraknya sekitar 50 meter dari lokasi mayat PNF dibuang.
Saat berada di rumah tersebut, petugas kepolisian meminta penghuni rumah untuk keluar. Isinya adalah seorang bapak yang sedang sakit dan istrinya, serta dua anak perempuannya, dan seorang anak lelakinya yang sudah dewasa.
-
Mengapa perampok mengincar rumah korban? RS yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kalipare ditengarai sering menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di rumahnya.
-
Apa yang diambil pelaku dari rumah nenek? Akibatnya banyak harta benda yang raib antara lain lima sertifikat tanah, emas perhiasan, dan uang senilai dua puluh juta rupiah raib diambil pelaku.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Bagaimana cara pelaku masuk ke rumah? Mereka akan beraksi setelah diberi kode oleh pelaku yang pura-pura bertamu. Pelaku masuk ke dalam rumah melalui pintu samping yang tidak dikunci dan langsung membungkam mulut dan menutup mata RS menggunakan lakban.
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Saat itulah beberapa warga yang salah sangka mengamuk. Mereka menyangka anak lelaki di rumah tersebut sebagai pelaku pembunuhannya. Warga berteriak dan mulai memaki-maki lelaki itu.
Polisi pun mendorong warga yang mencoba mendesak. Bahkan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti dan Kasubdit Jatanras Dirkrimum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan pun spontan kaget, lalu mendatangi warga yang mengamuk.
Krishna bergerak cepat menenangkan para warga dengan menggunakan pengeras suara di salah satu mobil.
"Hei, warga, rumah yang tadi dimasuki anjing pelacak bukan rumah pelaku. Saya tegaskan, itu bukan rumah pelaku. Warga sebaiknya jangan bertindak main hakim sendiri, kalian justru melakukan tindak kriminal nanti," kata Krishna sambil melihat ke arah ratusan massa yang sedang disuruh menjauh oleh anak buah Krishna.
Setelah warga menjauh, Krishna mendekati lelaki tersebut guna menenangkan kondisi anak lelaki tersebut. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terduga pelaku dan korban diketahui sempat cekcok di jalan gang dekat rumah, tepat di depan rumah tetangganya.
Baca SelengkapnyaPelaku sering mondar-mandir bawa alat pukul diduga untuk membunuh kucing.
Baca SelengkapnyaAksi penyiksaan itu terekam CCTV sekitar kemudian viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPara pelaku menganiaya korban hingga meninggal dunia karena merasa kesal dan emosi.
Baca SelengkapnyaTiga pelaku yang ditangkap berinisial AYM (25) PPN (28) dan BAA (26). Mereka ditangkap pada Sabtu (17/8).
Baca SelengkapnyaSeorang warga Boyolali, Jawa Tengah, bernama Yudha Bagus Setiawan (32), dilaporkan meninggal dunia diduga akibat ditembak orang tak dikenal.
Baca SelengkapnyaSeekor anjing herder hitam menyerang seorang pejalan kaki yang melintas di perumahan elite di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaPemilik rumah menakut-nakuti maling dengan ular, hingga maling teriak histeris.
Baca Selengkapnya