Warga Wadas Mengadu ke DPR: Dipiting, Dipukul terus Diborgol
Merdeka.com - Ahmad Ardiyanto, warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo yang menolak pelepasan tanah untuk proyek penambangan, mengadukan perlakuan yang dia terima dari petugas saat aksi penolakan kemarin, kepada rombongan Komisi III DPR.
Ahmad mengatakan, saat ditangkap dia sempat dipiting, dibanting serta mendapatkan sejumlah pukulan. Kemudian Ahmad pun dibawa ke TK yang berada di belakang masjid Nurul Huda.
Di lokasi itu Ahmad diborgol dan dibawa ke Polsek Bener. Setelahnya kemudian dibawa ke Polres Purworejo dan ditahan selama semalam.
-
Apa yang terjadi dengan Desa Wonorejo? Di Kalimantan Selatan, ada sebuah desa yang kini telah hilang. Dulu desa itu bernama Wonorejo. Desa tersebut dulunya ditempati oleh orang-orang transmigran yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
-
Mengapa warga Latimojong menolak harga pembebasan lahan? Cones mengaku pasca kejadian tersebut keluarganya mengalami trauma. Bahkan, anaknya enggan berangkat ke sekolah. 'Anak saya trauma dan tidak masuk sekolah karena peristiwa kemarin. Untuk sementara kami menenangkan diri di rumah kerabat,' ucapnya.
-
Apa keluhan utama warga Desa Turus Patria? 'Warga di Desa Turus Patria ini punya keluhan terkait beberapa hal. Yang paling utama adalah soal infrastruktur jalan. Sebab akibat akses jalan menuju desa kami rusak, ini menyebabkan semua hal yang ada di daerah kami terasa tertinggal.'
-
Bagaimana Desa Wonorejo dikosongkan? Karena ada perluasan area tambang, kini penduduk Desa Wonorejo sudah dipindahkan ke desa terdekat, yaitu Desa Sumber Rejeki.
-
Kenapa warga protes pembangunan rumah Ayu Dewi? Keluhan Warga Tetangga Ayu mengeluh karena kebisingan dari proses pembangunan rumahnya yang mengganggu mereka setiap hari. Tidak hanya itu, tukang di rumah Ayu juga pernah menggunakan lahan tetangga tanpa izin.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
"Saya waktu itu di depan masjid ikut mujahadah. Terus tiba-tiba dipiting di leher terus dipukul dari belakang. Saya dibawa ke TK terus diborgol dan dibawa ke Polsek Bener. Saya tidak tahu salah saya apa," kata Ahmad, Kamis (10/2).
Komisi III DPR mengunjungi Desa Wadas dan bertemu dengan warga. Sejumlah anggota Komisi III DPR yang datang di antaranya Desmond Junaidi Mahesa, Taufik Basari, Asrul Sani, Hinca Pandjaitan dan Nashir Jamil.
Desmond mengatakan kehadiran anggota Komisi III ke Desa Wadas ini untuk melakukan pengecekan kondisi warga, dan melihat peristiwa sebenarnya yang terjadi.
Selain mengecek lokasi, anggota Komisi III juga berdialog dengan warga yang mendukung pelepasan tanah untuk penambangan quarry maupun yang menolak tanahnya dibeli.
Menanggapi kesaksian Ahmad, Desmond pun angkat bicara. Desmond menyebut apabila memang tindakan aparat kepolisian seperti itu maka tidak sesuai dengan arahan Kapolri tentang Presisi.
"Polisi harusnya melindungi warga. Kalau benar seperti itu akan kami tanyakan pada rapat dengan Kapolda Jawa Tengah," tegas Desmond.
"Kami sebagai anggota Komisi III, mitra kepolisian dan pengawasan kepolisian tentu acuannya sesuai yang sudah disepakati. Hal ini yang akan kami lakukan saat besok dialog dengan Kapolda Jawa Tengah," tegas Desmond.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jateng, Irjen Ahmad Luthfi memastikan polisi dalam bertugas sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Dia membantah anak buahnya menangkap warga yang kontra dengan proyek pemerintah tersebut. Yang terjadi justru saat itu terjadi gesekan antara warga yang pro dan kontra dengan pembangunan bendungan, sehingga petugas melakukan tindakan pengamanan.
"Tidak ada penangkapan dan penahanan, yang kami lakukan hanya mengamankan," kata Luthfi di Semarang, Selasa (8/2).
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaTema debat kali ini pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaPolisi memburu pelaku perusakan gedung DPR saat demo Apdesi.
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaIshak sebagai salah seorang perwakilan warga Parung Panjang meluapkan perasaannya kepada Mulayadi selaku pimpinan Komisi V DPR.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaKeempatnya tak terima atas proses pemberhentian antar waktu (PAW) secara sepihak yang dilakukan ketua DPRD.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaAkibatnya, pagar-pagar rusak dan nyaris roboh. Polisi dengan cepat, memotong tambang.
Baca Selengkapnya