Alissa Wahid Sebut Isu Agama Dimainkan Politisi untuk Raup Suara di Pemilu 2019
Merdeka.com - Koordinator nasional jaringan Gusdurian, Alissa Wahid menilai saat ini isu agama dimainkan oleh para politisi di Pemilu 2019. Isu agama ini dipakai untuk meraup suara di Pemilu 2019.
Selain isu agama, isu primordial lainnya pun juga dipakai oleh politisi untuk mendulang suara. Para politisi ini disebut Alissa Wahid memang memahami jika saat ini masyarakat Indonesia masih mudah digerakkan oleh isu agama maupun isu primordial lainnya.
"Saya meyakini para politisi itu memahami betul apa yang bisa menggerakkan orang. Yang bisa menggerakkan orang adalah sentimen-sentimen primordial (termasuk di dalamnya isu agama)," jelas Alissa usai Dialog Kebangsaan Seri V bagian dari rangkaian 'Jelajah Kebangsaan' di Stasiun Tugu Kota Yogyakarta, Selasa (19/2) malam.
-
Siapa Kakek Gus Dur? Kakek Gus Dur dari jalur ibu diakui sebagai ulama besar karena keilmuannya
-
Bagaimana Gus Mus menanggapi curhatan para tokoh bangsa? Sejumlah Tokoh Nasional Temui Gus Mus di Rembang, Curhat Kondisi Negeri Ini Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
-
Siapa anak bungsu Gus Dur? Inayah Wulandari Wahid lahir pada 31 Desember 1982. Ia akrab dipanggil dengan nama panggung Inaya Wahid. Nama Wahid ia dapat dari ayahnya yang merupakan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Inaya merupakan anak bungsu dari Gus Dur dan Sinta Nuriyah.
-
Siapa yang mudah dibohongi? Setiap orang tentu tidak akan suka saat dibohongi atau bahkan dimanfaatkan dalam hubungan apapun, baik itu pasangan maupun pertemanan. Tetapi, pasti akan selalu ada saja orang yang mudah dibohongi karena terlalu baik hati.
-
Kenapa Gus Ipul mengajak masyarakat Pasuruan untuk berantas kebodohan? Gus Ipul mengatakan bahwa para pahlawan mengajarkan kita untuk tidak bersimpuh kalah dan menyerah sebesar apapun ancanan dan tantangan akan dihadapi.'Para pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran serta mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Para Pahlawan telah mengajarkan kepada kita bahwa kita bukan bangsa pecundang. Kita tidak akan pernah rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah,' ujar Gus Ipul.
-
Mengapa orang mudah tertipu? Penipuan tidak hanya bergantung pada kecerdasan, melainkan juga pada kelemahan psikologis yang sering kali dimiliki oleh setiap individu. 'Penipu sering kali menyamar sebagai otoritas atau entitas yang bisa dipercaya untuk membangun kredibilitas. Mereka mungkin meniru gaya bahasa dan komunikasi, atau bahkan menyamar sebagai teman dan keluarga untuk menumbuhkan rasa keakraban dan kepercayaan,' jelas Dr. Robert Cuyler, PhD.
Putri sulung Gus Dur ini mengungkapkan mudahnya masyarakat termakan isu agama yang dilemparkan oleh para politisi ini karena masih rendahnya pendidikan politik. Sehingga masyarakat pun terpengaruh oleh isu agama yang dimainkan demi meraup suara di Pemilu.
Alissa menerangkan isu agama di Pemilu 2019 membuat masyarakat terkotak-kotak. Sehingga dengan mudahnya digiring seakan-akan jika salah satu paslon menang atau kalah akan menentukan hidup matinya sebuah bangsa.
"Seakan-akan (pemilihan presiden) hidup-mati, padahal tidak. Siapapun Presidennya tidak ada yang mati juga. Padahal siapapun pemenangnya akan diikat oleh konstitusi. Tapi itu tidak dipahami sehingga seakan-akan (Pilpres itu) hidup mati padahal tidak. Siapapun Presidennya tidak akan ada yang mati juga," ungkap Alissa.
Alissa menambahkan bahwa sentimen emosional masyarakat yang dipengaruhi oleh isu agama ini dimanfaatkan dengan baik oleh para politisi. Memanfaatkan sentimen masyarakat akan isu agama ini disebut Alissa sebagai dosa para politikus.
"Sentimen masyarakat yang seperti itu (digerakkan oleh isu agama) justru dimanfaatkan oleh elit politik. Siapa yang berdosa? Yang berdosa adalah elit politik yang memanfaatkan sentimen emosional warga yang belum cukup pendidikan politiknya," pungkas Alissa.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pihak diingatkan tidak memainkan politisasi agama hanya untuk meraih kemenangan
Baca Selengkapnya"Imin merebut PKB dan tidak bisa dibiarkan," tulis Alissa menirukan perkataan Gus Dur kala itu.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaKampanye secara negatif diharapkan tidak terjadi lagi karena berdampak buruk pada perkembangan demokrasi.
Baca SelengkapnyaAlissa mempertanyakan terkait sejumlah orang yang dinarasikan mendukung salah satu capres-cawapres dengan memakai kaos Gusdurian.
Baca SelengkapnyaGus Dur adalah pemimpin yang begitu dicintai rakyat Indonesia karena sosoknya gigih memperjuangkan hak-hak kaum minoritas.
Baca SelengkapnyaInayah Wulandari Wahid mengulas etika demokrasi yang digaungkan ayahnya Gus Dur.
Baca SelengkapnyaMenteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyayangkan banyak tokoh yang menjadikan isu agama sebagai guyonan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus bisa membangun toleransi dan menghindari fanatisme berlebihan untukmengancam persatuan
Baca SelengkapnyaMenurut Ramli, capres dan cawapres yang mendapatkan dukungan tidak bisa menolak dukungan yang diberikan elemen masyarakat manapun.
Baca SelengkapnyaKalau mampu mendapatkan basis massa dukungan NU yang beririsan dengan partai lain, itu sangat menentukan bagi kemenangan
Baca Selengkapnya