Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anomali merosotnya elektabilitas partai pendukung Jokowi

Anomali merosotnya elektabilitas partai pendukung Jokowi Presiden Jokowi berulang tahun. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejak jauh hari, empat partai yakni Golkar, NasDem, Hanura dan PPP telah mendeklarasikan diri dukung Joko Widodo di Pemilu 2019. Selain karena dianggap sukses, ketokohan Jokowi dianggap bisa mendongkrak elektabilitas partai pendukung.

Sayang, harapan partai pendukung Jokowi itu justru berbanding terbalik dengan hasil survei elektabilitas parpol yang dikeluarkan oleh lembaga survei SMRC. Empat partai pendukung malah merosot, berbanding terbalik dengan PDIP, sang 'pemilik' Jokowi.

Pengamat politik dari Unpad Muradi juga melihat terjadi keanehan, karena rupanya elektabilitas partai pendukung Jokowi malah merosot. Jika soal elektabilitas PDIP, dia memaklumi.

Pertama, PDIP dilihat konsisten sebagai partai pemerintah. Salah satunya dalam isu Pansus angket KPK. Meskipun ada penolakan, KPK dianggap berhasil membuka mata publik, ada sejumlah kejanggalan di internal KPK.

"Itu dan figur Bu Mega, Pak Jokowi, saya kira perlu dipahami, Pak Jokowi itu PDIP, PDIP itu ya Jokowi, buat saya sederhana sekali," kata Muradi saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (6/10) sore kemarin.

Pada Pemilu 2014, PDIP meraup suara 18,95 persen. Sementara hasil survei SMRC terbaru yang dilakukan awal September kemarin elektabilitas PDIP mencapai 27,1 persen.

Sementara Golkar pada 2014 lalu mendapat 14,75 persen, di survei SMRC hanya 11,4 persen. Muradi pun menganalisa penurunan Golkar ini.

"Kalau Golkar kan faktor Setya Novanto, dianggap punya keinginan menjadi orang yang mau melawan hukum," kata Muradi.

Partai pendukung Jokowi berikutnya yang merosot versi SMRC adalah NasDem. Partai pimpinan Surya Paloh ini bahkan tak lolos parliamentary threshold karena hanya mendapatkan suara 2,4 persen. Pada Pemilu 2014 lalu, NasDem mendapatkan suara sebanyak 6,72 persen.

Hampir sama dengan Golkar, Muradi melihat, faktor penurunan NasDem karena perilaku yang selama ini ditunjukkan oleh para elitenya.

"NasDem dengan berbagai manuvernya, punya potensi merusak hukum, soal kejaksaan, jaksa agungnya dari orang partai, publik melihat itu," kata dosen FISIP Unpad ini.

Begitu pula dengan PPP, partai ini kini tengah berkutat dengan masalah internalnya. Di satu sisi ada kubu Romahurmuziy. Di sisi lain, ada kubu mantan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz yang masih ngotot merasa berhak atas kepengurusan PPP.

PPP versi SMRC hanya memperoleh 4,3 persen suara. Sementara pada Pemilu 2014 lalu, partai pimpinan Suryadharma Ali kala itu meraup suara 6,53 persen.

Partai lainnya yakni Hanura, dia menambahkan, semenjak dipegang Oesman Sapta Odang (OSO), bisa dibilang tidak ada perubahan yang nyata. Terlebih, Hanura kini hanya menjadi partai yang paling kecil suaranya di DPR.

Pada Pemilu 2014 lalu, Hanura mendapatkan 5,26 persen. Namun versi lembaga survei SMRC, partai pimpinan OSO ini cuma dapat 1,3 persen.

"Hal lain karena enggak terlalu besar jadi tidak mempengaruhi betul. Itu yang saya kira posisi NasDem dan Hanura menjadi tidak cukup besar," analisa Muradi lagi.

Sementara elektabilitas Jokowi sendiri masih dianggap batas yang baik. Meskipun, dalam beberapa bulan belakangan, pemerintahan Jokowi sering diterpa isu miring.

Dalam survei SMRC, elektabilitas Jokowi sebesar 38,9 persen. Sementara persaing terberatnya yakni Ketum Gerindra Prabowo Subianto jauh di bawahnya dengan besara 12 persen saja.

"Bulan September kemarin itu luar biasa, tiap bulan ada saja isunya, yang dibilang pro China, PKI, anti Islam, kemudian banyak yang mengganggu pemerintahan beliau, 38 persen itu kalau menurut saya sudah cukup baik. Karena dengan masalah bertubi-tubi, juga dilakukan oleh orang-orang di lingkaran beliau, maka agak rumit," kata Muradi.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain
Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain

Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Survei Indikator Politik: PDIP Turun Ditempel Gerindra, Jokowers Pindah ke Partai Lain
VIDEO: Survei Indikator Politik: PDIP Turun Ditempel Gerindra, Jokowers Pindah ke Partai Lain

Dari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023

Baca Selengkapnya
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo

Di DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.

Baca Selengkapnya
LSI Denny JA Ungkap Sederet Blunder PDIP yang Bikin Suara Disalip Gerindra untuk Pertama Kali
LSI Denny JA Ungkap Sederet Blunder PDIP yang Bikin Suara Disalip Gerindra untuk Pertama Kali

LSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.

Baca Selengkapnya
Jokowi Effect Dinilai jadi Faktor Utama Pemilih PDIP Alihkan Dukungan ke Prabowo
Jokowi Effect Dinilai jadi Faktor Utama Pemilih PDIP Alihkan Dukungan ke Prabowo

Prabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator Politik, Elektabilitas Gerindra Salip PDIP dan PKB di Jawa Timur
Survei Indikator Politik, Elektabilitas Gerindra Salip PDIP dan PKB di Jawa Timur

Lembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator, Sosok Jokowi Beri Pengaruh Besar pada Elektabilitas PDIP
Survei Indikator, Sosok Jokowi Beri Pengaruh Besar pada Elektabilitas PDIP

Ketika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.

Baca Selengkapnya
Jokowi Diisukan Masuk Golkar, Airlangga: Bagus-Bagus Saja, Beliau Tokoh Nasional
Jokowi Diisukan Masuk Golkar, Airlangga: Bagus-Bagus Saja, Beliau Tokoh Nasional

Menurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.

Baca Selengkapnya
Partai Pemenang Pemilu 2019, Lengkap dengan Persentasenya
Partai Pemenang Pemilu 2019, Lengkap dengan Persentasenya

Pantai pemenang pemilu 2019 adalah PDIP. PDIP berhasil meraih posisi pemenang dengan jumlah kursi terbanyak di parlemen.

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Litbang Kompas: Efek Jokowi Angkat Elektabilitas Prabowo-Gibran, Jatuhkan Ganjar-Mahfud
Survei Terbaru Litbang Kompas: Efek Jokowi Angkat Elektabilitas Prabowo-Gibran, Jatuhkan Ganjar-Mahfud

Prabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator Usai Putusan MK: Dukungan Publik pada PDIP Tinggi, Ada Faktor Jokowi
Survei Indikator Usai Putusan MK: Dukungan Publik pada PDIP Tinggi, Ada Faktor Jokowi

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.

Baca Selengkapnya
Saat Banteng Ditinggal Kawanan
Saat Banteng Ditinggal Kawanan

Peta koalisi jelang Pilpres 2024 semakin jelas. Prabowo menjadi bakal capres yang mendapat sokongan terbanyak dari parpol parlemen.

Baca Selengkapnya