Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BPN Prabowo Tak Setuju Pengangguran Digaji, APBN Sudah Defisit Rp 296 T

BPN Prabowo Tak Setuju Pengangguran Digaji, APBN Sudah Defisit Rp 296 T Politikus PKS Handi R Idris. ©2019 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Capres Jokowi mengeluarkan kartu sakti baru berupa Kartu Pra-kerja. Kartu ini nantinya akan memberikan pelatihan kepada para lulusan SMA/SMK atau sederajat. Mereka yang menganggur akan tetap diberikan honor atau gaji.

Namun program ini dikritisi oleh Badan Pemenangan Pemilu (BPN) Prabowo-Sandiaga. Sebab, apabila dilihat dari postur APBN, anggaran untuk menggaji para pengangguran yang jumlahnya sampai 6,8 juta orang pada 2018, menurut data BPS.

"Apa yang ditawarkan Pak Jokowi melalui kartu-kartu, termasuk kartu pra-kerja bukan merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan pengangguran. Tapi justru membuat masyarakat tidak kreatif," kata Anggota BPN Prabowo-Sandi Bidang Ekonomi, Handi R Idris kepada merdeka.com, Selasa (5/3).

Selain itu, kata dia, kondisi ekonomi ke depan masih belum bisa diprediksi. Sehingga, janji yang diberikan oleh capres petahana itu akan berdampak terhadap keuangan negara.

Bicara soal postur APBN, Handi menjelaskan, dalam APBN 2019, pendapatan negara sebesar Rp 2.165,1 triliun dan anggaran belanja Rp 2.461,1 triliun.

"Defisit anggaran tahun depan sebesar Rp 296 triliun atau setara 1,84% dari produk domestik bruto (PDB). Jadi masih sulit, dan ini (kartu prakerja) sangat tidak produktif," jelas Politikus PKS ini.

Handi juga menjelaskan, Indonesia belum menjadi negara yang mampu membiayai semua kebutuhan masyarakat. Karena kondisi ekonomi yang belum stabil. Sehingga dia melihat, janji kartu prakerja Jokowi sulit direalisasikan.

"Kita belum masuk dalam kategori negara welfare state yang bisa membiayai semua kebutuhan masyarakatnya. Negara-negara welfare state memiliki tax ratio yang tinggi dan income per capita yang juga tinggi," tegas dia.

Sementara Prabowo-Sandiaga, untuk mengatasi masalah pengangguran lebih fokus terhadap membuka lapangan pekerjaan. Kemudian melakukan pembiayaan terhadap UMKM. Hal itu dirasa lebih produktif ketimbang menggaji masyarakat pengangguran.

"Jadi kami lebih melihat penguatan program pemberdayaan masyarakat, kurikulum sekolah vokasi dan pembiayaan program UMKM dalam mendorong menciptakan entrepreneur muda, akan lebih berguna dan bermanfaat ketimbang kartu-kartu tersebut," tegas Handi.

Namun petahana merasa yakin bahwa Indonesia memiliki anggaran yang cukup untuk membiaya janji kampanye Capres Jokowi.

Politikus PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan, Jokowi telah menyiapkan anggaran untuk program barunya jika kembali terpilih di Pilpres 2019. Program baru yang dimaksud di antaranya Kartu Sembako Murah, Kartu Pra-Kerja dan KIP Kuliah.

"Misalnya KIP untuk mahasiswa ini kan baru, selama ini sampai SMA. Anggarannya ada? sudah ada," kata Pramono di kantornya, Senin (25/2).

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menjelaskan, Jokowi telah fokus membangun infrastruktur selama empat tahun lebih. Jika kembali terpilih, Jokowi beralih membangun sumber daya manusia (SDM) secara besar-besaran. Melalui KIP Kuliah, Pramono optimis SDM generasi muda Indonesia akan semakin baik.

"Ini prioritas Presiden kalau terpilih lagi untuk bangun SDM," ucapnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020
Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020

Pada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Kumpulkan Rp1.196,54 Triliun Penerimaan Pajak di Agustus 2024, Ini Rinciannya
Pemerintah Kumpulkan Rp1.196,54 Triliun Penerimaan Pajak di Agustus 2024, Ini Rinciannya

Penerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023

Pendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.

Baca Selengkapnya
Defisit APBN Agustus 2024 Tembus Rp153,7 Triliun
Defisit APBN Agustus 2024 Tembus Rp153,7 Triliun

Meski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.

Baca Selengkapnya
DPR Sahkan UU APBN 2025, Target Pendapatan dari Pajak Rp2.490 Triliun
DPR Sahkan UU APBN 2025, Target Pendapatan dari Pajak Rp2.490 Triliun

Pengesahan ini menjadi landasan Prabowo Subianto menjalankan pemerintahannya di tahun pertama.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024

APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun

Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca Selengkapnya
Negara Kantongi Pajak Rp149 Triliun Sepanjang Januari 2024, Pajak Karyawan Naik Tinggi
Negara Kantongi Pajak Rp149 Triliun Sepanjang Januari 2024, Pajak Karyawan Naik Tinggi

Penerimaan berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas sebesar Rp83,69 triliun atau 7,87 persen dari target.

Baca Selengkapnya
Bank Dunia Kritik Makan Siang Gratis, Menteri Airlangga: Mereka Belum Tahu Programnya
Bank Dunia Kritik Makan Siang Gratis, Menteri Airlangga: Mereka Belum Tahu Programnya

Kekhawatiran Bank Dunia sendiri terkait potensi melebarnya defisit APBN terhadap produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024

Realisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).

Baca Selengkapnya
Tahun 2023 Segera Berakhir, Sri Mulyani Pamer Pendapatan Negara Capai Rp2.553,2 Triliun
Tahun 2023 Segera Berakhir, Sri Mulyani Pamer Pendapatan Negara Capai Rp2.553,2 Triliun

Angka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Kumpulkan Pajak Rp1.517 Triliun Hingga Oktober 2024
Sri Mulyani Kumpulkan Pajak Rp1.517 Triliun Hingga Oktober 2024

Adapun total penerimaan pajak berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas Rp810,76 triliun atau 76,24 persen dari target.

Baca Selengkapnya