BPN Soal Selisih Jokowi-Prabowo 11 persen di Survei: Indikasi Kami Menang Pilpres
Merdeka.com - Elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengejar Joko Widodo-Ma'ruf Amin versi survei Litbang Kompas. Berdasarkan survei itu, selisih antar paslon tinggal 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, berbanding Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen.
Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga Suhud Alynudin mengatakan hasil survei tersebut mirip dengan survei internal. Survei tersebut, menurutnya, menandakan kemenangan bagi paslon 02 di Pilpres 2019.
"Indikasi kami akan menang insya Allah di Pilpres 2019 mendatang," kata Suhud kepada wartawan, Rabu (20/3).
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Prabowo kokoh di Pilpres 2024? Posisinya sebagai ketua umum partai, membuat Prabowo kokoh dibanding calon lainnya.
-
Mengapa elektabilitas PSI masih rendah? 'Kalau PSI hari ini baru dapat 1,5 persen dari data kita. Kali ini ia belum mendapatkan dampak elektoral sebagai partainya Kaesang yang anaknya Jokowi begitu ya,' kata Hanggoro di Kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (19/12).
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Kenapa Prabowo diprediksi menang di Pilpres 2024? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
Suhud menganalisis, elektabilitas Jokowi akan stagnan di angka 50 persen. Dia memprediksi akan sulit bagi paslon 01 untuk mendongkrak elektabilitas di sisa masa kampanye ini.
"Pemilih loyal Pak Jokowi di bawah 40 persen. Artinya, saat ini susah buat dia genjot elektabilitas dalam waktu 1 bulan," ujarnya.
Melihat kondisi di lapangan, kata Suhud, swing voters kecil kemungkinan bakal mendukung Jokowi-Ma'ruf. Kemungkinan besar, menurutnya, arah dukungan para swing voters mengarah ke Prabowo-Sandiaga atau memilih golput alias tidak memilih.
"Kami yakin swing voters takkan lari ke petahana. Paling apes mereka golput. Namun kami yakin sebagian besar akan ke pasangan Prabowo-Sandi insya Allah," klaim Suhud.
Merujuk survei tersebut, elektabilitas Prabowo-Sandiaga masih kalah telak di beberapa daerah, semisal Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jateng, paslon 02 mengantongi suara 18,4 persen dan Jatim 27,8 persen.
Suhud memprediksi elektabilitas paslon 02 akan naik di dua daerah tersebut. Sosok Sandiaga dijadikan strategi bagi BPN untuk mendongkrak elektabilitas.
"Kami yakin faktor Pak Sandi masih berpeluang untuk mendorong elektabilitas, khusus untuk Jateng dan Jatim," tandasnya.
Dikutip merdeka.com dari Harian Kompas Rabu (20/3), berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaKemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi
Baca SelengkapnyaMenurut dia, hal ini tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dari tiga lembaga survei Indikator, Poltracking, dan Populi menunjukkan popularitas pasangan Prabowo-Gibran melampaui 40 persen.
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaThe Economist menyoroti program keberlanjutan yang diusung paslon ini.
Baca SelengkapnyaPada survei terbaru 23-24 Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai angka 46,7 persen. Angkanya terus naik dari November 2023.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dukungan untuk Prabowo mencapai 45,3 persen.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dinilai sulit berubah, termasuk dampak dari swing voter
Baca Selengkapnya