Capres PDIP, trah Bung Karno atau kader pekerja?
Merdeka.com - Di antara generasi kedua trah Bung Karno, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani adalah salah satu yang cukup diperhitungkan untuk dimajukan sebagai capres 2014. Bukan rahasia umum, Puan sebelumnya sudah dipersiapkan oleh mendiang ayahnya Taufiq Kiemas.
Taufiq memang tidak langsung menyebut nama Puan. Namun, menjelang akhir hidupnya, ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu terus menyuarakan regenerasi kepemimpinan nasional, yang jelas memberi jalan bagi anak muda, tak terkecuali Puan.
Berbeda dengan Kiemas yang cenderung mendorong Puan, seorang sumber di internal PDIP mengatakan, Megawati Soekarnoputri justru lebih rasional untuk memajukan keturunannya sebagai pemimpin. Bagi Megawati, kata dia, apa yang terbaik untuk bangsa dan partailah yang akan dipersiapkan.
-
Siapa kakek Prabowo Subianto? Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
-
Siapa keponakan Prabowo Subianto? Perlu diketahui, Thomas Djiwandono alias Tommy merupakan keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa yang mempersiapkan Prabowo? Prabowo mengaku, dipersiapkan oleh Presiden Jokowi sebagai pemimpin Indonesia selanjutnya.
-
Kapan Jokowi menandatangani berkas capim KPK? Untuk diketahui, Jokowi telah menandatangani berkas laporan hasil akhir daftar nama calon pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024—2029. Berkas capim dan dewas yang dilaporkan oleh panitia seleksi telah ditandatangani sejak Senin (14/10) sore.
-
Bagaimana cara Jokowi mempersiapkan Prabowo? 'Jadi, Mas Bowo berangkat ke sini ketemu ini jadi beliau yang saya siap pak siap bener saya ke Tiongkok atas petunjuk beliau saya ke Jepang saya sekarang di perintahkan untuk ke Timur Tengah karena sangat penting,' imbuh dia.
Kini mendekati Pilpres 2014, pertanyaan siapa trah Bung Karno yang akan digadang-gadang dalam kontestasi politik nasional itu kembali mencuat. Sebab, sebagian kader PDIP masih menganggap penting kelanjutan trah Bung Karno, meski ada juga yang menilai partai harus 'move on' dengan berbasis kinerja.
"Hadirnya trah Soekarno dalam politik, tetap memiliki ruang yang besar dalam benak dan hati rakyat," kata Wasekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto kepada merdeka.com, Kamis (5/9).
Meski demikian, Puan sebagai salah satu trah Bung Karno, mengatakan kinerja harus lebih didahulukan ketimbang faktor darah.
"Kita gak bisa mendikotomikan antara kinerja dengan trah. Jadi kalau kemudian di PDI perjuangan masih ada keluarga Bung Karno yang berkiprah di PDI perjuangan tentu saja hrus kita lihat dulu kinerja orang tersebut di PDI Perjuangan," ujar Puan kemarin di Gedung DPR.
Hal itu penting, kata Puan, agar keluarga Bung Karno tidak dianggap hanya memajukan politik dinasti, tanpa memberikan kesempatan kepada kader-kader lain yang ingin memajukan partai.
Ditanya soal kemungkinan jika dirinya ditunjuk sebagai capres oleh partai, Puan menjawab diplomatis.
"Saya kan kader, kader itu kan ikut aturan dan mekanisme partai. Jadi kalau sebagai kader harus paham dan tahu mekanisme yang ada di internal. Kami sudah menyatakan siapa yang akan maju dalam Pilpres ditentukan ibu ketua umum, ya saya ikut dan tunduk," ujar dia.
Sebagai trah Bung Karno yang digadang-gadang, Puan tidak sendirian. Ada Prananda Prabowo, anak kedua Megawati dari almarhum Letnan Satu Penerbang Surindro Supjarso, dan Puti Guntur Soekarnoputra, anggota Fraksi PDIP DPR yang juga anak Guntur Soekarnoputra, putra sulung Soekarno.
Hasto mengatakan, pengaruh trah sang proklamator sudah dibuktikan oleh sejarah. "Sejarah PDI Perjuangan membuktikan, ketika masa sulit pun, pada saat PDI berhadapan dengan pemerintah Orde Baru yang sangat otoriter, konsolidasi yang dilakukan Megawati berangkat dari realitas betapa Bung Karno masih ada di tengah rakyat," kata Hasto.
Hasto tidak bisa membayangkan bagaimana konsolidasi partai saat itu tanpa adanya Megawati sebagai anak Bung Karno. "Dalam situasional seperti saat itu, di mana terjadi kegelisahan di seluruh aspek kehidupan, getaran terhadap kepemimpinan ala Bung Karno justru semakin besar," ujarnya.
"Saya meyakini masih kuatnya emotional bonding rakyat terhadap ide, gagasan, dan perjuangan Bung Karno," imbuhnya.
Dengan demikian, lanjut Hasto, bagi sekalangan elite yang menempatkan kepemimpinan hanya berdasar variabel elektabilitas semata, maka mereka tidak menangkap getaran ikatan emosional tersebut.
"Karena itulah berbicara trah Soekarno, adalah bicara kesejarahan dan sosiologi politik, namun juga harapan," ujarnya. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tongkat komando estafet kepemimpinan tersebut milik Bung Karno
Baca SelengkapnyaPuan sempat meragukan informasi terkait Gibran yang bakal jadi cawapres Prabowo.
Baca Selengkapnya|Kabar Kaesang masuk PSI sudah didengar baru-baru ini.
Baca SelengkapnyaKaesang bercerita tentang sang ayah Presiden Joko Widodo yang menjadi panutannya.
Baca SelengkapnyaBerikut sepak terjang anak dan menantu Jenderal Kopassus yang dipanggil Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPuan juga memberikan ucapan selamat kepada Kaesang dengan posisi barunya.
Baca SelengkapnyaTim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran ini dipimpin Rosan Roeslani.
Baca SelengkapnyaDengan kondisi seperti itu, ia pun meyakini jika antara dirinya dengan musuh yang baru ini dianggap sama-sama saling tahu kekuatan masing-masing.
Baca SelengkapnyaBerikut formasi Tim Prabowo yang lengkap terdiri dari para pejabat tinggi.
Baca SelengkapnyaPuan memilih mengajak Kaesang untuk merapat dan mendukung Ganjar.
Baca SelengkapnyaTidak sedikit generasi muda saat ini menduduki jabatan strategis di dunia politik.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani menyebut Cak Imin adalah Kakaknya. Mereka kenal sejak SMA.
Baca Selengkapnya