Demokrat segera bahas wacana duet JK-AHY di Majelis Tinggi
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarif Hasan mengatakan pengurus DPP akan membahas aspirasi kader terkait koalisi alternatif dan duet Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam waktu dekat. Setelah dibahas di tingkat pengurus, hasil pembahasan akan dibawa ke Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Ke pengurus dulu dong, baru ke Majelis Tinggi. Tapi masih banyak opsi lain juga yang muncul. Salah satunya JK-AHY. Tapi kan kita belum putuskan siapa ini, kan banyak tokoh-tokoh yang potensial," kata Syarif saat dihubungi, Senin (2/7).
Demokrat akan terus mengupayakan agar koalisi alternatif di luar koalisi Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Wacana tersebut, kata dia, perlu mendapatkan respons terlebih dahulu dari partai politik lain.
-
Bagaimana Demokrat akan membantu Prabowo? Nantinya, kata Waketum Gerindra, Demokrat akan memberikan masukan dan catatan terhadap program pemerintahan Jokowi. 'Prabowo sudah menyatakan keyakinannya untuk melanjutkan banyak sekali program-program Pak Jokowi yang sangat baik. Dan tentu Partai Demokrat pada saatnya akan memberikan masukan-masukan juga dan catatan-catatannya.'
-
Kenapa Prabowo minta bantuan Demokrat? AHY mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Kenapa Prabowo akan minta pendapat Jokowi? 'Pak Prabowo kan mengatakan Pak Jokowi itu mentor beliau, di acara-acara internal Pak Prabowo berulang kali menyampaikan kepada kami bahwa beliau belajar banyak dari Pak Jokowi. Beliau kan sebagai tentara kan belajar kepemimpinan dari muda, tapi melihat sosok yang begitu luar biasa ya itu adalah Pak Jokowi,' tambahnya.
-
Kenapa PPP melihat perkembangan koalisi lain? Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya juga melihat perkembangan dari koalisi lain sebelum menentukan sosok cawapres yang tepat untuk Ganjar.
"Pokoknya kita akan mengusahakan dulu, kita lihat dulu aksinya dan respon dari parpol. Baru kita lihat siapa yang kita dorong, mudah-mudahan yang terbaik," terangnya.
Syarif mengakui nama JK di bursa Capres yang diusung Demokrat muncul setelah pertemuan JK dengan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. Meski keduanya menampik membahas dinamika politik jelang Pilpres, tapi kader merespons dengan memunculkan duet JK-AHY.
"Iya memang opsi itu muncul setelah pertemuan itu. Muncul disuarakan oleh kader-kader," ungkapnya.
Anggota Komisi I DPR ini menambahkan, Demokrat terus menjalin komunikasi dengan JK. Namun, JK belum memberikan jawaban terkait wacana menduetkannya dengan AHY.
Komunikasi dengan Golkar, partai dari JK juga belum dilakukan karena wacana itu baru sebatas usulan dari kader Demokrat. "Belum ada. Komunikasi kita baru sekedar komunikasi. Kita belum bicara ke arah ke sana, belum," tandas Syarif.
Ketua Divisi Informasi dan Komunikasi DPP Demokrat, Imelda Sari mengatakan pihaknya membuat polling terkait Pemilu 2019. Hasilnya, mayoritas kader mengingingkan Demokrat membuat poros alternatif.
Polling tersebut juga menanyakan kombinasi pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Dari hasil polling, kader menilai Jusuf Kalla layak menjadi Capres dipasangkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapresnya.
"Dalam perbincangan di dalam pengurus lartai memang kita bikin polling secara internal. Yang hasilnya 90 persen menginginkan adanya Koalisi Alternatif," kata Imelda.
Demokrat terlihat serius menggodok duet JK-AHY di Pemiu 2019. Meski masih tahap pembahasan, elit-elit Demokrat ramai mengunggah poster JK-AHY.
Imelda pun secara terang-terangan mengunggah poster JK-AHY di akun Instagram pribadinya dan status whatsapp pada Minggu (1/7) kemarin. Dalam unggahan tersebut, Imelda menyebut JK-AHY sebagai pasangan capres-cawapres 2019.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demokrat sedang berada di persimpangan menentukan langkah politik selanjutnya.
Baca SelengkapnyaMenteri aktif itu mengaku mendapat restu dari sosok pak lurah untuk membentuk koalisi baru bersama Partai Demokrat, PKS dan PPP.
Baca SelengkapnyaDemokrat tidak menutup peluang bergabung ke Koalisi Indonesia Maju mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaAHY merespons usulan DPD Demokrat Jakarta yang melirik Pj Heru Budi Hartono.
Baca SelengkapnyaKIM Plus merupakan nama untuk koalisi yang terdiri atas partai-partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan partai-partai di luar koalisi itu.
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaRiefky menyebut, peluang berkoalisi dengan NasDem, PDIP hingga PKS masih terbuka lebar.
Baca SelengkapnyaAHY memberikan sinyal segera berkoalisi dengan partai lain menuju Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Bappilu Demokrat Andi Arief memberikan kode atas ajakan tersebut jika Kantor PDIP dan Kantor PPP dekat dengan Kantor Partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaDemokrat diberikan hak yang sama dengan partai yang sudah mendukung Prabowo lebih dulu.
Baca SelengkapnyaPKS tidak menutup kemungkinan untuk membentuk poros baru di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya