Selisih Elektabilitas Jokowi & Prabowo Makin Tipis, TKN Bantah Koalisi Tak Solid
Merdeka.com - Elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf anjlok di bawah 50 persen. Hasil survei Litbang Kompas menyatakan, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi kini semakin tipis yakni 11,8 persen.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sementara, sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni mengatakan pihaknya masih mempelajari lebih lanjut hasil survei tersebut.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi saat mencoblos? Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mencoblos capres-cawapres, caleg DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kota Jakarta.
"Harus dipelajari. Karena hasil survei lain menunjukkan hasil sebaliknya. Tren SMRC dan lain-lain menunjukkan sebaliknya, suara Pak Jokowi semakin membaik," ujar Raja melalui pesan singkat, Rabu (20/3).
Dia menampik jika menurunnya elektabilitas paslon nomor urut 01 itu ditengarai kurang solidnya koalisi dalam berkampanye memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
"TKN tetap solid kok memenangkan Pak Jokowi-Ma'ruf. Sangat solid bahkan," tegasnya.
Pihaknya tetap optimis memenangkan Jokowi-Ma'ruf dalam kontestasi Pilpres. Alasannya, selisih yang dirilis Litbang Kompas adalah angka yang sulit dikejar pihak Prabowo-Sandi.
"Selisih sekitar 13 persen dengan margin of error sekitar 3 persen merupakan selisih yang sangat sulit dikejar Pak Prabowo. Kami sangat optimis menang, tinggal menentukan seberapa tebal kemenangan kami," katanya.
Diketahui, survei Kompas menggunakan metode wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari-5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.
Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
Walaupun selisih keterpilihan semakin sempit, Jokowi-Ma'ruf masih berpeluang memenangkan Pilpres 2019. Sebab hasil ekstrapolasi elektabilitas menunjukkan peluang kemenangan Jokowi-Ma'ruf lebih besar dari Prabowo-Sandi.
Ekstrapolasi adalah perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia itu. Dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan dukungan pilihan (undecided voters) akan terbagi proporsional menurut perolehan survei, potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf 56,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,2 persen. Disebutkan pula, penurunan suara Jokowi-Ma'ruf masih akan terjadi sebulan ke depan.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDIP masih menjadi jawara, diikuti Gerindra, Golkar dan PKB.
Baca SelengkapnyaPlt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono tetap yakin Ganjar Pranowo-Mahfud Md menang satu putaran meskipun saat ini elektabilitas mereka merosot.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan elektabilitas 53,4 persen.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dari tiga lembaga survei Indikator, Poltracking, dan Populi menunjukkan popularitas pasangan Prabowo-Gibran melampaui 40 persen.
Baca SelengkapnyaElektabilitas keduanya bisa naik dan Prabowo-Gibran bisa turun ketika ada hal khusus.
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo tetap teratas mengungguli Ganjar dan Anies meski alami penurunan elektabilitas.
Baca Selengkapnya