Gerindra sebut sebagian besar internal menolak koalisi dengan PDIP
Merdeka.com - Partai Gerindra terus melakukan komunikasi dengan parpol lain untuk memastikan tiket Pilpres 2019. Namun, Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono mengatakan bahwa sulit jika partainya berkoalisi dengan PDIP. Mayoritas kader pun akan menolak.
"Menurut pandangan saya agak sulit partai Gerindra berkoalisi dengan PDIP karena sebagian besar internal partai pasti menolak," kata Ferry saat dihubungi merdeka.com, Senin (9/4).
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sendiri dikabarkan bakal bertemu dengan politisi PDIP Puan Maharani. Ferry membantah bahwa ini merupakan strategi politik Prabowo. Sebab, pemicu pertemuan ini bermula dari keprihatinan keras Prabowo terhadap kondisi bangsa.
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Kenapa Gerindra tidak akan menjadi mayoritas di kabinet Prabowo-Gibran? 'Ya dari Gerindra sedikit lah (jumlahnya),' kata Dasco di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (16/9).
-
Kenapa Golkar dukung Prabowo? “Kenapa Partai Golkar menjatuhkan pilihan kepada Pak Prabowo Subianto? tidak lain, tidak bukan karena Bapak Letnan Jenderal Pak Prabowo Subianto lahir dari rahim Partai Golkar.
-
Apa peran Golkar dalam koalisi Prabowo? Golkar dan PAN yang menjadi partai pengusung teranyar juga memiliki kandidat yang bisa diusulkan ke Prabowo.
-
Bagaimana tanggapan Gerindra soal poster Kabinet Prabowo-Gibran? 'Saya menanggapi poster ini kreatif, orang ngarangnya kreatif. Yang begini-begini ini pasti belum di ini ya,' ungkapnya saat di wawancara, Selasa (26/3).
-
Apa yang ditolak Prabowo? Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
"Pertemuan Puan dengan Pak Prabowo kan diawali dari respons terhadap kritik keras yang disampaikan Prabowo terhadap kondisi bangsa saat ini," ucapnya.
Lebih lanjut, Ferry juga melihat bahwa kekompakan partai pendukung Jokowi mulai kendor. Ini disebabkan dari kebijakan pemerintah yang tidak tepat. Termasuk karena kasus polemik puisi adik ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri yakni Sukmawati Soekarnoputri.
"Saya justru melihat bahwa soliditas partai partai yang semula mendukung Jokowi menjadi agak terganggu karena faktor elektabilitas Jokowi yang terus menurun akibat menghilangnya premium dan kenaikan harga bbm, nilai rupiah yang terus menurun serta kasus Sukmawati," ujar Ferry.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gelora menilai, jika PKS menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju, maka akan menjadi sinyal pembelahan.
Baca SelengkapnyaPartai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menolak wacana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaBudiman dipanggil untuk klarifikasi karena kehadirannya ke Prabowo seakan tidak tegak lurus mendukung pencapresan Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaGerindra membuka lebar pintu bagi siapapun yang ingin mendukung Prabowo di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaDalam Survei LSI Denny JA, terungkap Golkar lebih memilih merapat ke Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfuz Sidik, PKS selama masa kampanye Pilpres 2024, banyak melakukan serangan negatif kepada Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaGerindra menyebut tidak bisa mencegah atau melarang kader partai lain mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaGerindra Bocorkan Pertemuan Parpol Besar di Bali: Mayoritas DPD-nya Dukung Prabowo
Baca SelengkapnyaPrabowo dan PSI menunjukkan 'kemesraan' saat bertemu Rabu, 3 Agustus kemarin.
Baca SelengkapnyaPDIP mengklaim sejak awal menghindari kerja sama yang didasari oleh nafsu kekuasaan semata.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku, mendapat undangan rakornas PKS, usai pertemuan dengan tamu penting.
Baca SelengkapnyaMuzani menepis soal wacana pertemuan Prabowo dan Megawati dimaknai sebagai upaya menduetkan dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya