Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Golkar Makin Jeblok, Alasan IBU akan Lawan Airlangga & Bamsoet di Munas

Golkar Makin Jeblok, Alasan IBU akan Lawan Airlangga & Bamsoet di Munas indra bambang utoyo. ©2019 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Suara Partai Golkar yang terus jeblok dari pemilu ke pemilu membuat kader senior Golkar, Indra Bambang Utoyo (IBU) resah. Dia pun tak ingin, partai penguasa Orde Baru ini terus turun, kalah dengan para pendatang baru.

IBU pun menjelaskan, beberapa hal utama yang menyebabkan parpol kini dipimpin Airlangga Hartarto itu jeblok.

"Pertama tidak terjadi konsolidasi organisasi, Golkar dirundung masalah terus. Tahun 2013, terjadi perpecahan 2 kubu (Aburizal Bakrie-Agung Laksono) dan hasilnya ada 2 versi DPP (ARB versi Bali, AL versi Ancol). Kita sibuk dengan pertikaian. Baru diselesaikan setelah ada imbauan pemerintah, Munas Golkar 2014 terpilih Setya Novanto," jelas IBU saat dihubungi merdeka.com, Selasa (26/11).

Setnov dan Idrus Marham Menambah Pelik

Gejolak Golkar rupanya tak sampai di situ. Menurut IBU, Setya Novanto justru juga menambah persoalan menjadi tambah pelik. Novanto terjerat kasus di KPK. Begitu pula sang sekjen Idrus Marham yang diciduk KPK karena kasus korupsi.

Dia pun sedih, suara Golkar dibalap oleh Gerindra secara nasional. Meskipun hitungan di DPR, Golkar menang tipis atas Gerindra yang ketua umumnya Prabowo Subianto merupakan mantan kader Golkar.

Diketahui, pada pada tahun 1999, kursi Golkar berjumlah 120. Kemudian naik di era kepemimpinan Akbar Tanjung menjadi 128 kursi tahun 2004. Selanjutnya, terus turun pada 2009 menjadi 107 kursi (era Jusuf Kalla). Turun lagi tahun 2014 menjadi 91 kursi (era Aburizal Bakrie). Lima tahun kemudian turun lagi menjadi 85 kursi pada 2019 (era Airlangga Hartarto).

"Golkar mengalami kendala lagi, baru diselesaikan dengan Munaslub 2016, Airlangga Hartarto terpilih. Namun di tengah itu, beberapa kader utama juga bermasalah di KPK.Konsolidasi yang bermasalah menghasilkan penurunan kursi lagi di 2019," terang IBU.

Oligarki di Golkar

IBU melihat, saat ini manajemen DPP Golkar menjurus ke oligarki. Hal ini dianggap memperburuk kesolidan partai.

"Begitulah yang saya dan beberapa teman rasakan. Ditambah lagi harusnya muncul 2 calon utama, Golkar bisa terbelah 2 lagi," katanya.

Di sisi lain, selama ini tidak ada isu-isu strategis yang dimunculkan Golkar. Tidak seperti partai lain yang memiliki pakem dalam mengelola partai.

Pragmatis Ketimbang Idealis

Terakhir, meningkatnya nilai-nilai pragmatisme yang mengalahkan idealisme juga menghambat kesolidan dan majunya Golkar.

"Atas dasar hal-hal inilah saya berketetapan untuk maju memperbaikinya. Saya merasa ada kemampuan untuk menjalankannya. Apalagi cukup lama saya berkecimpung di Golkar. Tahun 1987 menjadi anggota DPR RI, tahun 1994 sudah aktif sebagai Ketua Pemuda DPP Golkar," tutup Indra.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten

Golkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.

Baca Selengkapnya
Didorong Ambil Alih Kursi Ketum Golkar, Luhut: Lihat Sajalah
Didorong Ambil Alih Kursi Ketum Golkar, Luhut: Lihat Sajalah

Kepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!

Internal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum

Baca Selengkapnya
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing

Partai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Ditolak Golkar Daerah, Idrus Marham dinilai Tidak Punya Pengaruh
Ditolak Golkar Daerah, Idrus Marham dinilai Tidak Punya Pengaruh

Dalam konferensi pers, Idrus mendesak Airlangga segera melepas jabatannya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar

Baca Selengkapnya
Membaca Manuver Golkar usai Ditinggal KIM di Pilkada Banten, Koalisi dengan PDIP Pilihan Terakhir?
Membaca Manuver Golkar usai Ditinggal KIM di Pilkada Banten, Koalisi dengan PDIP Pilihan Terakhir?

Dinamika Pilkada Banten mulai memanas usai Golkar yang ditinggal Koalisi Indonesia Maju di Pilkada Banten.

Baca Selengkapnya
Airlangga Balas Megawati: Orde Baru Chapter yang Sudah Lewat
Airlangga Balas Megawati: Orde Baru Chapter yang Sudah Lewat

Airlangga menyatakan bahwa saat ini sudah masuk orde reformasi.

Baca Selengkapnya
Bamsoet: Gelombang Cobaan Datang Silih Berganti Timpa Golkar, tapi Kita Tidak Hancur dan Terkoyak
Bamsoet: Gelombang Cobaan Datang Silih Berganti Timpa Golkar, tapi Kita Tidak Hancur dan Terkoyak

Menurut Bamsoet, tantangan dan cobaan itulah yang membuat Golkar semakin menyatu dan saling menguatkan.

Baca Selengkapnya
Diskusi Ricuh, Generasi Muda Golkar Singgung Upaya Penyelamatan Partai
Diskusi Ricuh, Generasi Muda Golkar Singgung Upaya Penyelamatan Partai

Jelang diskusi GMPG yang digelar di Restoran Pulau Dua Senayan, Jakarta Pusat, diwarnai kericuhan oleh belasan orang yang mengaku dari AMPG.

Baca Selengkapnya
JK: Golkar Sangat Tergantung Penguasa Cari Koalisi, Bahaya Kalau Begini Terus
JK: Golkar Sangat Tergantung Penguasa Cari Koalisi, Bahaya Kalau Begini Terus

JK sebut Golkar telat dalam menentukan arah koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Selengkapnya
Mekeng Sebut Golkar Tak Diperhitungkan di Koalisi Prabowo, Buka Opsi Pindah ke PDIP
Mekeng Sebut Golkar Tak Diperhitungkan di Koalisi Prabowo, Buka Opsi Pindah ke PDIP

Punya banyak 'kursi', Golkar menginginkan mitra koalisi yang setara.

Baca Selengkapnya
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir

Munaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024

Baca Selengkapnya