Info Ada 7 Kontainer Surat Suara Berasal dari Rekaman Seseorang
Merdeka.com - Polisi sudah mengantongi sejumlah barang bukti terkait hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos. Salah satu bukti itu polisi sudah mengantongi rekaman seseorang menyebarkan kabar bohong tersebut.
"Sudah, dari tadi malam juga sudah, bahkan saya dapat kiriman dari teman-teman media ini suara siapa," kata Kabareskrim Komjen Arief Sulistyanto di kantornya, Jakarta, Kamis (3/1).
Arief mengatakan, rekaman suara itu sedang diinvestigasi. Bahkan, dia meminta jika masyarakat ada mengenal suara itu segera melaporkannya.
-
Apa itu Surat Suara Pemilu? Surat suara pemilu adalah selembar kertas atau dokumen yang digunakan oleh pemilih untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan umum atau pemilu.
-
Bagaimana cara pengawasan pelipatan surat suara? 'Jadi petugas pelipat suara ini setelah bekerja saat akan pulang akan diperiksa. Mana tau ada yang membawa kertas suara ataupun tinta baik sengaja atau tidak sengaja. Semua sudah sesuai SOP,' kata Kombes Jeki Selasa (9/1).
-
Di mana Kotak Suara Pemilu disimpan setelah pemilihan? Setelah pemilihan selesai, kotak suara tersebut akan disegel dan dibawa ke pusat penghitungan suara untuk proses selanjutnya.
-
Siapa yang mengawasi pelipatan surat suara? Dalam pengawasan tidak hanya dari pihak kepolisian, tetapi juga dari pihak Bawaslu Kota Pekanbaru dan KPU Kota Pekanbaru.
-
Bagaimana Kotak Suara Pemilu menjaga kerahasiaan suara? Tujuan utama dari kotak suara adalah menjaga kerahasiaan dan keamanan suara setiap pemilih, sehingga setiap individu dapat dengan bebas mengekspresikan pilihannya tanpa tekanan atau pengaruh dari pihak lain.
-
Apa yang ditemukan peneliti di Sirekap KPU? Peneliti Pusat Studi untuk Demokrasi, Kiki Rizki Yoctavian menyoroti sejumlah kejanggalan yang ditampilkan dalam aplikasi sistem rekapitulasi di situs website pemilu2024.kpu.go.id.
"Ini sedang proses investigasi. Kalau teman-teman wartawan itu tahu suaranya siapa, lapor kepada saya. Segera saya jadikan alat bukti nanti," ujar Arief.
Arief tak gamblang menjawab saat ditanyakan sejumlah nama diduga suara dalam rekaman tersebut. Dia menegaskan masih mengidentifikasi suara tersebut.
"Semua, akan kita lakukan identifikasi semuanya," pungkasnya.
Sebelumnya beredar luas rekaman suara pria berdurasi 44 detik, menyebut ada 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos. Rekaman itu beredar luas di aplikasi percakapan WhatsApp.
Berikut isi rekaman suara tersebut:
"Sekarang ini ada 7 kontainer di Tanjung Priok, sekarang lagi geger. Marinir sudah turun, sudah dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor satu. Sudah dicoblos Jokowi. Mungkin dari China itu. Total katanya, kalau 1 kontainer 10 juta, berarti kalau ada 7 kontainer, ada 70 juta suara sudah dicoblos nomor satu. Tolong disampaikan ke akses, ke Pak Dharma kek, atau Gerindra Pusat, untuk segera kesana, minta dikirimin nomor telepon orangku yang di sana. Untuk membimbing ke kontainer itu. Ya, atau syukur ekses Pak Djoko Santoso, pasti marah kalau beliau. Langsung ngecek sana ya," ucap seseorang dalam rekaman tersebut.
Cuitan Wasekjen Demokrat Andi Arief
Wasekjen Demokrat Andi Arief kemudian mentweet informasi dari rekaman suara itu lewat Twitter-nya. Namun Andi mengaku tak bermaksud untuk menyebarkan informasi hoaks. Apalagi, disebut membuat teror terhadap Pemilu 2019.
Dia menegaskan, informasi tentang 7 kontainer berisi surat suara tercoblos itu ramai dibahas digrup WhatsApp. Oleh sebab itu, dia ingin agar KPU atau Bawaslu mengecek informasi tersebut.
Namun, cuitan Andi itu mendapat reaksi keras kubu Capres Joko Widodo (Jokowi) yang merasa dirugikan oleh cuitan mantan Stafsus Presiden keenam SBY itu. Aktivis 98 ini terancam dilaporkan ke polisi oleh kubu Jokowi.
Informasi bahwa ada tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos pun dibantah KPU dan Bawaslu. Kedua lembaga penyelenggara pemilu ini memastikan kabar itu hoaks setelah melakukan pengecekan di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok Jakarta, Rabu (2/1) malam.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagja memastikan penelusuran dilakukan oleh pihaknya di Gakkumdu (penegakan hukum terpadu yang terdiri dari tiga lembaga, Polri, Kejaksaan, Bawaslu).
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran segera mengirimkan tim pencari fakta khusus untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu
Baca SelengkapnyaBerdasarkan manifest, peti kemas tersebut sebelumnya berasal dari Surabaya
Baca SelengkapnyaSurat suara yang tercoblos berjumlah 24 yang terdiri dari 7 untuk nomor urut 2, dan 17 untuk nomor 3.
Baca Selengkapnya"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja
Baca Selengkapnya“Jadi kalau soal jumlah yang diduga sudah tercoblos duluan ke paslon 01, 02, 03, sedang kami rekap,” kata Anggota Bawaslu Lolly Suhenty
Baca Selengkapnya