Inilah Para Caleg Populer Terancam Tak Lolos ke DPR di Pemilu 2019
Merdeka.com - Pemilu 2019 telah usai. Tidak hanya para capres-cawapres yang tengah menunggu penghitungan resmi KPU, tapi juga para caleg yang bertarung dalam Pemilu 2019.
Sebagian dari mereka pesimis bisa lolos ke DPR. Alasannya karena Pemilu 2019 itu panjang dan melelahkan. Belum lagi butuh biaya yang besar.
Ada beberapa politikus populer terancam tidak lolos ke DPR di Pemilu 2019. Mengapa? Berikut penjelasan mereka:
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Siapa aja yang stres berat pasca pemilu? Setidaknya ada 10 orang yang terdiri dari timses dan panitia Pemilu (KPPS/PPS/PPK) di Ponorogo yang terindikasi stres berat.
-
Siapa yang gagal lolos jadi Anggota DPR RI? Kris Dayanti, yang juga merupakan penyanyi kondang, gagal lolos menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur V.
-
Siapa yang gagal jadi anggota DPR? Thariq Halilintar mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari PDIP Daerah Pemilihan Jawa Barat VI. Seperti halnya dengan Anang, jumlah suara yang diperoleh Thariq juga sangat minim. Akibatnya, ia dipastikan tidak berhasil.
-
Mengapa masa kerja PPK Pilkada 2024 relatif panjang? Masa kerja PPK Pilkada 2024 yang relatif panjang ini, mencakup berbagai tahapan penting dalam pelaksanaan Pilkada.
-
Bagaimana Bawaslu DIY menghadapi kerawanan Pilkada 2024? Bawaslu telah meminta pemangku kepentingan terkait, KPU, serta forum komunikasi pemerintah daerah (forkompinda) bersinergi menyiapkan langkah strategis menghadapi kerawanan pilkada itu.
Eva Sundari
Eva Kusuma Sundari, politikus senior PDI-P mengaku tidak lolos ke Senayan untuk periode 2019-2024. Eva mengatakan dirinya tidak lolos ke DPR kerena persaingan ketat diinternal PDIP.
Eva maju dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur VI meliputi wilayah Kediri, Tulungagung, dan Blitar. Eva mengatakan caleg PDIP yang lolos ke DPR dari Dapil VI yakni Guruh Soekarnoputra, Arterian Dahlan dan Sri Rahayu.
"Enggak lolos, faktornya karena kurang suara," kata Eva.
Sebelumnya Eva Kusuma pernah menjadi anggota DPR periode 2009-2014, di Komisi III yang menangani Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Politikus senior PDIP kembali menjadi anggota DPR periode 2014–2019, ia menjabat anggota DPR Komisi XI - Keuangan, Perencanaan Pembangunan, Perbankan.
Ferdinand Hutahaean
Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga terancam tidak lolos ke Senayan. Ferdinand sudah memprediksi jika dirinya tidak akan lolos di Pileg 2019. Karena itu dirinya tidak mentargetkan lolos untuk menjadi anggota DPR.
"Saya tidak suka dengan demokrasi yang mahal seperti sekarang, makanya saya turun sangat terbatas dan hanya bentuk pengabdian kepada partai turut serta menyumbang suara ke partai. Jadi sejak awal saya sudah tahu kalau saya tidak lolos, karena saya tidak mau mengikuti pola demokrasi yang mahal ini," kata Ferdinand kepada merdeka.com
Ferdinand sendiri maju dari Partai Demokrat, dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat V yang meliputi wilayah Kabupaten Bogor.
Kapitra Ampera
Kapitra Ampera caleg PDI-P mengaku pesimis bisa melaju ke Senayan. Kapitra yang maju dari daerah pemilihan (Dapil) Riau II menduga ada kecurangan di mana suara yang diterima turun dari yang ditargetkan mencapai 280 ribu.
"Karena ada kecurangan ya sekarang adalah antara 70 ribu sampai 80 ribu suara. Boleh jadi (tidak lolos) 50:50 lah, bisa juga tambah berkurang terus. Kemungkinan enggak masuk," kata Kapitra kepada merdeka.com.
Namun Kapitra masih menunggu hasil rekapitulasi suara dari KPU dan tetap optimis dirinya bisa lolos ke Senayan menjadi anggota DPR.
Jansen Sitindaon
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon yang juga caleg Demokrat dari daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara III pesimis akan lolos ke Senayan. Dapil Sumut III meliputi wilayah Asahan, Kota Tanjung Balai, Kota Pematangsiantar, Simalungun, Pakpak Bharat, Dairi, Karo, Kota Binjai, Langkat, dan Batu Bara.
"Data C I yang aku terima potensi tidak lolosnya lebih besar daripada lolos," kata Jansen kepada merdeka.com.
Jansen bercerita alasan dirinya tidak lolok ke Senayan karena dampak dari Pilpres 2019, di mana Dapilnya cenderung memilih Jokowi daripada Prabowo. Sehingga caleg yang mendukung paslon 02 kalah suara dibandingkan caleg 01. Alasannya lainnya karena biaya politik yang mahal. "Aku masuk caleg dhuafa, caleg miskin alias tidak ada uang," jelas Jansen.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nama-nama Caleg Terancam Gagal Dapat Kursi DPR Meski Dapat Ratusan Ribu
Baca SelengkapnyaSejumlah politikus PDIP berpotensi gagal menjadi anggota DPR pada Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaHal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPadepokan Anti Galau milik ustaz kondang asal Cirebon, Jawa Barat, Ujang Bustomi belakangan ramai didatangi caleg dan tim sukses yang gagal di masa pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin malah berkelakar bahwa tepuk tangan yang diberikan menandakan kemiskinan yang tengah dirasakan.
Baca SelengkapnyaHanya ada 12 parpol yang 580 bacalegnya lolos karena berhasil memenuhi syarat.
Baca SelengkapnyaUcapan selamat ini diberikan Puan saat sidang bersama tahunan DPR, MPR, DPD, Jumat (16/8/2024).
Baca SelengkapnyaBagi sang Ketua Umum Kaesang Pangarep hasil ini menjadi bahan evaluasi untuk Pemilu 2029.
Baca SelengkapnyaDari banyaknya selebritis yang ikut kontestasi politik, ini dia deretan seleb yang gagal lolos menujuk ke Senayan.
Baca SelengkapnyaKetum PSI Kaesang Pangarep menanggapi PSI gagal ke DPR meski sudah habiskan anggaran besar untuk kampanye.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) membutuhkan biaya yang besar.
Baca SelengkapnyaPPP dan Demokrat terancam kehilangan kursi di Kabupaten Bogor
Baca Selengkapnya