Jenderal Gatot: Komitmen saya pesawat TNI AU harus yang baru
Merdeka.com - Kasad Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan bakal memperbarui alutsista TNI AU. Hal itu karena alutsista seperti pesawat udara tidak bisa dipandang sepele jika mengalami kerusakan karena usia yang tua.
"Tadi komunikasi dengan Komisi I, hibah itu biayanya hampir sama dengan beli. Pesawat udara beda dengan darat. Darat kalau rusak bisa diperbaiki di tempat itu juga. Kalau pesawat mogok ya hancur sehingga komitmen saya dengan Komisi I untuk pesawat udara kita harus yang baru. Pengadaan yang akan datang harus yang baru, kecuali yang sudah terlanjur," kata Gatot usai fit and proper test calon Panglima TNI di gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (2/7).
Menurutnya, Pesawat Hercules yang jatuh di Medan kondisinya masih layak pakai. Beberapa negara tetangga juga menggunakannya tetapi dengan perawatan yang baik.
-
Siapa yang menanyakan alasan Tengku Firmansyah tidak jadi pilot? Saat itu, seorang netizen bertanya mengapa Tengku Firmansyah tidak memanfaatkan sertifikat pilot komersial yang dimilikinya, dan Firman memberikan tanggapan.
-
Dimana alutsista TNI AU diuji terbang? Tepat 18 Januari 1956, delapan unit Vampire berhasil menjajal uji terbang dari landasan udara Husein Sastranegara, Bandung.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
-
Kenapa Kolonel Bambang menolak jadi jenderal? Bambang menolak menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.
-
Siapa Bapak TNI AU? Ternyata setelah dewasa ia justru menjadi tokoh yang berpengaruh di dunia penerbangan dan dikenal sebagai Bapak TNI Angkatan Udara.
"Pesawat itu layak terbang atau enggak. Ini pesawat Hercules 1964 ini, Singapura masih pakai, Bangladesh masih pakai. Karena memang sistem pemeliharaannya setiap 50 jam terbang ada opname, pengecekan. 3 tahun ada juga, dan 6 tahun. Ini operasional ada 12 yang 1964, dan 12 yang 1975 ke atas. Kalau itu diberhentikan sekaligus, terus mau pakai apa nanti?" ujar dia.
Lanjut dia, untuk pesawat terbang yang menjadi pedoman adalah kemampuan terbang. Jika teknisi menyatakan pesawat tersebut tidak bermasalah maka dimungkinkan da[at digunakan untuk terbang.
"Yang dilihat kelayakan terbangnya, kalau sudah diperintahkan layak terbang, secara teknisi itu sudah layak terbang. Kalau tidak layak terbang, tidak mungkin AU memerintahkan dia untuk terbang," pungkas dia.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta TNI AU kuat, namun bukan berarti manakut-nakuti musuh dan perang dengan negara lain.
Baca SelengkapnyaKisah pilot pesawat tempur pernah dimarahi komandan berujung jadi orang nomor satu di Angkatan Udara.
Baca Selengkapnyapesawat Hawk 200 yang memiliki kemampuan terbang rendah untuk peperangan ringan di udara
Baca SelengkapnyaKetua Umum Ormas Pro Jokowi, Budi Arie mengungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaTugu pesawat tempur itu diresmikan langsung Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono.
Baca SelengkapnyaKasau menekankan, keselamatan adalah collective action yang membutuhkan peran aktif dari setiap personel Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Agus Subiyanto menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaKasad Maruli Simanjuntak dua kali disebut kurang ajar oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat masih aktif di militer.
Baca SelengkapnyaAlat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dibutuhkan sebagai urat nadi pertahanan. Pelindung langit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPilot Susi Air, Kapten Philips Mertens, sudah disandera KKB sejak Februari 2023 silam.
Baca SelengkapnyaPresiden RI ke-7 Joko Widodo kembali ke Solo, Jawa Tengah, usai melihat pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden
Baca Selengkapnya