Jika Gaya Komunikasi Tak Diubah, Elektabilitas Jokowi Bakal 50:50 dengan Prabowo
Merdeka.com - Dua calon presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto dinilai tidak memanfaatkan peran juru bicara (jubir) dalam kampanye mereka. Padahal para capres, terutama Jokowi, dapat mengurangi blunder dengan adanya jubir.
"Harusnya Jokowi menggunakan juru bicara, jadi kalau-kalau salah bisa di-counter. Tapi enggak, pak Jokowi senang ngomong sendiri," kata Pakar komunikasi Hendri Satrio di diskusi Setnas Prabowo-Sandiaga, Menteng, Selasa (4/12).
Menurut Satrio, para capres menanggapi suatu peristiwa di akhir sedangkan para jubir menanggapi di awal, dengan demikian maka akan mengurangi kesalahan.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Kapan Prabowo dan Jokowi berbincang? Momen pembicaraan itu diceritakan kembali oleh Prabowo Subianto saat hadir di acara bertajuk Prabowo menyapa kampung halaman di Lapangan Schwarz Langowan, Minahasa Sulawesi Utara, pada Senin (5/2/2024).
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Bagaimana cara Jokowi mempersiapkan Prabowo? 'Jadi, Mas Bowo berangkat ke sini ketemu ini jadi beliau yang saya siap pak siap bener saya ke Tiongkok atas petunjuk beliau saya ke Jepang saya sekarang di perintahkan untuk ke Timur Tengah karena sangat penting,' imbuh dia.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
"Lebih baik fungsi jubir digunakan, jadi kalau ada salah bisa diperbaiki," ujarnya.
Satrio menilai, capres harus lebih hati-hati dalam menyampaikan pendapat. "Sekarang harus hati-hati nanti blunder lagi. Sekarang pak Prabowo tone jadi lebih tenang, jadi bagaimana tim medianya," ucapnya.
"Sementara Pak Jokowi, enggak harus semua pertanyaan wartawan dijawab, kalau belum ada jawabannya enggak dijawab enggak apa-apa," tambah Satrio.
Sario menyatakan pertarungan Pilpres 2019 berbeda dengan 2014. Dia mencontohkan pada 2014 Jokowi memiliki banyak relawan. Namun, di Pilpres 2019, para relawannya itu sudah banyak menjadi komisaris.
"Sementara di kubu Pak Prabowo ada alumni 212 yang sangat militan," ucapnya.
Apabila gaya komunikasi Jokowi tidak diubah, Satrio memperkirakan elektabilitas Jokowi vs Prabowo akan sama pada Februari 2019 mendatang.
"Ini kalau dibiarkan sampai Februari akan 50:50," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dari tiga lembaga survei Indikator, Poltracking, dan Populi menunjukkan popularitas pasangan Prabowo-Gibran melampaui 40 persen.
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaBelum tentu adanya korelasi kepuasan Jokowi dengan elektabilitas Gibran.
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaNamun selama menjadi rival, Prabowo mengatakan keduanya tidak pernah saling menyakiti.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyindir narasi yang menyebutnya hanya bisa joget saja
Baca SelengkapnyaKepribadian Prabowo yang dianggap tegas, jujur, dan bersih juga menjadi faktor elektabilitas paling tinggi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Selengkapnya