JK Sebut Jokowi Bebas Dari Sifat Nepotisme & Otoriter
Merdeka.com - Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla mengatakan, negara akan jatuh jika memiliki pemimpin yang nepotisme dan otoriter. Tetapi, dia menjelaskan, sosok Joko Widodo tidak sama sekali memiliki sifat tersebut.
"Dia tidak otoriter, karena selalu semua hadir rapat kan demokratis itu kan juga di kabinet. Kedua, tidak ada keterlibatan keluarganya sama sekali dalam ekonomi dalam hal politik," katanya di Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2).
Dia mengungkapkan, kedua putra Jokowi tidak ada yang masuk dalam dunia politik. Pasalnya Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep malah memutuskan bisnis kuliner.
-
Kenapa Gibran enggan menanggapi soal Jokowi sebagai pemimpin koalisi? Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi bakal pemimpin koalisi besar Prabowo-Gibran. Dia menilai usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Bagaimana cara keluarga Jokowi terlibat politik? Sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama, sejak masa Pak Jokowi inilah anak-anak dan menantu, sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik.
-
Kenapa Gibran tidak menjawab pengaruh Jokowi di Bali? 'Iya itu biar warga yang menilai yah,' imbuhnya.
-
Siapa saja yang tidak hadir di bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa anak Ganjar Pranowo? Alam Ganjar bukanlah nama yang asing lagi, dikenal sebagai anak tunggal dari calon presiden 2024, Ganjar Pranowo.
"Sama sekali tidak ada nepotisme di sini, jadi kita bisa aman," jelasnya.
Politisi senior Golkar ini mencontohkan zaman kepemimpinan Presiden ke-2 Soeharto. Di mana kala itu Soeharto memiliki sifat otoriter dan nepotisme. Hal tersebut yang akhirnya membuat presiden yang memimpin selama 32 tahun itu jatuh.
"Kita Alhamdulillah, zaman Pak Harto juga jatuh karena apa? Otoriter dan nepotisme kan. Nah yang paling bersih dari situ, calon ini ya pak Jokowi. Kita harus arif melihatnya," tutup JK.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah Jokowi, sudah ada Gibran yang sukses menjadi Wali Kota Solo dan Bobby sebagai Wali Kota Medan serta Kaesang yang saat ini baru terjun ke dunia politik.
Baca SelengkapnyaTudingan Jokowi membangun dinasti politik menguat setelah Gibran Rakabuming Raka didorong menjadi cawapres Prabowo.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi tegas membantah tudingan cawe-cawe menyodorkan putra bungsungnya untuk Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, Pilkada adalah urusan partai politik. Dirinya juga bukan pemilik atau ketua umum partai.
Baca SelengkapnyaGibran diisukan sebagai bakal calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun menegaskan, status kader Gibran Rakabuming Raka sudah bukan anggotanya lagi secara defacto.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan tak memiliki kekuasaan untuk mencalonkan atau mengusung sosok di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait kabar memanasnya hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaBasarah menegaskan Ketu Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak merasa memiliki persoalan dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKaesang sempat mengungkapkan pelajaran politik yang dititipkan Jokowi kepadanya dan Gibran.
Baca SelengkapnyaPDIP anggap Jokowi dan Gibran sudah bukan kader lagi.
Baca SelengkapnyaBergabungnya Kaesang ke PSI menambah daftar panjang keluarga Jokowi masuk dunia politik.
Baca Selengkapnya