JK Tanggapi Survei Internal BPN Prabowo: Kenapa Enggak 100% Saja Sekalian
Merdeka.com - Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla memaklumi elektabilitas Prabowo-Sandiaga mengungguli paslon 01 versi survei internal. Dia menilai BPN bisa menuliskan berapapun elektabilitas Prabowo-Sandiaga karena dilakukan secara internal.
"Namanya juga internal, mau 100 persen kek. Kenapa enggak sekalian saja," kata JK di kantornya, Jakarta, Selasa (12/3).
JK mengakui jarang membaca hasil survei. Sebab, menurutnya, yang terpenting adalah kedua kubu paslon bekerja keras untuk masyarakat.
-
Apa itu keperjakaan? Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
-
Apa yang dikatakan tentang hasil kerja keras? Kerja keras akan membawamu ke puncak. Tapi, bakat hanya akan membawamu ke pintunya.
-
Bagaimana kerja keras bisa terbayar? Kerja keras terbayar jika kamu cukup sabar untuk menyelesaikannya.
-
Kenapa kerja keras terbayar? Tidak ada di dunia ini yang diberikan kepadamu. Kamu harus keluar dan mendapatkannya! Tidak ada yang mengatakan itu akan mudah, tetapi kerja keras selalu terbayar.
-
Siapa yang mengatakan "Jika kamu peduli dengan apa yang kamu lakukan dan bekerja keras untuk itu, tidak ada yang tidak dapat kamu lakukan jika kamu mau.?" ‘Jika kamu peduli dengan apa yang kamu lakukan dan bekerja keras untuk itu, tidak ada yang tidak dapat kamu lakukan jika kamu mau.’ - Jim Henson
-
Bagaimana Islam memandang kerja keras? Dalam Islam, kerja keras dipandang sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan tugas-tugas dunia secara baik dan benar.
"Yang penting kerja keras. Jangan karena survei baik, orang berhenti bekerja, survei jelek orang menangis, jangan. Pokoknya anggap saja semua fifty-fifty, supaya ada kerja keras," ujar JK.
Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzhar Simanjutak mengungkap, hasil survei internal elektabilitas capres-cawapres yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno. Menurut dia saat ini elektabilitas Prabowo-Sandi unggul 14 persen dari capres-cawapres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
"Hasil survei kita, justru saat ini sudah crossing, Prabowo-Sandi sudah di angka 54 persenan sedang Jokowi 40-an," kata Dahnil pada wartawan, Senin (11/3).
Dahnil yakin elektabilitas Prabowo-Sandi akan terus meningkat. Terutama pada saat pencoblosan 17 April 2019 mendatang. Namun sayang, Dahnil tak mau ungkap metodologi survei internalnya tersebut.
"Jadi kami yakin beberapa hari ini pada saat pencoblosan Prabowo-Sandi itu bisa menang di atas angka 60 persen," ungkapnya.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini juga enggan ambil pusing terkait hasil survei lembaga lain. Dia yakin publik telah memiliki penilaian terhadap masing-masing capres-cawapres.
"Publik kita literasi demokrasinya sudah sangat tinggi, termasuk literasi terkait dengan trik dan intrik lembaga survei dengan 'tugas-tugasnya'," ucapnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apapun hasil survei saat ini akan tetap berusaha agar bisa menang dalam satu putaran dalam Pilpres mendatang.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran tak merasa cepat puas dengan perolehan survei Litbang Kompas tersebut.
Baca SelengkapnyaPemerintah menggunakan hasil survei untuk bahan evaluasi dan koreksi.
Baca SelengkapnyaGibran meminta seluruh relawan bekerja keras memenangkan paslon nomor urut 2 di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, hasil survei tersebut menjadi evaluasi pemerintah, untuk menyempurnakan kinerja yang belum sempurna
Baca SelengkapnyaBurhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa bantuan sosial (bansos) berefek kepada approval rating Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMeski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil yang didapat, 86,5 persen warga Jateng masih puas dengan kinerja Jokowi.
Baca Selengkapnya"Sekarang sedang banyak-banyaknya serangan fitnah dan, nyinyiran. Saya mohon bapak ibu enggak usah membalas."
Baca SelengkapnyaDi hadapan para petugas KPU, Jokowi mengaku baru mengetahui insentif petugas tidak pernah naik sejak tahun 2014 lalu.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaGanjar hari ini menggelar kampanye di sejumlah tempat di Jatim.
Baca Selengkapnya