Jokowi unggul di survei SMRC, Fahri Hamzah minta timses tenang
Merdeka.com - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Capres-Cawapres Nomor Urut 01 Jokowi-Ma'ruf unggul telak atas Capres-Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo-Sandiaga. Berdasarkan survei SMRC, elektabilitas Jokowi mencapai 60,4 persen dan Prabowo 29,8 persen.
Politisi senior PKS Fahri Hamzah mengkritisi timses Jokowi setelah melihat hasil survei tersebut. Menurut dia, seharusnya timses tak usah grasa-grusu apabila hasil survei elektabilitas Jokowi mengungguli jauh Prabowo.
"Makanya kalau udah menang dalam survei enggak usah grasa-grusu, ya kan. Pede aja," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan, Senin (8/10).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Dimana Ridwan Kamil unggul dalam survei? 'Di sana approval ratingnya sangat spektakuler, di Jawa Barat itu. Elektabilitasnya paling tinggi dibandingkan dengan jauh dari kader yang lain,' ungkap Doli.
-
Siapa yang disebut sebagai timnya Jokowi? 'Prabowo-Gibran serta koalisi Indonesia maju, kami terang-terangan dan tidak malu-malu dan tidak mencla-mencle. Kami adalah timnya Pak Joko Widodo dan Anda tahu saya sekian tahun adalah lawan Pak Jokowi. Dua kali saya kalah (dari Jokowi),'
Dia mengatakan, perilaku timses Jokowi selama ini tidak mencerminkan bagaimana hasil survei. Justru, Fahri melihat sikap ditunjukkan timses Jokowi seperti orang yang kalah.
"Tim sukses tim suksesnya tenang gitu loh. Orang udah menang kok. Harusnya tenang loh. Ini kaya orang kalah aja," ujarnya.
Selain elektabilitas yang tinggi, survei juga memperlihatkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja petahana mencapai 73,4 persen. Fahri pun menegaskan timses Jokowi tak perlu takut karena hasil itu menunjukkan lebih dari pemerintahan SBY.
"Ya makanya kalau orang udah puas tenang aja lah. Engak usah takut kaya orang mau kalah aja," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, hasil durvei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tentang elektabilitas calon presiden yang dilakukan September 2018, menyebutkan 60,4 persen warga akan memilih Jokowi apabila pemilu dilaksanakan sekarang. Adapun survei dilakukan pada 7-14 September 2018 terhadap 1.220 responden dengan response rate 1.074 responden.
Survei dilakukan dngan metode multistage random sampling dan margin of error kurang lebih 3,05 persen. Sedangkan responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka.
"Dengan mewawancarai 1.220 responden secara random di seluruh Indonesia, survei menunjukkan 60,4 persen akan memilih Jokowi sebagai presiden, sementara yang memilih Prabowo hanya 29,8 persen," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di Kantor SMRC, Menteng, Minggu (7/10).
Djayadi mengatakan, berdasar hasil survei tersebut peluang Jokowi untuk terpilih kembali pada Pilpres 2019 semakin menguat. Dibandingkan survei Mei 2018, suara dukungan Jokowi naik 3 persen yakni dari 57 persen menjadi 60 persen, sedangkan Prabowo turun dari 33,2 persen menjadi 29,4 persen.
"Dari pengalaman tiga kali pilpres, calon yang suara dukungannya naik dan unggul terus sulit dikalahkan," ucapnya.
Meski demikian, lanjut Djayadi, hasil tersebut tak berarti kubu Jokowi bisa duduk tenang. Sebab, ada sejumlah faktor ekonomi yang dapat mengubah tren terutama isu ekonomi, hukum dan keamanan.
"Secara umum rakyat menilai kondisi ekonomi makro saat ini 73 persennya warga menyatakan puas," tandasnya.
Terpisah, Sekretaris Koalisi Indonesia Kerja, Hasto Kristiyanto menilai elektabilitas itu dapat tercapai karena kampanye Jokowi-Ma'ruf berdasarkan kinerja dan program, serta memajukan kesantunan publik, yang dapat diterima rakyat.
"Elektabilitas tinggi kami syukuri sebagai energi positif, pemacu semangat untuk lebih masif lagi turun ke daerah dan memenangkan hati rakyat untuk Jokowi-Kiai Maruf Amin," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (7/10).
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu menyindir bagaimana strategi kubu Prabowo-Sandiaga. Seperti memakai dugaan penganiyaan Ratna Sarumpaet, yang belakangan terbongkar sebagai kebohongan. Cara itu dipakai oleh Donald Trump saat pemilu Amerika Serikat.
"Sementara di kelompok sebelah, lebih memilih serangan tajam, bahkan menerapkan jurus model Donald Trump ataupun teknik firehouse of the falsehood Rusia yang tidak sesuai budaya timur. Berbagai model kampanye dengan nada ancaman seperti Indonesia akan bubar, harga sepiring nasi di Jakarta lebih mahal dari Singapura," kata Hasto.
Strategi tersebut terbukti hanya menjadi bahan tertawaan. "Ternyata menjadi bahan tertawaan rakyat dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Apapun masyarakat Indonesia lebih menghormati sosok yang jujur, ramah, dan bersahabat, daripada sosok yang kontroversial dan grusa-grusu," jelas Hasto.
Kendati demikian, Hasto meminta tim kampanye dan relawan tidak puas hanya berdasarkan elektabilitas survei. Dia menegaskan tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf mengedepankan narasi yang bertumpu pada peningkatan kualitas manusia.
"Elektabilitas tinggi harus diikuti oleh gerakan dari rumah ke rumah, menghadirkan keberhasilan Pak Jokowi untuk rakyat. Pada kesempatan yang sama, daya dukung ulama karismatik yang kaya pengalaman serta menjadi pengayom rakyat seperti Kiai Maruf Amin terus memerkuat kepemimpinan Pak Jokowi," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemudian saat ditanyakan hasil survei internal, ayah kandung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka enggan menjawab.
Baca SelengkapnyaSaat disinggung banyaknya masyarakat Jawa Tengah yang masih bimbang, Jokowi minta kedua calon agar bisa meyakinkan
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaTKN Fanta Prabowo-Gibran, menilai sah-sah saja bila ada pihak beda pandangan atau tidak percaya survei
Baca SelengkapnyaJuru Bicara RIDO Herzaky Mahendra Putra mengingatkan, Jokowi merupakan sosok yang pernah memimpin Jakarta dan memiliki basis pendukung kuat.
Baca SelengkapnyaPemerintah menggunakan hasil survei untuk bahan evaluasi dan koreksi.
Baca SelengkapnyaRasa optimis RK itu disampaikan dalam sebuah diskusi yang dihadiri bersama para anak muda di M Blok Space, Jakarta Selatan, pada (20/8).
Baca SelengkapnyaHasil survei tersebut menjadi cambuk bagi Cak Imin untuk bekerja keras.
Baca SelengkapnyaTingkat kepuasan publik kepada kinerja Presiden Jokowi diyakini tinggi.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaSurvei terbaru CSIS, Ganjar-Mahfud berada di urutan terbawah dengan angka 19,4 persen
Baca Selengkapnya