Ketum GP Ansor: Kok kesannya Prabowo-Hatta tak siap kalah
Merdeka.com - Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid menilai usulan kubu Prabowo-Hatta agar KPU menunda penetapan hasil pilpres adalah sebuah akrobat politik. Nusron meminta kubu Prabowo-Hatta bersikap negarawan dan legowo apapun hasil pilpres.
"Kalau kalah dan di luar pemerintah juga mulia dan terhormat. Memberikan kritis dan konstruktif. Rakyat juga membutuhkan itu. Kok kesannya tidak siap kalah. Almarhum Gus Dur pernah menyebut katanya tokoh yang paling ikhlas. Buktikan dan jangan kecewakan Gus Dur dong," kata Nusron, Minggu, (20/7).
Menurutnya, menunda rekapitulasi suara KPU dengan alasan apapun adalah sebuah kesengajaan untuk membunuh demokrasi di negeri ini. Dia menegaskan ulah para politikus yang meminta penundaan itu akan membuat rakyat kehilangan harapan, frustasi dan marah.
-
Apa gimik Prabowo menurut Nusron? Nusron menekankan, gimik dilakukan Prabowo justru hanya joged. Namun menurut Nusron, gimik tersebut mendapat respons positif dari masyarakat ketimbang pasangan calon lainnya.
-
Bagaimana kubu Prabowo-Gibran menanggapi permohonan tersebut? Menanggapi permohonan tersebut, kubu Prabowo-Gibran sebagai pihak terkait dalam sidang tersebut menghadirkan mantan wakil menteri hukum dan HAM yang juga seorang Guru Besar Hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Edward Omar Sharif Hiariej sebagai ahli di muka MK.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Bagaimana Prabowo menanggapi? 'Itu hak politik,' kata Prabowo usai menghadiri acara bertajuk 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Apa keinginan Prabowo terkait Megawati? Begitu pula dengan Prabowo Subianto yang mengungkap ada rencana untuk melakukan pertemuan politik dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Hanya saja, Prabowo belum tahu kapan Megawati bersedia menerimanya.
-
Siapa yang minta Prabowo ulang seleksi capim KPK? Sebelumnya, sejumlah pihak minta Presiden Prabowo Subianto mengulang calon pimpinan dan dewan pengawas KPK. Karena menilai pansel yang sah adalah pansel yang dibentuk oleh Prabowo selaku presiden saat ini.
"Lama-lama rakyat kehilangan kesabaran. Karena itu gak usah main-mainlah kepada rakyat," kata Nusron.
"Ujung-ujungnya minta ditunda, karena masih mau coba bermain-main. Seharusnya sadar diri, bahwa zaman sudah berubah. Akrobasi politik itu sudah tidak dikehendaki rakyat," ujarnya.
Nusron menilai permintaan pemilihan ulang di sejumlah tempat tidak memiliki dasar dalam undang-undang. "Kalau mau menuntut pemungutan suara ulang, apakah sudah sesuai dengan UU. UU-nya tidak memperbolehkan tuh," tambahnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tema debat perdana kemarin secara umum berkaitan dengan hukum. Debat khusus capres.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menanggapi pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto soal Prabowo bukanlah Jokowi.
Baca SelengkapnyaNusron mengingatkan, sifat sombong harus dihindari oleh pemimpin bangsa ini.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, meskipun Prabowo dikeroyok nantinya capres nomor urut 2 tersebut akan menang.
Baca SelengkapnyaNusron menyatakan, jika Prabowo-Gibran menang, maka semua tokoh berseberangan bakal diajak rekonsiliasi.
Baca SelengkapnyaTim kampanye diminta bersikap disiplin dalam administrasi rekapitulasi
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, ada yang melakukan politik Divide et impera, bahkan dengan praktek-praktek politik uang.
Baca SelengkapnyaPrabowo: Saya Tidak Takut Tak Punya Jabatan, Mas Anies Sorry Ye, Sorry Ye
Baca SelengkapnyaPDIP tak ambil pusing dengan dukungan Luhut kepada Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHasto meminta Presiden Jokowi netral, dan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku akan menghormati keputusan dan kehendak rakyat di Pilpres nanti.
Baca SelengkapnyaNusron menegaskan saat ini sudah banyak para tokoh sentral NU merapatkan barisan untuk pemenangan Prabowo-Gibran
Baca Selengkapnya