Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

La Nyalla Akui Fitnah Jokowi PKI, Erick Tak Lapor Polisi Karena Sudah Minta Maaf

La Nyalla Akui Fitnah Jokowi PKI, Erick Tak Lapor Polisi Karena Sudah Minta Maaf La Nyalla Mahmud Mattalitti divonis bebas. ©2016 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti buka-bukaan pernah ikut ambil bagian menyebarkan fitnah terhadap Joko Widodo dan mengaitkan dengan anggota PKI pada Pilpres 2014. Ketka itu, La Nyalla masih menjadi kader Gerindra pimpinan Prabowo Subianto.

Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir menyatakan tidak perlu menyeret La Nyalla ke ranah hukum dan mempidanakannya. Alasannya karena La Nyalla sudah minta maaf ke Jokowi melalui pertemuan dengan pendampingnya, Ma'ruf Amin.

"Minta maafnya ikhlas dan langsung pada yang disakiti. Kondisinya antara yang disakiti dan yang bersalah dan meminta maaf, artinya kan selesai," kata Erick Thohir di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Kamis (13/12).

Bekas bos Inter Milan itu mengapresiasi sikap La Nyalla yang berani berterus terang dan meminta maaf. Menurut Erick, dengan terbukanya kebenaran soal isu PKI, artinya kebohongan dan hoaks serupa juga digulirkan pada Pilpres 2019 ini.

"Berarti apa artinya, yang dilakukan hari ini banyak yang hoaks. Dia ngaku semua, mengakui itu dan meminta maaf dengan ikhlas, karena minta maafnya langsung pada cawapres dan capres, yang disakiti," kata dia.

Diketahui, usai menemui calon Wakil Presiden nomor urut 01, Maruf Amin di kediamannya Jalan Situbondo, Jakarta Pusat, La Nyalla mengaku pernah ikut menyebarluaskan perihal informasi Jokowi PKI. Sebagai bentuk permintaan maaf, La Nyalla kini berkeliling Jatim untuk memulihkan nama Jokowi.

"Oh saya sudah keliling, kita sudah keliling, dengan saya memviralkan bahwa pak Jokowi bukan PKI. Saya yang minta maaf, bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu," kata La Nyalla, Selasa (11/12).

Mantan Ketua Umum PSSI itu menceritakan, penyebaran isu PKI dia hembuskan lantaran saat itu La Nyalla merupakan pihak oposisi Jokowi di Pilpres 2014. Saat itu, La Nyalla mendukung Prabowo-Hatta Rajasa.

"Waktu itu wajar saya bilang gitu karena oposisi, oposisi kan apa saja dihajar lawannya," ucapnya.

Setelah beralih haluan ke Jokowi, La Nyalla meyakini perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 01 di Jawa Timur di atas 70 persen.

"Pokoknya Pak Jokowi menang di Jawa Timur. Kalau dulu menangnya 800.000, kalau sekarang lebih jauh lagi. Targetnya saya, Pak Jokowi harus menang di atas 70 persen. Orang Madura itu dulu milih Prabowo karena enggak ngerti, dikira Pak Jokowi ini PKI," ujarnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi soal Dugaan Ketua KPK Firli Peras SYL: Enggak Tahu, Jangan Tanyakan ke Saya
Jokowi soal Dugaan Ketua KPK Firli Peras SYL: Enggak Tahu, Jangan Tanyakan ke Saya

Soal baiknya bagaimana sikap KPK, Jokowi tidak ingin berkomentar.

Baca Selengkapnya
Bahlil Tanggapi Agus Rahardjo: Presiden Kalau Marah Itu Diam, Enggak Pernah Suara Keras
Bahlil Tanggapi Agus Rahardjo: Presiden Kalau Marah Itu Diam, Enggak Pernah Suara Keras

Dia enggan menanggapi lebih lanjut polemik yang disampaikan oleh Agus. Terlebih, pada 2017 dirinya tidak mengetahui persoalan tersebut.

Baca Selengkapnya
Istana Tak Ambil Langkah Hukum Terkait Pernyataan Agus Rahardjo Soal Jokowi Intervensi Kasus e-KTP
Istana Tak Ambil Langkah Hukum Terkait Pernyataan Agus Rahardjo Soal Jokowi Intervensi Kasus e-KTP

Menurut Koordinator Stafus Presiden Ari Dwipayana, Presiden Jokowi sudah menjelaskan kasus korupsi yang menyeret mantan Ketua DPR Setya Novanto.

Baca Selengkapnya
Menkumham Yasonna soal Eddy Hiariej Tersangka KPK: Harus Berpijak pada Asas Praduga Tak Bersalah
Menkumham Yasonna soal Eddy Hiariej Tersangka KPK: Harus Berpijak pada Asas Praduga Tak Bersalah

Menkumham tidak akan memberikan bantuan hukum kepada Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ogah Tanggapi Status Tersangka Wamenkumham: Tanya KPK
Jokowi Ogah Tanggapi Status Tersangka Wamenkumham: Tanya KPK

Jokowi meminta masalah Wamenkumham Eddy ditanyakan ke KPK.

Baca Selengkapnya
Yasonna Usai Dicopot Jokowi dari Menkum HAM: Jabatan Amanah, Tidak ada yang abadi
Yasonna Usai Dicopot Jokowi dari Menkum HAM: Jabatan Amanah, Tidak ada yang abadi

Yasonna mengaku sempat bertemu empat mata dengan Jokowi sebelum dicopot sebagai Menteri Hukum dan HAM.

Baca Selengkapnya
Pernyataan Lengkap Permohonan Maaf Rocky Gerung Sudah Bikin Gaduh
Pernyataan Lengkap Permohonan Maaf Rocky Gerung Sudah Bikin Gaduh

Rocky mengaku dekat dengan anak Jokowi. Dan dia tidak mengkritik personal Jokowi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tak Menyerah, Relawan Jokowi Ngotot Laporkan Rocky Gerung ke Polda Metro
VIDEO: Tak Menyerah, Relawan Jokowi Ngotot Laporkan Rocky Gerung ke Polda Metro

Meski mendapat penolakan dari polisi, namun relawan Jokowi tak menyerah.

Baca Selengkapnya
KPK Akhirnya Minta Maaf Firli Jadi Tersangka Pemerasan SYL
KPK Akhirnya Minta Maaf Firli Jadi Tersangka Pemerasan SYL

Ghufron mengatakan kasus dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi yang dilakukan Firli akan dijadikan bahan evaluasi di KPK.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Isi Pembicaraan Yasonna PDIP Dipanggil Jokowi ke Istana, Berujung Dicopot dari Menkum HAM
VIDEO: Isi Pembicaraan Yasonna PDIP Dipanggil Jokowi ke Istana, Berujung Dicopot dari Menkum HAM

Yasonna mengungkapkan terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan Jokowi selama ini

Baca Selengkapnya
Ketua KPK Firli Bahuri Jawab Isu Dugaan Pemerasan ke Mentan Syahrul Yasin Limpo
Ketua KPK Firli Bahuri Jawab Isu Dugaan Pemerasan ke Mentan Syahrul Yasin Limpo

Beredar catatan yang menjelaskan soal kronologi pemerasan yang dilakukan Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Minta Maaf Pada Rakyat, Ketum MUI: Kami Maafkan Pak, Maaf Kadang Suudzon
VIDEO: Jokowi Minta Maaf Pada Rakyat, Ketum MUI: Kami Maafkan Pak, Maaf Kadang Suudzon

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Iskandar menanggapi permintaan maaf Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada masyarakat apabila ada kesalahan

Baca Selengkapnya