Melihat Kembali Jatah Porsi Menteri dari Parpol era Pemerintah Jokowi
Merdeka.com - Pemerintahan kabinet kerja Jokowi akan berakhir pada Oktober 2019 mendatang. Sebagai pemenang Pilpres 2019, partai koalisi Jokowi mulai membicarakan pembagian kursi para menteri. Jokowi bahkan sudah buka-bukaan terkait kriteria menteri-menteri yang akan bergabung dalam kabinet kerja jilid II periode 2019-2024.
Jika melihat ke belakang, saat pemerintahan Jokowi periode 2014-2019 partai koalisi terdiri dari PDIP, PKB, Hanura, NasDem dan Golkar masing-masing mendapatkan jatah kursi menteri.
Berapa porsi untuk partai koalisi. Berikut ini ulasan pembagian jatah kursi menteri dari partai politik era Jokowi yang dirangkum merdeka.com:
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Kita perhatikan saat ini, meskipun putaran pileg atau pilpres ini belum selesai Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan series cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen parpol mana yang bisa 'ditunggangi' untuk tetap berkuasa,' kata Andreas Hugo, saat dikonfirmasi, Senin (11/3).
-
Siapa menteri Jokowi yang terlibat korupsi? Para Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi Dua periode pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya ada bebarapa menteri yang terjerat kasus korupsi.
-
Dimana Partai Golkar berkontribusi di pemerintahan? Per hari ini Partai Golkar melalui Ketua Umumnya Airlangga Hartarto terus berkontribusi penting di pemerintahan sebagai Menko Perekonomian untuk terus menguatkan ekonomi dan iklim investasi di Indonesia.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
PDIP
Sebagai pemenang Pileg 2014, kala itu PDIP berhasil memperoleh 18,95 persen dan sebagai partai pengusung Jokowi, PDIP mendapat porsi menteri terbanyak. Terdapat empat kader PDIP menjadi menteri, seperti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Tjahjo pernah menjadi Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan periode 2010-2015
Kader PDIP lainnya menjadi Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Sebelumnya Yasonna duduk sebagai anggota DPR Fraksi PDIP di Komisi II pada periode 2004 – 2009. Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Saat Pileg 2019, PDIP kembali menang pemilu 2019 dengan hasil 19,33 persen. Mungkinkah kader-kader PDIP lebih banyak mengisi posisi menteri di kabinet kerja jilid II? Semua ada di tangan Jokowi.
PKB
Selanjutnya ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang kadernya cukup banyak ditunjuk menjadi menteri di kabinet kerja. Saat Pileg 2014 PKB mendapat 9,04 persen.
PKB mendapat 3 kursi menteri yakni Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Tiga pos tersebut seolah menjadi langganan untuk PKB. Contohnya era Presiden ke-6 SBY, Menteri Ketenagakerjaan diisi oleh Erman Soeparno dan Muhaimin Iskandar.
Saat Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, PKB kembali mendapat posisi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang diisi oleh Helmy Faishal Zaini.
NasDem
Sebagai partai koalisi Jokowi, NasDem mendapat jatah dua menteri. Yakni Menteri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, di NasDem Enggar dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. Dan pada Pemilu 2014, terpilih kembali sebagai anggota DPR RI.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga diisi oleh kader NasDem yakni Siti Nurbaya. Siti menjabat sebagai ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem.
Sementara posisi Jaksa Agung Muhammad Prasetyo sempat jadi sorotan karena berasal dari partai politik. Sebab, Prasetyo sebelumnya tercatat sebagai politikus Partai NasDem. Namun setelah ditunjuk sebagai Jaksa Agung, ia mengundurkan diri dari partai.
Saat Pileg 2014, NasDem memperoleh 6,72 persen. Di Pileg 2019, suara Partai NasDem meningkat memperoleh 9,05 persen.
Hanura
Untuk Partai Hanura, posisi menteri yang diisi kadernya yakni Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan oleh Wiranto. Wiranto pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Hanura.
Partai Hanura memperoleh 5,26 persen saat Pileg 2014. Saat Pileg 2019, perolehan suara Hanura anjlok mencapai 1,54 persen. Hanura dinyatakan tidak lolos pemilu karena perolehan suara di bawah 4 persen.
Golkar
Kemudian Golkar yang baru bergabung setelah pemerintahan Jokowi berjalan. Mendapat posisi Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, sebelum diisi oleh Idrus marham. Kemudian Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, sebelumnya diisi oleh Saleh Husin dari Partai Hanura.
Saat Pileg 2014 Golkar mendapat 14,75 persen. Sedangkan Pileg 2019 memperoleh 12,31 persen.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayoritas para pembantu Prabowo itu berasal dari partai koalisi yang mendukungnya di Pilpres 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaMegawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya
Baca SelengkapnyaSikap politik Demokrat dalam beberapa tahun belakangan menjadi oposisi disoroti PDI Perjuangan apabila menerima tawaran kursi menteri dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi sebelumnya disebut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengirim menteri untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaTerlihat dari bagaimana Jokowi menyusun kabinet di pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak masalah menghadapi koalisi besar di Pilpres.
Baca Selengkapnya"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"
Baca SelengkapnyaGolkar menjadi salah satu partai yang banyak menempatkan kadernya duduk di Kabinet Merah Putih.
Baca SelengkapnyaHalim menyebut, bahwa PKB adalah koalisi pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnyahubungan Gerindra dengan PKB, kata Gus Jazil cenderung baru, yakni di akhir masa jabatan Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya