Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menolak Coblos Partai di Pemilu 2024: Seperti Balik Sama Mantan, Kembali ke Masa Lalu

Menolak Coblos Partai di Pemilu 2024: Seperti Balik Sama Mantan, Kembali ke Masa Lalu Wajib kenakan sarung tangan saat pencoblosan suara. ©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Politisi Muda Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan PSI kompak menolak sistem Pemilu proporsional tertutup atau coblos partai. Sistem pemilu tersebut dinilai menjadi sebuah kemunduran demokrasi di Indonesia.

Politisi Muda Partai Golkar, Adanti Pradipta menegaskan bahwa sistem coblos partai semakin membuat ketidakpastian dalam Pemilu. Sebab, masyarakat dipaksa untuk memilih partai, bukan calon legislatif yang akan duduk di Senayan.

"Ini seperti kita membeli kucing dalam karung. Kita ingin masyarakat secara langsung mencoblos siapa yang dipilih," kata Adanti, dalam diskusi Sistem Proporsional Tertutup, " Hambat Anak Muda Berkarya?"di Jakarta, Jumat (13/01).

Orang lain juga bertanya?

Sementara, Ketua DPP Barisan Muda PAN Riyan Hidayat menegaskan, sistem coblos partai akan memangkas hak demokrasi masyarakat. Menurutnya, dalam negara demokrasi, rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi.

"Demokrasi artinya kedaulatan rakyat, bagaimana rakyat merasa punya daulat dan kuasa. Cara mewujudkan kedaulatan adalah mereka (rakyat) yang berhak menentukan siapa yang berhak mewakili mereka di parlemen," ujarnya.

Dia menilai, jika pemilu dilakukan tertutup, yang muncul adalah feodalisme politik. Karena, kader partai tidak akan sibuk untuk bersosialisasi ke rakyat tapi justru mencari perhatian ke petinggi partai agar bisa menjadi legislator.

Penolakan juga digelorakan, Angkatan Muda Ka'bah Khairany Soraya yang mengibaratkan penerapan coblos partai seperti kembali ke mantan. Menurutnya, hal itu hanya membuat kita semakin menderita.

"Ini kayak balik sama mantan, kembali ke masa lalu. Kalau nggak ada benefitnya buat apa?," tuturnya.

Di sisi lain, Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi mengakui bahwa proporsional terbuka saat ini memang belum sempurna. Tapi itu bukan menjadi alasan untuk kita kembali ke proporsional tertutup.

"Seharusnya rakyat diberikan hak yang lebih luas, diberikan akses untuk terlibat dalam pemilihan Caleg. Kalau wacana tertutup yang ada malah semakin memangkas hak rakyat," imbuhnya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
'Anak Abah' Serukan Coblos 3 Pasangan di Pilkada Jakarta, DPR Ingatkan Gunakan Hak Sebaik-baiknya
'Anak Abah' Serukan Coblos 3 Pasangan di Pilkada Jakarta, DPR Ingatkan Gunakan Hak Sebaik-baiknya

Gerakan Anak Abah Tusuk 3 paslon tersebut dianggap sebagai bentuk kekecewaan pendukung lantaran Anies Baswedan tak diusung.

Baca Selengkapnya
Ada Kader Dukung Anies dan Ganjar, PSI Tak Masalah Beda Pilihan Capres di 2024
Ada Kader Dukung Anies dan Ganjar, PSI Tak Masalah Beda Pilihan Capres di 2024

Dalam politik, pilihan calon presiden hanya individu itu dan tuhannya yang tahu. Sementara secara kelembagaan punya mekanisme sendiri.

Baca Selengkapnya
Golkar soal Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta: Mau Turun Pangkat
Golkar soal Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta: Mau Turun Pangkat

Walaupun begitu, Golkar menyebut hak setiap orang untuk maju dalam pilkada termasuk Anies.

Baca Selengkapnya
Airlangga Bantah Ada Upaya Jegal Anies Baswedan di Pilkada Jakarta
Airlangga Bantah Ada Upaya Jegal Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Golkar sendiri telah menugaskan Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
Anies: Semua Partai Tersandera Kekuasaan, Mencalonkan Saja Terancam
Anies: Semua Partai Tersandera Kekuasaan, Mencalonkan Saja Terancam

Anies buka-bukaan seluruh partai di Indonesia saat ini tersandera oleh pemegang kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Anies Singgung Pemilu di Era Orde Baru: Waktu Itu Pemilu Seperti Teater, Sudah Diarahkan
Anies Singgung Pemilu di Era Orde Baru: Waktu Itu Pemilu Seperti Teater, Sudah Diarahkan

"Partainya cuma tiga, kemudian sudah diarahkan, Pemilu itu seperti teater saja," kata Anies

Baca Selengkapnya
PDIP Singgung Konsolidasi Membendung Calon Potensi karena Adanya Ambisi Kekuasaan
PDIP Singgung Konsolidasi Membendung Calon Potensi karena Adanya Ambisi Kekuasaan

Hasto kemudian berbicara soal calon Kepala Daerah yang diusung dengan membendung koalisi.

Baca Selengkapnya
PDIP usai DPR Abaikan Putusan MK: Forum Ini jadi Saksi dan Pelaku Keburukan Demokrasi Hari Ini
PDIP usai DPR Abaikan Putusan MK: Forum Ini jadi Saksi dan Pelaku Keburukan Demokrasi Hari Ini

Menurut Masinton, semua fraksi di DPR akan menjadi saksi sekaligus pelaku rusaknya demokrasi di Indonesia atas pengabaian putusan MK

Baca Selengkapnya
Airlangga Minta Rakyat Jangan Golput, Penting untuk Masa Depan Indonesia
Airlangga Minta Rakyat Jangan Golput, Penting untuk Masa Depan Indonesia

Fenomena golput masih banyak ditemui dan menjadi salah satu tantangan yang serius di setiap pemilu

Baca Selengkapnya
PDIP Nilai Pemilu 2024 Terburuk Pasca-Reformasi: Alat Negara dan Aparat Dikerahkan
PDIP Nilai Pemilu 2024 Terburuk Pasca-Reformasi: Alat Negara dan Aparat Dikerahkan

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menilai, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi yang terburuk pascareformasi.

Baca Selengkapnya
Golkar: Parpol yang Usulkan Hak Angket Tak Bakal Kompak
Golkar: Parpol yang Usulkan Hak Angket Tak Bakal Kompak

PKB, Partai NasDem, dan PKS menyatakan mendukung usulan hak angket.

Baca Selengkapnya
Tegas, Akbar Tandjung Minta Wacana Munaslub Golkar Dihentikan
Tegas, Akbar Tandjung Minta Wacana Munaslub Golkar Dihentikan

Akbar meminta seluruh pengurus dan kader Golkar menjaga kekompakan dan soliditas partai.

Baca Selengkapnya