NasDem soal Pilgub Jabar: Koalisi besar bukan jaminan menang
Merdeka.com - NasDem sebagai partai pengusung bakal calon gubernur Jabar Ridwan Kamil tidak gentar dengan wacana terbentuknya koalisi Golkar dan PDIP di Pilgub Jabar 2018. Meski secara jumlah kursi partai merah dan kuning itu gemuk (37 kursi), tapi itu bukan jaminan.
Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa mengatakan, jika NasDem bersatu dengan PKB, PPP, Hanura sudah cukup untuk membangun kekuatan menghadapi Pilgub Jabar. Dari 20 kursi yang menjadi syarat, empat partai ini memiliki 24 kursi.
"Kita sangat optimis, kita punya calon yang secara performa secara imej respon elektabilitasnya sangat memadai bahkan melampaui di antara calon-calon yg ada. Lalu kedua, bukan berarti ketika koalisi besar itu otomatis jaminan. Bisa saja koalisi besar itu menjadi tidak efektif tidak efisien bahkan bisa jadi beban tersendiri. Justru dengan kita yang ramping inilah," kata Saan usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPD Hanura Jabar Aceng Fikri, Ketua DPW PPP Jabar Ade Munawaroh Yasin, dan Sekretaris DPW PKB Jabar Maulana Yusuf, di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Jumat (11/8).
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
-
Siapa yang akan melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu,' tutur Huda.
-
Bagaimana cara PKB melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kenapa PKB ingin melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? 'Kita kan sudah lama sudah sampaikan begitu, kita akan bikin poros di luar Kang RK,' tegasnya lagi. Kemudian Huda menjelaskan bahwa Pilkada Jabar akan lebih baik bila diisi dengan 3 poros atau 3 pasangan calon dari kubu yang berbeda demi menawarkan pilihan yang variatif bagi masyarakat.
-
Bagaimana Nasdem membangun koalisi untuk Pilgub NTT? 'Saya juga menugaskan seluruh pengurus untuk membangun koordinasi dan komunikasi dengan partai lain, karena harus berkoalisi,' jelas Edistasius.
-
Bagaimana Nurdin Halid menanggapi wacana Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Pak Jokowi bergabung dengan Golkar hal yang bagus. Tapi tunggu dulu, beliau ingin bergabung dengan Golkar dengan tangan terbuka sangat menerima, karena beliau sangat dekat dengan Golkar,' ucapnya.
Menurut dia, empat partai yang akan membentuk kekuatan baru saat ini tengah mencari figur pendamping Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. Beberapa nama memang sempat digulirkan salah satunya Aceng Fikri. Tapi lanjut dia, pembicaraan soal wakil masih cukup jauh mengingat empat partai ini tengah dalam penyamaan visi.
"Sekarang kita mau cocokkan dulu lah. Tp insya allah kalau kita niatnya sama-sama ingin membuat Jabar lebih baik niatnya baik kita ingin memberikan kemaslahatan beri kebaikan buat Jabar," terangnya.
Kapan koalisi ini diresmikan? Saan menjawab itu tergantung dapur partai masing-masing. "Nanti masing-masing partai kan punya mekanisme internal, punya problem, punya timing masing-masing. Kita semua tetap berpijak pada DPP. Tp saya yakin sblm akhir tahun ini kita sudah punya jawaban," imbuhnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar menjawab isu pembentukan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk menjegal langkah Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaMeski berkoalisi di Pilpres, dalam urusan pilkada Gerindra dan Golkar punya kepentingan yang bertolak belakang.
Baca SelengkapnyaIlham mengaku sudah siap berkompetisi dengan siapapun sejak dirinya diusung oleh Partai NasDem, termasuk dengan Ridwan Kamil yang berstatus petahana.
Baca SelengkapnyaSalah satu keputusan KIM Plus adalah mengusung mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sebagai bakal calon gubernur untuk Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaSekjen Golkar membenarkan Ridwan Kamil (RK) bakal diusung maju di Pilkada Jakarta 2024 usai Dedi Mulyadi diusung di Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaPaloh mengatakan, saat ini Anies Baswedan masih dominan di berbagai survei elektabilitas calon Gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaNasDem bakal mengusung nama-nama yang dianggap memahami Kota Jakarta serta yang sejalan dengan partai.
Baca SelengkapnyaIbas berharap koalisi pada Pilkada 2024 menghasilkan calon kepala daerah yang mumpuni.
Baca SelengkapnyaTernyata, fenomena koalisi ‘gemuk’ di Pilkada Jakarta pernah terjadi pada 2007 lalu.
Baca SelengkapnyaPeluang Ridwan Kamil di Jakarta tetap ada walaupun diakui elektabilitasnya belum optimal.
Baca SelengkapnyaRK sebagai calon tunggal untuk penugasan di Jabar. Sementara di Jakarta, RK bersama Ahmad Zaki Iskandar dan Erwin Aksa
Baca SelengkapnyaZulhas saat ditemui usai workshop dan Rakornas PAN mengatakan bahwa partainya berencana mengusung RK.
Baca Selengkapnya