PAN: Selamat Datang, Ahlan Wa Sahlan Kepada Partai Ummat
Merdeka.com - PAN mengucapkan selamat atas deklarasi partai Ummat yang digagas Amien Rais. Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi mengatakan, adanya partai baru dapat menambah kualitas demokrasi.
“Selamat datang, ahlan was sahlan, kepada Partai Ummat yang resmi dideklarasikan. PAN merasa senang hati ada partai politik baru yang didirikan. Harapannya semoga dapat meningkatkan kualitas pelembagaan demokrasi di Indonesia,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/4).
Dia berharap, Partai Ummat turut memberikan kontribusi positif dalam peta perpolitikan nasional.
-
Siapa yang menyampaikan visi PAN? Komitmen ini disuarakan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, dengan melihat kondisi dunia saat ini.
-
Apa visi masa depan PAN? Kedaulatan pangan menjadi salah satu isu yang akan dikawal Partai Amanat Nasional (PAN) ke depan.
-
Apa yang Zulhas katakan tentang PAN? “Memang PAN lahir dari rahim Muhammadiyah, tetapi sejatinya perjuangan Muhammadiyah adalah untuk bangsa. Maka inklusivitas PAN hari ini adalah mandat perjuangan yang niscaya. PAN juga milik NU, bahkan melintasi batas-batas ormas, agama, suku, bahasa, warna kulit. PAN adalah partai milik semua anak bangsa. Matahari yang selalu menyinari tanpa membeda-bedakan.“ Tutur Zulhas dalam pidato politiknya pada Peringatan HUT ke-25 PAN di Jakarta (28/8).
-
Siapa yang memimpin Barisan Muda PAN? Uya Kuya Pasha Ungu terpilih menjadi Ketua Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) periode 2021-2026.
-
Apa yang dibahas PPP dan partai pengusung Ganjar? Terlebih, nama-nama yang ada sudah mengerucut dan dibahas bersama partai politik pengusung Ganjar Pranowo.
-
Apa yang dilakukan PAN di Pemilu 2024? Beberapa partai politik telah mendaftarkan para kadernya untuk maju Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
“Praktik demokrasi dapat berjalan dengan baik dan memberikan kontribusi bagi tujuan pembangunan nasional. jika keberadaan partai politiknya dapat fungsional sesuai dengan tugas dan kewenangannya,” ujarnya.
Viva Yoga menegaskan, PAN tidak terusik dengan adanya Partai Ummat. Sebab, dia menilai, kedua partai memiliki ideologi berbeda.
“Pertama, ideologi politik PAN dan Partai Ummat berbeda. PAN berideologi Nasionalis Religius, sedangkan Partai Ummat berideologi Islam. Perbedaan ideologi politik partai akan menyebabkan perbedaan basis sosial di masyarakat. Basis konstituen tentu berbeda,” ucapnya.
Selain itu, dia menegaskan, seluruh kader PAN solid dan tidak ada yang menyatakan pindah haluan partai.
“Kader dan pengurus PAN dari pusat sampai daerah tetap solid, kompak, berkomitmen, dan militan sebagai pejuang partai. Tidak ada anggota legislatif dan eksekutif PAN yang menyatakan keluar dari PAN. Karena kader PAN itu rasional dan berakal sehat sehingga mereka secara obyektif dapat menilai dengan benar tentang masa depan politiknya. Jika ada mantan anggota PAN yang terlibat di Partai Umat, jumlahnya hanya sedikit saja, non signifikan,” tutup Viva Yoga.
Reporter: Delvira HutabaratSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak tokoh NU bergabung dengan Partai Amanat Nasional
Baca SelengkapnyaZulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaDi tangan Ketum Zulkifli Hasan (Zulhas), PAN sukses bertransformasi menjadi partai terbuka untuk semua golongan.
Baca SelengkapnyaJika PAN sudah cocok dengan calon lain dan cukup syarat mengusung kepala daerah, maka tak masalah berbeda dengan KIM
Baca SelengkapnyaPAN menegaskan, saat Zulhas membagikan uang tidak ada narasi untuk memilih atau mencoblos PAN.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengakui hubungan PBNU dan PKB memang tidak erat. Alasannya, PBNU menganggap semua kelompok sama.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui bahwa partainya tidak akan melabuhkan dukungan ke Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPuan juga tak mempersoalkan ihwal perbedaan pilihan politik yang terjadi antaranya dengan Kaesang.
Baca SelengkapnyaPembahasan partai yang akan bergabung dilakukan setelah KPU resmi menetapkan pasangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaCak Imin juga setuju dengan pernyataan Gus Yahya pengurus PBNU tidak boleh mengatasnamakan organisasi dipimpinnya secara politik.
Baca SelengkapnyaKemungkinan tersebut muncul lantaran kedekatan Megawati dan Prabowo.
Baca SelengkapnyaGas Yahya meminta calon pemimpin akan berkontestasi tidak menjual embel-embel NU dan agama demi meraih suara.
Baca Selengkapnya