Dongkrak Elektabilitas Prabowo, Pemilik Survei Median Disebut Kader PKS
Merdeka.com - Hasil survei Median yang menyatakan selisih elektablitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga hanya 9,2 persen diragukan. Bahkan pemilik Median, Rico Marbun disebut sebagai kader PKS pendukung Prabowo-Sandiaga.
Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu (JAMMAL) Rofiq Al Fikri, berpendapat, Median merupakan lembaga survei yang berbeda dengan lembaga lainnya yang menyebut selisih elektabilitas Jokowi-Prabowo terpaut jauh, yakni sekitar 20 persen.
"Hendaknya masyarakat mempercayai lembaga-lembaga survei yang berdasarkan sejarah mempunyai keakuratan tinggi dalam mengeluarkan hasil surveinya, sebagai contoh Litbang Kompas, Populi Center, Charta Politika, LSI dan LIPI," jelas Rofiq kepada wartawan, Selasa (22/1).
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Siapa yang menilai elektabilitas PSI? Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Dimana PDIP meraih suara terbanyak di Pileg 2019? Adapun dalam Pileg 2019, PDIP di Bali berhasil meraih 60 persen suara sedang untuk Pilpres yang mengusung pasangan Jokowi-Amin mencapai 90 persen.
-
Siapa yang membantu PPK dalam Pilkada? Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan pemilihan di tingkat kecamatan atau yang disebut dengan nama lain yang telah ditetapkan oleh KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota.
-
Mengapa PDIP menjadi partai pemenang? PDIP berhasil menjadi partai pemenang pemilu 2019 dengan memperoleh dukungan yang signifikan dari masyarakat.
-
Apa kepanjangan PKD Pemilu? Kepanjangan PKD pemilu adalah Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kelurahan/Desa. Ini merupakan lembaga yang dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan pemilu di tingkat kelurahan atau desa.
Rofiq menuding, Lembaga Survei Median, secara kepemilikan dimiliki oleh seorang Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bernama Rico Marbun.
Berdasarkan rekan jejak, menurut dia, Median pernah mengeluarkan hasil dimana pada Mei 2013 yang lalu, menempatkan PKS sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi di bawah PDIP dan Golkar menjelang Pemilu 2014.
"Namun pada akhirnya, hasil Median meleset jauh. Pada Pemilu 2014, PKS hanya menempati peringkat ketujuh, jauh di bawah perolehan suara PDIP dan Golkar," lanjut Rofiq lagi.
Rofiq pun sekali lagi mengingatkan, hasil survei mampu mempengaruhi opini publik, namun peran serta publik dalam memilah-memilah informasi yang beredar, akan membawa publik tidak lagi mudah dibodohi.
Rico Marbun Membantah
Dikonfirmasi tuduhan tersebut, Rico Marbun membantah tegas. Menurut dia, tuduhan kader PKS tidak benar.
"Salah besar. Saya tidak pernah jadi caleg PKS dan lain-lain. Lihat saja di KPU," tegas Rico.
Dia mengakui memang kerap berhubungan dengan partai politik. Tapi itu sebatas profesional sebagai lembaga survei.
"Kalau saya isi seminar di PKS jelas pernah. Sama seperti saya isi seminar di PKB juga pernah, garap survei untuk Golkar dan partai-partai lainnya pernah," tutur Rico kepada merdeka.com.
Dia menjamin, hasil survei terbaru Median yang menyatakan Jokowi hanya selisih 9,2% dengan Prabowo valid. Bukan pesanan capres atau timses tertentu.
Rico pun meminta agar tak hanya melihat satu atau dua hasil survei Median seperti tuduhan Fikri. Dia membanggakan keberhasilan Median yang menyebut Basuki T Purnama (Ahok) kalah di Pilgub DKI.
"Dulu Median banyak dibully saat mengatakan yang sesungguhnya tentang dinamika seputar Pak Ahok dan DKI. Orang jadi hilang perspektif tentang data. Akhirnya kalah kan? Sesuai prediksi," imbuh Rico lagi.
"Jadi jangan cuma lihat satu data saja, terus main klaim begitu," jelas Rico.
Rico pun menyayangkan hasil survei Median terbaru mengundang reaksi kubu Jokowi. Dia pun menyindir kubu Jokowi, ingin pesan survei yang hasil elektabilitasnya berapa.
"Apa masih kurang puas kalau 01 menang. Maunya dikasih menang berapa," sindir Rico.
Dalam hasil survei Median, Jokowi-Ma'ruf meraih 47,9 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen. Jarak antar kedua pasangan ini hanya sekitar 9,2 persen.
"Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin 47,9 persen, Prabowo-Sandiaga 38,7 persen dan undecided sebesar 13 persen. Selisih suara 01 dan 02 sudah selisih satu digit, dengan 'gap' nya kurang lebih 9,2 persen," kata Rico di kawasan Cikini, Jakarta, Senin (21/1).
Survei dilakukan 6-15 Januari 2019 dengan 1.500 responden yang tersebar di semua provinsi. Margin of error +- 2,5 persen. Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling dan proporsional.
Kubu Jokowi Tak Percaya
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Ace Hasan Syadzily meragukan hasil survei Median. Sebab, dibandingkan beberapa lembaga survei yang sudah duluan merilis, hanya Median yang menyatakan elektabilitas inkumben Jokowi di bawah 50 persen, dengan selisih di bawah 10 persen.
Oleh sebab itu, Ace mengatakan, publik perlu mengkritisi lembaga survei partisan. Caranya dengan menyandingkan hasil survei dengan yang lain.
"Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," ujar Ace dalam keterangan tertulis, Selasa (22/1).
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, rata-rata hasil survei menyebut selisih Jokowi dengan Prabowo Subianto, sebesar 20 persen. Seperti yang terakhir diungkap Charta Politika. Ace menyebut, timses Prabowo-Sandiaga mengklaim hasil survei internal selisih 10 persen, menanggapi hasil survei yang menyebut selisih 20 persen.
"Paslon 02 bertahan dengan mengangkat framing bahwa jarak antara palson 01 dengan 02 tinggal 10 persen atau satu digit. Timses paslon 02 menyebut angka itu adalah survei internal yang tidak dipublikasikan," jelasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaIndikator menggelar survei politik di Sumatera Barat pada 26 Juni-10 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaSementara elektabilitas PDIP dan Gerindra berada di bawah PKB.
Baca SelengkapnyaRenggangnya hubungan Jokowi dan PDIP juga bisa mempertegas posisi pendukung Jokowi di luar PDIP.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan memiliki elektabilitas mencapai 16,4 persen. Partai Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas 14,6 persen.
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca SelengkapnyaPSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca SelengkapnyaPoltracking menggelar survei tatap muka pada 29 Oktober-3 November 2023.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo terus meningkat lantaran mesin politik KIM sudah mulai panas.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaPSI diyakini akan memperoleh suara lebih dari 4 persen.
Baca Selengkapnya