PPP Tolak konvensi dan ancam cabut dukungan dari Ridwan Kamil
Merdeka.com - Ridwan Kamil terancam ditinggalkan PPP di Pilgub Jabar tahun depan. Penyebabnya konvensi untuk pemilihan pendamping sang Wali Kota Bandung itu berpotensi menimbulkan pertikaian.
Seperti diketahui, pria yang karib disapa Emil ini sudah mendapatkan dukungan dari NasDem, PPP, PKB dan Golkar.
PPP menawarkan Uu Ruzhanul Ulum sementara PKB memunculkan Syaiful Huda. Partai Golkar yang terakhir ikut bergabung dalam koalisi menunjuk kadernya, Daniel Muttaqien.
-
Siapa yang akan melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu,' tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? 'Kita kan sudah lama sudah sampaikan begitu, kita akan bikin poros di luar Kang RK,' tegasnya lagi. Kemudian Huda menjelaskan bahwa Pilkada Jabar akan lebih baik bila diisi dengan 3 poros atau 3 pasangan calon dari kubu yang berbeda demi menawarkan pilihan yang variatif bagi masyarakat.
-
Bagaimana cara PKB melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Bagaimana PPP merespon opsi Ganjar-Ridwan Kamil? PPP merespons menguatnya opsi Ridwan Kamil sebagai cawapres pendamping capres yang mereka usung, Ganjar Pranowo. Partai berlambang Kakbah yakin nama yang muncul akan lebih dulu dimusyawarahkan dalam koalisi.
-
Siapa yang ajukan Ridwan Kamil maju di Jakarta? 'Silakan dicek bahwa pada waktu itu kan yang minta mau maju Jakarta kan Pak Ridwan Kamil,' klaim Dasco.
-
Mengapa Ridwan Kamil ditolak? Dikutip lewat akun X @MurtadhaOne1, disebut-sebut penolakan tersebut karena tidak ada izin yang disampaikan kepada warga setempat. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam acara Gerakan Membangun (Gerbang) Betawi.
Belakangan, Uu dan Daniel menjadi nama yang bersaing ketat memperebutkan kursi calon wakil gubernur. Namun Emil yang tidak menunjukkan sikap tegas memilih salah satu di antara keduanya memunculkan ide konvensi.
Ide itu mendapat tentangan dari PPP. Partai berlambang Kabah bahkan mengancam menarik dukungan.
Ketua DPW PPP Jabar, Ade Mubawaroh Yasin menilai wacana konvensi tidak relevan, bahkan bisa merusak jalinan koalisi yang sudah terbentuk antar partai koalisi.
"Konvensi hanya akan menimbulkan persaingan antarkoalisi. Emil sebaiknya mengedepankan komunikasi," ucapnya saat dihubungi, Kamis (7/12).
PPP sebut hanya akan mengusung Ridwan Kamil dengan catatan, Uu dipilih sebagai wakil. Hal itu merupakan bagian komitmen dan perjuangan partainya untuk memunculkan kader.
Dihubungi terpisah, pakar politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Karim Suryadi menyebut, konvensi belum tentu efektif, malah akan mempengaruhi dukungan yang sudah diberikan.
"Jangan mengurai benang yang sudah menjadi kain, artinya kita tidak tahu deal apa yang sudah dibangun RK (Ridwan Kamil) dengan parpol koalisi. Tapi rasanya tidak mungkin tanpa kesepakatan," terangnya.
Ia menilai konvensi bisa jadi sebuah pengingkaran. Daripada konvensi, Karim menyebut lebih baik dibicarakan dengan koalisi. Sejauh pengamatannya, RK belum pernah melakukan komunikasi bersama sama dengan parpol koalisi.
"Keputusannya di RK sendiri, chemistry-nya dengan siapa. Sinerginya dengan siapa. Calon Wagub juga punya kelemahan dan keterbatasan kalau dilihat dari wilayah. Daniel hanya utara, Uu (Ruzhanul Ulum) di Priangan timur. Padahal desa-desa sangat banyak, lebih dari 5.000 desa," terangnya.
Karim pun khawatir, konvensi akan menimbulkan efek subliminal yang menguat. Alih-alih dianggap demokratis, malah yang muncul, RK tidak mau mengambil risiko.
"Menurut saya ide konvensi buah dari kebingungan yang dibuatnya sendiri. Kita tidak tahu komunikasi yang dilakukan dengan partai pendukung. Saya menduga dukungan yang didapat dibarter dengan janji posisi wakil. Mereka (parpol pendukung) saat ini menagih janji," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Waketum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng masih meyakini jika Ridwan Kamil bakal terpilih menjadi cawapres Ganjar.
Baca SelengkapnyaJazilul mengatakan, pembahasan soal pilgub Jawa Barat masih pada tahap awal.
Baca SelengkapnyaSandi mengatakan bahwa PPP sudah menjalin komunikasi dengan partai-partai lain secara informal mengenai pilkada.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil dinilai akan tegak lurus dengan partai Golkar mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaPolitikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Deddy Yevry Sitorus mengungkapkan Ridwan Kamil digoda Capres lain agar tidak berpasangan dengan Ganjar.
Baca SelengkapnyaZulhas saat ditemui usai workshop dan Rakornas PAN mengatakan bahwa partainya berencana mengusung RK.
Baca SelengkapnyaDody menjelaskan, hal tersebut sudah tertuang dalam Pasal 43 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015.
Baca SelengkapnyaMeski berkoalisi di Pilpres, dalam urusan pilkada Gerindra dan Golkar punya kepentingan yang bertolak belakang.
Baca SelengkapnyaKholid menyatakan, komunikasi pimpinan PKS dan KIM berjalan lancar tanpa ada hambatan.
Baca SelengkapnyaPKS justru tengah membangun komunikasi intens dengan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaPipin meminta hal itu ditanyakan langsung ke Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaPKB dan PDIP sudah saling bertukar informas untuk Pilkada Jabar.
Baca Selengkapnya