Redup Wacana Aklamasi Usai Airlangga Dipanggil Jokowi
Merdeka.com - Tiga bulan jelang Musyawarah Nasional Partai Golkar, persaingan dua calon Ketua Umum, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo kian panas. Kedua tokoh Golkar itu bergerilya mencari dukungan kader. Calon Golkar-1 minimal harus mengantongi 30 persen suara dari daerah.
Airlangga percaya diri. Mengklaim didukung 90 persen DPD I dan II seluruh Indonesia, sesepuh partai, organisasi sayap hingga Presiden Joko Widodo. Loyalis Airlangga menyebut Jokowi telah memberikan sinyal mendukung sang jagoan di Munas.
Klaim itu muncul usai Airlangga mengajak pengurus DPP Partai Golkar beserta Para Ketua DPD se-Indonesia bertemu Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/7) lalu. Jokowi berpesan agar konsolidasi kepemimpinan Airlangga harus diperkuat.
-
Siapa saja yang mendukung Airlangga? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Kita perhatikan saat ini, meskipun putaran pileg atau pilpres ini belum selesai Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan series cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen parpol mana yang bisa 'ditunggangi' untuk tetap berkuasa,' kata Andreas Hugo, saat dikonfirmasi, Senin (11/3).
-
Apa yang dilakukan pendukung Jokowi di Pilkada Jakarta? 'Karena tidak ada partai yang 100 persen mendukung' jelasnya.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kubu Airlangga menerjemahkan pesan tersebut sebagai sinyal dukungan. Rumornya, mereka juga membawa pesan itu sebagai 'jualan' kepada pemilik suara pleno alias pengurus di daerah-daerah demi menarik suara. Skema aklamasi pun dirancang, bermodal sinyal dukungan Jokowi itu.
Pengurus DPP Golkar Mirwan Vauly mengatakan wacana aklamasi Airlangga di Munas sebenarnya tidak direstui Jokowi. Usai klaim tersebut ramai, kata Mirwan, Jokowi memanggil Airlangga dan Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo.
Namun, dia menolak membeberkan waktu dan tempat pertemuan. Dalam pertemuan itu, Jokowi berpesan agar kedua tokoh bersaing secara sehat dan menjunjung nilai demokrasi di Munas. Pesan itu menegasikan mendukung Airlangga melanjutkan kepemimpinan di partai berlambang beringin.
"Jadi awalnya semua orang dekat Airlangga menyatakan didukung Pak Jokowi. Diembuskan kanan kiri. Faktanya, ternyata enggak," kata Mirwan saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (6/9).
Menperin itu tampaknya mengamini permintaan Jokowi. Akhir Agustus, Airlangga mendirikan rumah pemenangan di Jalan Purworejo No 7, Menteng, Jakarta Pusat. Pendirian markas pemenangan itu menandakan Airlangga siap 'tarung bebas' dengan Bamsoet.
Jajaran tim pemenangan dibentuk. Airlangga menunjuk Melchias Marcus Mekeng sebagai ketua tim pemenangan. Anggotanya terdiri dari senior Golkar Agung Laksono, pengurus DPP Ahmad Doli Kurnia, Adies Kadir, Fahmi Idris, Rizal Mallarangeng dan Roem Kono.
"Airlangga akhirnya buka rumah pemenangan. Awalnya dia merasa percaya diri bisa menang aklamasi," kata Inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) itu.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Korbid Indonesia Timur Melchias Markus Mekeng mengakui ada pembicaraan antara Airlangga dan Jokowi terkait gejolak di tubuh Golkar. Pertemuan dilakukan secara informal. Airlangga melaporkan kondisi terkini dengan segudang dinamika di partainya.
Jokowi itu juga merespons dengan meminta Airlangga mengikuti AD/ART Golkar dalam menyiapkan Munas. Dia tidak ingin Golkar gaduh, apalagi pecah karena beda pilihan di Munas jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 1 Oktober mendatang.
"Ikuti AD/ART dan jangan gaduh karena acara kenegaraan akan dimulai tanggal 1 Oktober sampai pelantikan presiden dan kabinet," ungkap Mekeng.
Sebelumnya, Wacana aklamasi Airlangga di Munas sempat disinggung Politikus Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita. Dia menyebut Airlangga bisa kembali terpilih menjadi ketua umum Golkar secara aklamasi. Hal itu ia anggap bukan masalah karena tidak menyalahi proses demokrasi.
Agus yang juga menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos) ini mengungkapkan dukungan dari pengurus partai pemegang suara sudah lebih dari 400 daerah. Jumlah itu terus bertambah secara berkala.
"Faktanya, Pak Airlangga memiliki dukungan dari 400 daerah, bahkan sekarang di atas 400. Ini kan bisa mengarah pada aklamasi," ujarnya saat ditemui di Bandung, Selasa (9/7).
"(Aklamasi) Ini bukan hal tabu atau hal yang salah. Aklamasi itu kan salah satu bagian dari demokrasi, selama aspirasi yang datang dari daerah ga ada unsur paksaan," ia melanjutkan.
Loyalis Airlangga lain, Rizal Mallarangeng menegaskan pemilihan calon ketua umum Golkar dalam Munas akan tetap berjalan demokratis. Meski metode pemilihan ketua tersebut aklamasi.
"Kalau teman-teman bisa memilih Pak Airlangga secara aklamasi dengan metode yang demokratis Partai Golkar jauh lebih siap lagi untuk mulai membantu Pak Jokowi bekerja dengan sungguh-sungguh karena Golkar ini kan suka enggak suka adalah aset Indonesia," kata Rizal.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga menyebut Presiden Jokowi sudah nyaman dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaDia mengungkapkan bahwa Jokowi sempat heran soal namanya ramai masuk Partai Golkar.
Baca Selengkapnyaak hanya itu, Airlangga pun menilai Presiden Jokowi nyaman dengan partainya tersebut.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Ketum Golkar Airlangga Hartarto menyebut, Jokowi bakal punya peran di pemerintahan berikutnya
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaJokowi menjawab ini saat ditanya apakah Airlangga mundur turut dibicarakan bersama dirinya atau tidak.
Baca SelengkapnyaJokowi menyatakan, pengunduran diri Airlangga menjadi urusan internal Golkar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait tudingan menghambat dan menjegal langkah politik Anies Baswedan di Pilkada Serentak, Jumat (30/8).
Baca SelengkapnyaJokowi mempertanyakan dirinya yang katanya disebut akan menjadi ketua maupun dewan pembina Partai Golkar.
Baca Selengkapnya