SBY mengeluh Demokrat di-bully, kenapa bukan partai koalisi Jokowi
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengeluhkan partainya di-bully pasca-menerima dengan catatan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) No 2 Tahun 2017 tentang Ormas saat rapat paripurna (24/10) kemarin. SBY menyebut muncul kritik karena Demokrat tidak ikut-ikutan menolak Perppu Ormas seperti PAN, PKS dan Gerindra.
"Yang saya lihat justru saudara-saudara, para kader kok jadi kelihatan panik? Kok kelihatan 'kita kenapa kok di-bully?'," kata SBY melalui video yang diunggah ke akun youtube Demokrat TV, Kamis (26/10).
SBY heran, mengapa sejumlah pihak tidak menyerang enam partai pendukung pemerintah yang mendukung Perppu Ormas, yakni PDIP, PPP, PKB, Golkar, Hanura dan NasDem.
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa Jokowi tidak diundang ke Rakernas PDIP? Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak diundang dalam rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDIP pada pekan ini. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, partainya tidak ada refleksi khusus dalam rakernas karena ketidakhadiran Jokowi.'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa pendiri Partai Demokrat? Gagasan pendirian Partai Demokrat pertama kali muncul dari SBY.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
"Kenapa tidak dikritik atau diserang enam partai yang nyata-nyata menerima apa adanya. Tidak seperti Demokrat kita menerima dengan catatan asal pemerintah melakukan revisi," ujarnya.
Sebelum memutuskan sikap, kata SBY, pimpinan fraksi, dan anggota Komisi II dari Demokrat menemuinya dan Sekjen Hinca Panjaitan. Mereka membahas satu persatu pasal Perppu Ormas dengan dibandingkan dengan UU Ormas lama.
SBY mengaku paham betul dengan isi UU Ormas lama karena disahkan pada era kepemimpinannya. "Kita bandingan dengan UU ormas 2013 yang dulu saya tandatangani. Jadi saya mengerti betul UU Ormas itu. Kita bandingkan satu demi satu," ungkapnya.
Kemudian, Fraksi Demokrat telah melakukan lobi dengan pemerintah yang diwakili Mendagi Tjahjo Kumolo dan Menkominfo Rudiantara disaksikan fraksi lain. Dalam pertemuan itu, pemerintah menyatakan bersedia melakukan revisi Perppu Ormas jika disahkan oleh DPR.
Pernyataan pemerintah untuk bersedia merevisi Perppu Ormas jika telah disahkan menjadi UU itu menjadi alasan Demokrat menerima aturan tersebut. Demokrat berpandangan menerima Perppu Ormas dengan catatan perbaikan menjadi opsi jalan tengah yang tepat.
"Ditanyakan apakah bersedia merevisi? Mendagri menjawab bersedia. Itulah yang kami pegang bahwa perjuangan Demokrat tidak sia-sia untuk melakukan perubahan," klaimnya.
"Kalau tidak melakukan perubahan dan kemudian diberlakukan, berbahaya sekali. Karena nyata-nyata, menurut pandangan saya pribadi, Perppu kalau disahkan apa adanya itu tidak adil, tidak tepat dan itu berbahaya bagi kehidupan bangsa kita," sambung SBY.
Presiden ke-6 RI ini menambahkan, jika Demokrat mengikuti sikap Gerindra, PKS dan PAN maka perjuangan untuk memperbaiki UU Ormas tersebut. Sebab, suara gabungan 4 partai tidak mungkin mengalahkan 6 partai pendukung pemerintah. Hal itu telah terjadi saat pengambilan keputusan RUU Pemilu.
"Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga. Tidak ada ruang bagi PD untuk mengkoreksi. Tidak terbuka peluang untuk perppu ormas itu dilakukan revisi. Tolong dipahami itu," tegasnya.
Lebih lanjut, SBY beralasan apabila Demokrat ikut menolak maka akan berdampak buruk kepada masyarakat dan ormas. Pasalnya, banyak pihak khawatir Perppu Ormas hanya akan membatasi hak-hak asasi manusia dan tidak demokratis.
"Jadi bukan ikut-ikut menolak tetapi setelah menolak, malah kasihan ormas ormas kita, kasihan rakyat kita karena jelas bahwa perppu ormas kalau tidak dilakukan revisi saya katakan tidak adil, tidak baik, menunjukkan sangat berkuasanya negara dan pemerintah," tukasnya.
Diketahui, Rapat paripurna DPR telah memutuskan menyetujui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat (Ormas) untuk disahkan menjadi undang-undang (UU). Hal itu diputuskan setelah melakukan voting pada 445 anggota fraksi.
"Dengan berbagai catatan yang disampaikan berbagai fraksi yang ada maka rapat paripurna menyetujui Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas menjadi undang-undang," kata pimpinan rapat Fadli Zon di Ruang Rapat Paripurna, Selasa (24/10).
Berdasar hasil voting Fraksi PDIP dengan 108, Golkar 70, PKB 32, PPP 23, NasDem 23, Hanura 15 anggota menyetujui Perppu Ormas untuk dijadikan UU. Sedangkan Fraksi Gerindra 62, PKS 24, dan PAN 35 anggota tidak menyetujui Perppu Ormas disahkan menjadi UU.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaSBY menilai ajakan PDIP dan Gerindra baik untuk transparansi politik
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno mengaku sempat berkomunikasi dengan sejumlah parpol, termasuk Demokrat.
Baca SelengkapnyaDemokrat ingin Megawati bisa menerima pertemuan dengan SBY
Baca SelengkapnyaMenteri aktif itu mengaku mendapat restu dari sosok pak lurah untuk membentuk koalisi baru bersama Partai Demokrat, PKS dan PPP.
Baca SelengkapnyaPDIP meyakini Jokowi tidak memberi perintah kepada menterinya untuk bermanuver membentuk poros koalisi baru.
Baca SelengkapnyaPertemuan SBY dan Jokowi didorong oleh para partai politik yang tergabung di KIM
Baca SelengkapnyaArtikel ditulis reporter magang kampus merdeka program Kemendikbud: Nayla Shabrina.
Baca SelengkapnyaTidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaNamun SBY ingin seluruh kader Demokrat tetap tenang. Menganggap semua yang dialami Demokrat dengan tenang. Tidak emosional.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaAlih-alih didukung rakyat, suaranya malah turun di Pemilu.
Baca Selengkapnya