Sejumlah kader NasDem dan Hanura membelot ke Prabowo
Merdeka.com - Sejumlah kader Partai NasDem dan Partai Hanura di Sukoharjo, Jawa Tengah membelot. Awalnya mereka mendukung pasangan Jokowi - JK , namun Jumat (4/7) mereka beralih mendukung pasangan Prabowo - Hatta . Mereka mendeklarasikan dukungan tersebut di sebuah Restoran di Jalan Ir Soekarno, Solo Baru, Sukoharjo.
Zaenal Mustofa, salah satu kader NasDem mengaklaim punya massa dua ribuan yang siap mengikuti jejaknya. Pria yang gagal menjadi anggota legislatif dari Partai NasDem tersebut mengaku berbeda pilihan dengan atasan di partainya.
"Ini memilih presiden, saya ingin pemimpin tegas, berwibawa. Kalau pemimpinya tegas, Indonesia akan bermartabat dan tidak dilecehkan oleh negara lain," ujarnya.
-
Siapa yang merasakan kekecewaan? 'Saya hanya ingin tahu saja, bagaimana rasanya makan bersama dengan keluarga.'
-
Mengapa orang merasa kecewa? Kecewa adalah puncak dari kemarahan yang sudah tidak bisa lagi dilampiaskan melalui emosi yang meluap-luap.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang membuat orang merasa kecewa? 'Kekecewaan terbesar adalah saat orang yang kita cintai menjadi sumber kekecewaan itu sendiri.'
-
Siapa yang protes atas hasil Pilpres di Bengkulu? Paslon 01 dan 03 Protes Prabowo-Gibran Menang di Bengkulu, Soroti Dugaan Bansos hingga Peran Pejabat
-
Mengapa kekecewaan terjadi? Terkadang, kekesalan dan rasa kecewa memang rentan terjadi saat kita menjalin suatu hubungan asmara.
Menurut Zaenal, perbedaan pilihan dengan Surya Paloh memang beresiko. Namun dirinya siap menerima konsekuensi apapun.
"Kalau Pak Surya Paloh jadi capres, pasti saya dukung, tapi kan tidak. Jadi saya dukung Prabowo - Hatta ," ucapnya.
Sementara itu kader Partai Hanura , Adi Wisnu Siswanto mempunyai pendapat berbeda. Dirinya membelot ke capres nomor satu, lantaran kecewa dengan Ketua Umum Partai Hanura , Wiranto.
"Saya sangat kecewa dengan sikap pak Wiranto. Pernyataannya mengenai penculikan tahun 1998, itu memperkeruh suasana. Ucapan Wiranto telah memecah belah persatuan bangsa," tandasnya.
Wisnu berharap semua kader yang hari ini menyatakan dukungannya, agar segera bekerja keras memenangkan pasangan Prabowo - Hatta .
"Image dapil Jateng 5 sebagai dapil neraka itu tidak ada. Kita akan memenangkan pilpres, asal segera bekerja keras," ucapnya.
Sementara itu Ketua Tim Pemenangan Prabowo - Hatta Jateng 5, Bambang Riyanto menyambut baik bergabungnya sejumlah kader Partai NasDem dan Partai Hanura . Menurutnya sebagai pendukung calon nomor urut 1, harus mempunyai jiwa pemberani.
"Kalau tidak berani jangan gabung disini. Saya tahu resikonya, buat teman-teman dari NasDem dan Hanura bergabung ke pak Prabowo . Jangan takut, kita harus berani," pungkasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alasan pindah dukungan, usai melihat debat ketiga Pilpres 2024 adanya serangan personal kepada Prabowo.
Baca SelengkapnyaMaman mengatakan, Golkar dan PAN saja masuk tanpa pamit. Tiba-tiba datang dan malah mengumumkan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaDemokrat menilai keputusan menduetkan Anies-Cak Imin adalah pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang sudah diteken NasDem, PKS, dan Demokrat
Baca SelengkapnyaGanjar dengan tegas menyebut ketiganya mencla-mencle
Baca SelengkapnyaDwi menyatakan mundur dari proses pencalegan di PSI dan fokus memenangkan Ganjar Pranowo melalui kelompok sukarelawan Ganjarian Spartan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku tidak ambil pusing. Menurut dia hal itu lumrah dalam kehidupan berdemokrasi.
Baca SelengkapnyaMenurut dia kekalahan dalam saat pemilu 2024 adalah hal biasa.
Baca SelengkapnyaSedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaHarusnya jika linier pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin mendapat 72 persen, tetapi pasangan yang didukung KIM Plus ini (elektabilitas) mendapatkan 47,19 persen.
Baca SelengkapnyaNamun pemberian partai berlambang banteng itu ditinggalkan Jokowi dan keluarga.
Baca Selengkapnya