SMRC: Elektabilitas Jokowi Turun Karena Masyarakat Percaya Hoaks Kaki Tangan China
Merdeka.com - Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani menyebut hoaks yang menyebut Capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) sebagai kaki tangan China berdampak terhadap merosotnya elektabilitasnya. Hal tersebut terekam dalam survei elektabilitas SMRC April 2019.
Survei dilakukan SMRC pada 5-8 April 2019 dengan wawancara tatap muka. Responden survei sebanyak 2.285 orang yang diambil secara acak (stratified multistage random sampling). Survei memiliki margin of error sebesar 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi turun dari 57,6 persen pada Februari 2019 menjadi 56,8 persen pada April 2019. Seiring naiknya persentase masyarakat yang percaya Jokowi kaki tangan china, dari 10 menjadi 13 persen.
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
"Ada kenaikan sedikit memang trennya, itu lah yang menjelaskan mengapa elektabilitas Jokowi menurun, kalau dilihat satu tahun lalu. Karena ada perubahan juga hoaksnya naik," ujar Deni saat pemaparan survei di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (12/4).
Sementara itu, orang yang percaya hoaks Jokowi PKI sebesar 6 persen. Orang yang percaya Jokowi anti Islam juga sama di angka 6 persen. "Karena cuma sedikit ya efeknya tidak banyak," kata Deni.
Sementara itu, lanjut Deni, tingkat kesukaan Jokowi lebih tinggi daripada Prabowo. Jokowi berada di angka 86 persen dan Prabowo 75 persen. Sementara para wakilnya, Ma'ruf Amin 83 persen, dan Sandiaga 80 persen.
"Ya memang kualitas personal Jokowi lebih unggul. Itu lah mengapa Jokowi juga unggul dari Prabowo," kata dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Ganjar Pranowo bersaing ketat dengan Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaElektabilitas Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres naik signifikan mengalahkan Mahfud MD dan Cak Imin.
Baca SelengkapnyaSaidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaData-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.
Baca Selengkapnya