Soal Nasionalis Gadungan, PSI Dinilai Singgung PDIP
Merdeka.com - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean melihat pernyataan Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie soal nasionalis tapi gadungan menyinggung rekan koalisinya sendiri, yaitu PDI Perjuangan.
Sebelumnya, Grace mengatakan, banyak partai yang mengaku nasionalis tapi gadungan. Contohnya karena partai tersebut kerap melakukan korupsi.
"Saya lebih melihat itu sebetulnya ya Grace membicarakan partainya, kalau dia mau menyindir teman koalisinya yang lain ya mungkin juga, apalagi PDIP kan kita lihat bicara nasionalis tapi koruptor nya paling banyak ditangkapin sekarang kan yang terbaru (Bupati Kotim Korupsi) Rp 5,8 Triliun ya. Jadi mungkin juga Grace menyindir PDIP," katanya saat dihubungi, Rabu (13/2).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap terkait menjadi oposisi? Oleh sebab itu, pihaknya akan menunggu penghitungan resmi dari KPU sebelum menentukan kesiapan menjadi oposisi.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Kenapa PDI Perjuangan masih meninjau Anies dan Ahok untuk pilkada? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
Dia memandang PSI sakit hati karena Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masuk PDIP. Padahal, menurutnya, PSI selama ini identik dengan partai yang kerap membela sosok Ahok.
"Karena kan saat ini PSI berharap bahwa Ahok akan di sana, memang partai itu kan boleh kita katakan partai Ahokers, tapi Ahok nya sendiri lari ke PDIP, mungkin saja karena faktor faktor sakit hati dan dia menyindir PDIP sebagai partai nasionalis gadungan karena koruptor nya banyak belakangan ini," jelasnya.
Meksi begitu, Jubir Prabowo-Sandi ini menambahkan, tidak ada partai nasionalis gadungan. Sebab, partai-partai lain platformnya jelas yakni Indonesia raya, Pancasila, UUD 45 dan NKRI.
"Sebenarnya mereka ini sumber dananya siapa dari mana kan kita belum tahu ini, sementara mereka terlihat begitu wah dan begitu mewah," ujar Ferdinand.
Sementara itu, Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengatakan, partainya adalah partai nasionalis religius. Menurutnya, korupsi adalah masalah umum termasuk partai Demokrat yang pernah mengalami.
"Konstitusi PDIP tetap nasionalis religius, tidak ada pergantian ideologi. Soal korupsi adalah anomali kader," tegasnya saat dihubungi.
Menurutnya, banyak kader PDIP yang berintegritas dan menyuarakan keras soal anti korupsi. Partai berlambang banteng tersebut juga berhasil melakukan capaian capaian tentang keberhasilan mencegah korupsi melalui sistem yang terukur.
"Masih banyak yang baik seperti Risma, Ganjar, Azwar Anas yang dijadikan model oleh KPK karena kebijakan kebijakan publiknya mengatasi korupsi. Jadi PDIP melalui sistemnya sudah berhasil menelorkan kader kader terbaik model tersebut walau ada yang offsides. Yang penting upaya PDIP terukur, dan ada hasilnya ada," tutup Eva.
Sebelumnya, Grace menjelaskan, kombinasi antara kian maraknya gerakan kebencian dari kaum intoleran dengan perilaku koruptif figur publik khususnya pejabat pemerintah, telah secara langsung melemahkan rasa persatuan di dalam masyarakat.
Hal ini disampaikan Grace dalam pidato politik di Festival 11 Yogyakarta di Graha Pradipta Jogja Expo Center pada Senin 11 Februari 2019. Acara tersebut dihadiri sekitar 2.00 peserta yang terdiri dari pengurus, kader, dan simpatisan PSI asal Yogyakarta dan sekitarnya.
"Mengaku nasionalis tapi ikut meloloskan perda-perda agama yang diskriminatif. Mengaku nasionalis tapi ambil bagian dalam kekuatan politik tengah yang bungkam ketika rumah-rumah ibadah ditutup dan orang-orang seperti Ibu Meliana dipersekusi. Mengaku nasionalis tapi rutin mengirim kader-kader mereka ke KPK," sindir Grace.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota.
Baca SelengkapnyaAda asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaAhok menyebut, Anies memang masuk bursa dan menjadi salah satu dari 10 nama yang diusulkan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaDua partai parlemen PKS dan PDIP ancang-ancang bakal mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaPada saat itu Ahok menelan kekalahan dan berimbas pada kursi PPP di DKI Jakarta yang tak sesuai dengan target.
Baca SelengkapnyaAhok kini tengah fokus memberikan pendidikan bagi kader-kader PDIP terkait perekonomian.
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui partainya tertarik mendukung Anies Baswedan pada Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi merupakan kader PDIP, mengapa memilih mengendors partai lain.
Baca Selengkapnya