Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PDIP 24,8, Gerindra 13,1% dan Golkar 11,3%
Merdeka.com - Lingkaran Survei Indonesia Denny JA merilis elektabilitas partai jelang Pemilihan Umum 2019 mendatang. Hasilnya, jika pemilu dilaksanakan hari ini, PDI Perjuangan unggul dengan perolehan suara 24,8 persen disusul Partai Gerindra 13,1 persen.
Sedangkan Partai Golkar, hanya mampu bertengger di urutan ketiga dengan peroleh suara 11,3 persen. Tiga alasan menjadi faktor partai Orde Baru itu tidak bisa menembus posisi dua besar.
"Warisan kasus mantan Ketua Umum Setya Novanto. Lalu ada kasus baru yang melibatkan internal Golkar juga (dugaan korupsi oleh Idrus Marham) sehingga menyebabkan elektabilitas Golkar di bawah 15 persen," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby di Graha Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (12/9).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Kenapa Partai Golkar tidak mau Munaslub? “Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan.
Faktor kedua, Golkar tidak mengalami coattails effect saat pencalonan presiden. Sebab, dalam Pilpres 2019 Golkar tidak memiliki tokoh ataupun kader yang diusung dalam Pilpres nanti dan justru mengusung Joko Widodo sebagai calon petahana. Sikap politik Golkar tersebut, menurut Adjie, tidak cukup berpengaruh meningkatkan elektabilitas partai.
Sebab biasanya, partai politik mengusung capres sendiri justru lebih mampu meningkatnya elektabilitas. Seperti yang terjadi di Gerindra, sebagai pengusung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Dalam koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, PDIP adalah partai paling kuat asosiasinya. Dalam koalisi Prabowo-Sandi Gerindra adalah partai yang kuat asosiasinya," ujarnya.
Terakhir, kepemimpinan Golkar dinilai tidak cukup kuat menggerakkan mesin politik mereka. Adjie menyebut, peran pemimpin partai sangat krusial untuk memajukan partai dan meningkatkan elektabilitas jelang Pemilu nanti.
Adjie membandingkan, kepemimpinan Golkar dengan PDIP dan Gerindra. Untuk PDIP dan Gerindra, berdasarkan hasil penelitiannya, dua partai itu memiliki sikap kepemimpinan kuat seperti Megawati di PDIP, Prabowo Subianto di Gerindra. Hasil dari kepemimpinan kuat itu, kata Adjie, tercermin dari minimnya konflik internal partai.
"Dengan pemimpin yang kuat kedua partai tersebut mampu memaksimalkan potensi di dalam tubuh partai politik. Kedua partai ini mampu fokus pada isu-isu populis," jelas dia.
Survei dilakukan sejak tanggal 12-19 Agustus 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling yang melibatkan 1.200 responden dan margin of error 2,9 persen.
Berikut perolehan suara lengkap partai peserta Pemilu 2019:
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 24,8 persen
2. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 13,1 persen
3. Partai Golkar 11,3 persen
4. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,7 persen
5. Partai Demokrat 5,2 persen
6. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 3,9 persen
7. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,2 persen
8. Partai Nasional Demokrat (NasDem) 2,2 persen
9. Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 1,7 persen
10. Partai Amanat Nasional (PAN) 1,4 persen
11. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 0,6 persen
12. Partai Bulan Bintang (PBB) 0,2 persen
13. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,2 persen
14. Partai Berkarya 0,1 persen
15. Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) 0,1 persen
16. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,1 persen
17. Undecided voter 25,2 persen
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan memiliki elektabilitas mencapai 16,4 persen. Partai Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas 14,6 persen.
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca SelengkapnyaPSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaHasil itu berdasarkan survei dilakukan LSI Denny JA pada 1-8 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaNama-nama Caleg Terancam Gagal Dapat Kursi DPR Meski Dapat Ratusan Ribu
Baca Selengkapnya"Elektabilitas partai politik yang tertinggi tapi masih di dalam rentang margin of error, partai Gerindra 18,1 persen, kedua PDI Perjuangan 16,4 persen,"
Baca SelengkapnyaSuara Golkar mendekati PDIP sebagai pemenang sementara
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca Selengkapnya