Tangkisan Demokrat, SBY disalahkan kubu Jokowi atas kenaikan BBM
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Didampingi Wapres Jusuf Kalla dan para menteri, Jokowi langsung mengumumkan kenaikan harga BBM di Istana Negara, malam tadi.
BBM jenis Premium yang sebelumnya Rp 6.500/liter, naik Rp 2.000, menjadi Rp 8.500. Demikian juga BBM jenis Solar yang tadinya Rp 5.500, naik Rp 2.000, menjadi Rp 7.500.
Sebelum keputusan kenaikan harga BBM diambil Jokowi, pro dan kontra ramai bermunculan. Sejumlah pihak mengritik rencana Jokowi untuk menaikkan harga BBM karena saat ini harga minyak dunia sedang turun.
-
Kenapa Soeharto mulai subsidi BBM? Alasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya. Sedangkan konsumsi minyak tanah berkembang cepat.
-
Bagaimana cara Soeharto subsidi BBM? Perolehan LBM didapat dari selisih nilai penjualan BBM di dalam negeri, dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh BBM tersebut.
-
Apa tujuan utama subsidi BBM Soeharto? Alasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya. Sedangkan konsumsi minyak tanah berkembang cepat.
-
Kapan harga BBM naik 60 kali lipat di era Soekarno? Di tahun 1965, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM. Tujuannya demi mengendalikan hiperinflasi dan menambah pendapatan negara.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Namun, para pendukung Jokowi beralasan keputusan untuk menaikkan harga BBM adalah imbas alias warisan dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Warisan SBY terasa sangat berat. Misalnya saja warisan defisit ganda yang berpengaruh pada fiskal kita. Reformasi perpajakan juga gagal hingga membuat target pajak kita jadi minus Rp 100 triliun. Selain itu utang Indonesia membengkak beserta bunganya rata-rata Rp 87 triliun per tahun," kata Sekjen PDIP Hasto kristiyanto dalam acara Rakerda PDIP di di Hotel Hyatt Yogyakarta, Minggu (16/11).
Tak mau disalahkan, para elite Partai Demokrat pun bereaksi. Elite partai besutan SBY itu tak mau ketua umumnya disalahkan atas kebijakan non-populis yang diambil oleh Jokowi.
Berikut reaksi para elite Demokrat saat SBY disalahkan oleh kubu Jokowi atas kenaikan harga BBM:
Ibas sebut kubu Jokowi tak bijak salahkan SBY
Kubu Jokowi menyatakan kebijakan menaikkan harga BBM dilakukan akibat warisan buruk pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) tak terima pemerintahan SBY disalahkan. "Saya pikir tidak bijak salah menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Lihat saja secara fokus, jawab dengan seksama dan solusi untuk jalankan pemerintahannya dengan baik," kata Ibas di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/11).Ibas memberi contoh, SBY pada massa pemerintahannya juga pernah menaikkan BBM beberapa kali. Namun tak pernah menyalahkan warisan pemerintah sebelumnya yang dipimpin oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ibas sebut SBY tak pernah salahkan Megawati soal kenaikan BBM
Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) tak terima Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disalahkan oleh kubu Jokowi atas kenaikan harga BBM. Dia menyatakan, di era SBY BBM pernah dinaikan tapi juga pernah menurunkan.Tak hanya itu, Ibas juga menyatakan SBY tak pernah menyalahkan pemerintahan Megawati Soekarnoputri atas kebijakan kenaikan BBM yang harus diambil di eranya dulu."Pak SBY melakukan politik yang bisa dikatakan merugikan citra beliau, masyarakat, pers bisa melihat Pak SBY pernah menaikkan tapi juga tidak sedikit menurunkan, apakah pernah Pak SBY menyalahkan pemerintahan sebelumnya," tegas Ibas yang juga putra bungsu SBY ini di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/11).Ibas meminta agar pemerintah Jokowi jelaskan saja kenapa harus menaikkan BBM. Tidak perlu menyalahkan pemerintah sebelumnya."Pemerintah menjelaskan saja alasannya, apa bentuk kontribusi bilamana dinaikkan, apakah bentuk bantuan sementara atau langsung (sebagai dampak kenaikan BBM)," pungkasnya.
Ibas sebut minyak dunia turun BBM tak perlu naik
Selain tak terima Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disalahkan atas kenaikan BBM yang diambil Jokowi, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) juga mengritik kebijakan menaikkan harga BBM oleh Jokowi. Menurutnya, harusnya Jokowi menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia turun.Ibas mengatakan, harga minyak saat ini turun drastis di bawah USD 80 per barel. Sementara asumsi subsidi BBM pemerintah yakni di atas USD 100 per barel."Kalau lihat gerak harga minyak sekarang sangat rendah di bawah 80, sementara asumsi kita di atas 100 belum ada urgensinya (naikkan BBM)," kata Ibas di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/11).Karena itu dia menilai harusnya Jokowi menurunkan harga BBM bersubsidi. Dia juga menyarankan agar Jokowi memikirkan dampak kenaikan BBM nanti. Apalagi baru saja tarif dasar listrik baru saja naik. Kemudian diiringi juga dengan kenaikan harga gas elpiji."Justru sebaliknya harusnya jika asumsi kita di atas USD 100 pemerintah bisa menurunkan (harga BBM). Kalaupun harus dinaikkan tolong diperhatikan, karena tahun ini sudah direpotkan kenaikan listrik, gas dan seterusnya," jelas Ibas.
Ramadhan Pohan: PDIP dulu tolak SBY naikkan BBM, sekarang dukung
Beberapa hari sebelum Jokowi memutuskan menaikkan harga BBM, kritikan sudah datang dari Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Saat itu, Ramadhan mengingatkan partai pendukung Jokowi, PDIP selalu menolak kenaikan BBM selama di luar pemerintahan dulu. Dengan alasan, memiliki strategi lain untuk menyelamatkan APBN tanpa harus menaikkan BBM lewat buku putihnya."PDIP sendiri kan sejak dulu nolak BBM naik, karena ada strategi di buku putih. Sekarang, rakyat tagih buku putih itu," ujar Ramadhan dalam pesan singkat, Kamis (6/11).Karenanya, saat itu Ramadhan yakin jika Jokowi menaikkan harga BBM, maka publik bakal meradang karena merasa dibohongi Jokowi."Jika ujung-ujungnya naikin BBM, publik bakal marah karena dibohongi. Sejarah dan waktu tinggal mencatat," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.
Baca SelengkapnyaAgus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilantik sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) pada hari Rabu (21/02) lalu
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai bahwa keputusan pemerintah terhadap harga BBM menyangkut hajat hidup orang banyak.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaKebijakan subsidi BBM dimulai saat Soeharto menjabat sebagai Presiden.
Baca SelengkapnyaEddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.
Baca SelengkapnyaAHY juga memuji prestasi Jawa Timur yang dipimpin duet Khofifah-Emil Dardak.
Baca SelengkapnyaPesan yang kedua yakni, kader merasa bahwa Partai Demokrat diprank oleh musang berbulu domba. Dia pun mengaku tertegun dengan kalimat itu.
Baca SelengkapnyaNamun, Jokowi tetap berani mengambil keputusan memotong subsidi BBM
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pemerintah akan menghitung secara cermat sebelum memutuskan kebijakan harga BBM.
Baca Selengkapnya