Wasekjen PKS nilai Khofifah jadi beban Jokowi jika tak mundur dari kabinet
Merdeka.com - Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyarankan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa untuk mundur dari posisinya sebagai menteri lantaran mengajukan sebagai Cagub Jawa Timur. Bilamana Khofifah bersikeras tidak mau mengundurkan diri, dampaknya buruk bagi citra Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Maka Khofifah dinilai hanya akan membebankan Jokowi.
"Menurut aturan tidak ada yang dilanggar, tapi yah ini akan jadi beban politik Pak Jokowi sendiri, karena beliau kan sudah mengingatkan kabinetnya kan kabinet kerja. Apa yang beliau katakan kerja kerja dan kerja. 8 Bulan dari total mungkin sisa katakanlah 20 bulan ke depan. Itu kasihan Pak Jokowi," kata Mardani ketika dihubungi, Rabu (29/11).
Mardani menilai, tanggung jawab sebagai menteri maupun cagub Jawa Timur memiliki beban yang sama. Sebagai menteri ia memiliki tanggung jawab besar dalam rangka mengurus masalah sosial bangsa.
-
Siapa yang mendukung Khofifah di Pilgub Jatim? 'Sudah dari Desember yang lalu, sudah 4 partai , Gerindra, ada Golkar, ada Demokrat, PAN, bulan Desember lalu sudah memberikan surat penugasan,' jelas dia.
-
Kenapa Khofifah maju lagi di Pilgub Jatim? 'InsyaAllah saya merasa nyaman dan merasa produktif dengan Mas Emil, mudah-mudahan kami bisa bersama-sama lagi,' tutup Khofifah.
-
Apa rencana Khofifah di Pilgub Jatim 2024? 'Pokoknya untuk periode ini saya insyaAllah akan mengikuti kontestasi pilgub Jawa Timur,' kata Khofifah, kepada wartawan, di Gedung PBNU, Jakarta, Minggu (28/4).
-
Apa komitmen PKB di Pilgub Jabar? 'Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya,' ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6).
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
Sementara, dalam masa kampanye Pilkada Jatim pun ia memandang akan membebani kementeriannya. Apalagi sebagai Cagub di salah satu provinsi strategis, Khofifah akan kerja keras untuk amankan suara. Mengingat dua faktor di atas, tentunya secara hati nurani, Khofifah harus segera mengundurkan diri. Meski tidak ada aturan yang mengatur hal tersebut.
"Dengan mempertimbangkan segala hal kalau secara hukum tak wajib mundur. Tapi kalau ngikut pada etika dan panggilan hati nurani mestinya segera memisahkan dua pekerjaan itu," tukasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Khofifah Indar Parawansa resmi mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaJokowi memberhentikan Khofifah dan Emil Dardak melalui Keputusan Presiden (Keppres).
Baca SelengkapnyaTekad yang kuat tak akan menyurutkan semangat seseorang untuk meraih mimpi.
Baca SelengkapnyaArief Hidayat mempertanyakan terkait 'penugasan presiden' yang disampaikan Menko PMK Muhadjir Effendy, saat sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSuara Jawa Timur masih akan dimenangkan oleh Cak Imin dan Anies Baswedan bersama PKB.
Baca SelengkapnyaArief mengatakan, apakah frasa 'penugasan presiden' berkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap cawe-cawe dalam Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKhofifah Indar Parawansa resmi mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Baca SelengkapnyaTarget meraih 65 persen suara itu setelah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa resmi bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaAirlangga menjelaskan alasan Khofifah tak masuk struktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKhofifah menegaskan saat ini tidak pada posisi yes or no.
Baca SelengkapnyaSekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, menteri-menteri PDIP merasa ada kondisi batin yang kurang pas saat bekerja di kabinet Jokowi.
Baca SelengkapnyaAdhy Karyono siap melanjutkan program-program dari Khofifah Indar Parawansa
Baca Selengkapnya