Salmonella, bakteri beracun yang tidak terlihat
Merdeka.com - Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Sayangnya makanan yang Anda konsumsi sehari-hari menyimpan banyak bakteri di dalamnya. Salah satunya adalah bakteri salmonella.
Bakteri salmonella sendiri seringkali dijumpai dalam makanan yang berasal dari unggas berikut turunannya serta daging dan produk olahan daging. Susu yang Anda konsumsi pun ternyata juga bisa tercemar bakteri salmonella. Sayangnya, makanan yang terkontaminasi bakteri salmonella seringkali berbau dan terlihat normal. Itulah sebabnya seperti dilansir dari dailymail.co.uk, banyak yang kemudian tiba-tiba tercemar bakteri ini dan mengalami keracunan.
Selain berasal dari daging, susu, dan produk hewan lainnya, bakteri salmonella juga ditemukan di dalam kotoran hewan peliharaan Anda. Anak ayam, bebek, dan tikus kecil cenderung membawa bakteri ini.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Dimana bakteri penyebab keracunan ikan tongkol berada? Bakteri tersebut banyak terdapat pada anggota tubuh manusia yang tidak higienis, kotoran, isi perut ikan, serta peralatan yang tidak bersih.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Di mana keracunan terjadi? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Mengapa keracunan merkuri berbahaya? Tubuh akan tahu bahwa merkuri tidak seharusnya ada di sana, jadi Anda akan mengalami gejala, yang disebabkan oleh sistem kekebalan yang mencoba mengeluarkan senyawa tersebut.
Beberapa gejala umum ketika Anda keracunan karena bakteri salmonella adalah Anda akan mengalami demam, infeksi pencernaan, serta sakit kepala. Namun sebelum hal tersebut terjadi, Anda pun bisa mencegahnya dengan beberapa cara seperti menghindari konsumsi telur, daging, susu mentah. Kemudian Anda harus mencuci dengan benar makanan yang akan Anda olah.
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil pemeriksaan menunjukkan sate daging, gulai daging dan krengsengan daging positif bakteri Salmonella sp.
Baca SelengkapnyaKeberadaan lalat di sekitar kita tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa membawa risiko kesehatan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaPenyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.
Baca SelengkapnyaKarena akasan kesehatan, sejumlah hewan ekstrem dikonsumsi manusia. Walau begitu ada bahayanya.
Baca SelengkapnyaLalat adalah salah satu serangga yang kerap dianggap remeh. Tapi ternyata, serangga ini dapat membawa bakteri berbahaya seperti salmonella, e.coli, dan lainnya
Baca SelengkapnyaMenyingkirkan kecoak menjadi lebih simpel dan hemat biaya hanya dengan menggunakan dua bahan dapur. Mari, temukan metode detailnya.
Baca SelengkapnyaArtikel ini mengungkapkan jenis-jenis bahaya, dari hiu hingga anemon laut berbisa.
Baca SelengkapnyaPernah melihat ikan yang bentuknya sering mengembang seperti balon?
Baca SelengkapnyaKolera adalah infeksi diare akut yang disebabkan oleh makan atau minum makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae.
Baca SelengkapnyaMencegah tipes lebih baik daripada mengobati penyakit yang menyerang.
Baca SelengkapnyaPenyakit tipes telah menjadi ancaman kesehatan di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnya