Virus mirip SARS ternyata bisa dilawan dengan obat ini
Merdeka.com - Dua buah obat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis C ternyata juga mampu melawan virus mirip SARS alias MERS (Middle East Respiratory Syndrome).
Kedua obat tersebut adalah interferon-alpha 2b dan ribavirin. Menurut penelitian terbaru, kombinasi kedua obat tersebut mampu meredakan inflamasi dan membantu penyembuhan kerusakan paru-paru akibat serangan virus MERS pada monyet percobaan.
Virus MERS sendiri merupakan jenis coronavirus yang menginfeksi kelelawar. Berdasarkan data dari WHO, sampai saat ini virus MERS sudah menginfeksi 114 korban dan 54 di antaranya meninggal dunia.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Mengapa virus menyerang manusia? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Apa itu virus West Nile? Virus yang bisa berefek mematikan, West Mile, menjangkiti 100 warga Israel. Delapan orang dirawat di ICU karena diserang virus ini dan saat ini dalam kondisi kritis.
-
Siapa saja yang berisiko tinggi terkena virus West Nile? Mereka yang berisiko tinggi tertular adalah pasien yang menderita penyakit kronis yang bisa menekan sistem kekebalan, pasien kanker dengan sistem imun yang lemah, bayi, dan lansia.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
Sampai sekarang memang belum ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkan pasien yang terserang virus mirip SARS tersebut. Namun baru-baru ini penelitian dari Rocky Mountain Laboratories melakukan uji coba dan membuktikan bahwa kombinasi dua obat hepatitis C bisa digunakan untuk melawan virus MERS.
"Selama terinfeksi, banyak kerusakan yang terjadi pada organ. Bukan gara-gara virus, tetapi respon sistem imun yang tidak terkontrol yang menyebabkan hal itu," terang kepala peneliti, Darryl Falzarano, seperti yang dikutip dari Red Orbit.
Kombinasi dua obat hepatitis C bekerja dengan cara melawan infeksi yang disebabkan oleh virus dan mempercepat penurunan inflamasi dalam tubuh. Obat tersebut juga mengatur protein tertentu yang membuat sistem imun lebih fokus dalam melawan serangan virus.
Hasil penelitian kemudian dilaporkan dalam jurnal Nature Medicine.
Baca juga:H7N7, virus flu burung baru yang tak kalah mematikanFlu burung H7N9 mampu menular ke sesama manusia!Kenapa virus flu burung H7N9 bisa menyebar dengan cepat?Virus flu burung H7N9 ternyata kebal obatFlu burung H7N9 berkemungkinan ditularkan antar manusia (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.
Baca SelengkapnyaBelum tersedia vaksin untuk manusia yang terjangkit virus ini.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaTerobosan Baru Dunia Medis, Obat China Ampuh Sembuhkan Kanker Paru-Paru
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sebelumnya disebut monkeypox dan hingga kini sudah ada 38.465 kasus di benua Afrika.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnya