Kemenpora: Arema harus ditindak tegas dan dihukum
Merdeka.com - Pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) angkat bicara terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan ketika Arema FC menjamu Persib Bandung di Gojek Liga 1 bersama Bukalapak, Minggu (15/4). Kemenpora meminta agar Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menindak pihak yang bersalah dengan tegas dan menjatuhi hukuman dengan bijak.
"Saya khawatir kejadian ini akan menjadi hal yang buruk bagi sepak bola nasional. Untuk itu, kami meminta PSSI melalui Komdis untuk bertindak tegas. Kalau tidak, kami khawatir akan terjadi di tempat lain," kata Seskemenpora Gatot S Dewa Broto di Kantor Kemenpora Jakarta, Senin (16/4/2018), seperti dinukil dari Antara.
Kericuhan terjadi saat pertandingan memasuki masa injury time babak kedua saat skor sama kuat 2-2. Kondisi tersebut dipicu kartu merah yang diterima pemain Arema FC, Dedik Setiawan pada menit ke-88.
-
Bagaimana Persib mengatasi kerusuhan? 'Kami mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam mengusut tuntas serta memproses hukum para pelaku kekerasan tersebut.'
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
Suporter Arema FC kemudian masuk ke lapangan meski pertandingan belum usai dan membuat aparat keamanan bertindak tegas. Situasi sempat tidak terkendali.
Bahkan, beberapa oknum suporter melemparkan sejumlah benda ke lapangan. Pelatih Persib Roberto Carlos Mario Gomez menjadi salah satu korban dari kericuhan tersebut.
Meski berharap ada sanksi tegas dari Komdis PSSI, Gatot mengingatkan sanksi tidak boleh menimbulkan polemik baru di kalangan insan sepak bola nasional dan masyarakat pada umumnya.
"Tegas itu terlepas dari suka dan tidak suka. Poinnya memang ada di klub tuan rumah, aparat, dan yang terakhir perilaku suporter," ucapnya.
Selama ini, sanksi yang sering diterima klub karena ulah suporternya hanya berupa denda berupa uang, melarang suporter mendukung tim kesayangannya saat bertanding, hingga pengurangan poin.
"Memang harus lebih tegas. Apalagi Gomez (pelatih Persib) terluka. Jika tidak puas terhadap Indonesia, FIFA bisa bertindak. PSSI sendiri nanti yang repot," ujar Gatot.
Terkait aparat keamanan, Gatot berharap semua aparat yang diturunkan dalam pengalaman sebuah pertandingan lebih sigap dalam menjalankan tugas. Namun, semuanya harus sesuai dengan prosedur.
Khusus untuk klub maupun panitia penyelenggara pertandingan, Gator menegaskan bahwa pihak klub harus patuh dengan regulasi yang ada, yaitu menjamin keamanan dan kenyamanan tim tamu.
Hingga saat ini belum ada keputusan dari Komdis terkait hukuman pada Arema FC. Kabarnya, keputusannya akan keluar pada hari Jumat (20/4) mendatang setelah dilakukan investigasi.
Sumber: Liputan6.com
(lip6/shd) (mdk/)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kronologi lengkap kericuhan antarsuporter Persik vs Arema FC.
Baca SelengkapnyaSabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaErick Thohir menegaskan sepak bola Indonesia dalam pantauan FIFA
Baca SelengkapnyaPeristiwa yang terjadi di dalam stadion ini menimbulkan kekecewaan bagi pihak klub.
Baca SelengkapnyaBentrokan antara suporter dan aparat keamanan terjadi, memaksa polisi untuk menggunakan gas air mata guna menghindari eskalasi lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPihak kepolisian sudah melakukan upaya proses hukum dimulai dengan penyelidikan dan mengumpulkan barang bukti yang ada.
Baca SelengkapnyaPutu Kholis menegaskan keberpihakannya kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaBobotoh Persib Bandung tiba-tiba turun ke lapangan selepas pertandingan dan menyerbu steward, petugas pengamanan stadion.
Baca SelengkapnyaPT LIB menerima perwakilan dari Persib Bandung di kantor mereka di Jakarta, Jumat (27/9/2024).
Baca SelengkapnyaPT LIB memanggil Persib Bandung untuk mengomunikasikan tindakan pascakericuhan saat menghadapi Persija Jakarta.
Baca SelengkapnyaErick Thohir meminta PT Liga Indonesia Bersatu (LIB) bertanggung jawab dan melakukan evaluasi total.Dia juga meminta PT LIB untuk segera mengusut.
Baca SelengkapnyaRicuh bermula dari oknum suporter Persib Bandung yang melakukan penyerangan terhadap puluhan petugas keamanan (steward).
Baca Selengkapnya