10 Kota yang Berisiko Kehabisan Air Bersih di Masa Depan, Salah Satunya Jakarta
Merdeka.com - Seiring bertambahnya daftar kota di dunia yang menghadapi tantangan serius dalam menyediakan air bersih yang memadai bagi penduduknya. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa pada tahun 2025, dua pertiga populasi dunia mungkin hidup di bawah kondisi tekanan air bersih.
Air menghubungkan setiap aspek kehidupan. Akses ke air bersih dan sanitasi dapat dengan cepat menjadi masalah serius jika tidak memadai dan menjadi peningkat kualitas kehidupan jika memiliki kemudahan ketersediaan, memberdayakan orang dengan waktu untuk fokus sekolah dan bekerja, berkontribusi pada peningkatan kesehatan bagi wanita, anak-anak, dan keluarga di seluruh dunia.
Saat ini, sekitar 771 juta orang, 1 dari 10 tidak memiliki akses ke air bersih dan 1,7 miliar orang, 1 dari 4 tidak memiliki akses ke toilet. Terdapat kota-kota di dunia yang semakin padat dan memiliki persoalan krisis air bersih yang mengancam kesejahteraan di masa depan.
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
-
Dimana zona bahaya bencana di Sumut? Identifikasi dan penentuan zona-zona bahaya bencana seperti gempa bumi, banjir, atau letusan gunung berapi. Ini membantu dalam perencanaan perkotaan dan pengembangan yang meminimalkan risiko terhadap bencana.
-
Di mana air bersih semakin menipis? Contohnya, di Australia sebagian besar airnya berasal dari air hujan yang masuk ke saluran air utama yang mereka miliki.
-
Dimana wilayah di DIY yang berpotensi kekurangan air bersih? Di Kabupaten Kulon Progo, tercatat ada 6 dari 12 kecamatan yang berpotensi kekurangan air bersih sebagai dampak dari kemarau pada 2024.
-
Dimana polusi udara bisa mencemari air? Beberapa polutan udara, seperti senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam asap industri, dapat turun ke tanah dan air melalui deposisi kering dan deposisi basah. Ini dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah, mengancam kualitas air permukaan dan sumber daya air bawah tanah.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
Berikut merdeka.com merangkum daftar kota yang beresiko kehabisan air bersih karena pencemaran:
Cape Town, Afrika Selatan
Kekurangan air yang parah di Cape Town menjadi berita utama pada tahun 2017 dan 2018, ketika tingkat bendungan di wilayah Western Cape mendekati kapasitas 13,5%, dan kota itu terus-menerus dalam bahaya kehabisan air.
Meskipun kota berpenduduk 4 juta ini berhasil keluar dari krisis langsung berkat upaya konservasi dan peningkatan curah hujan, kota ini masih belum mencapai ketahanan air.
Tingkat bendungan berkisar sekitar 50% kapasitas, di bawah kondisi pra-kekeringan.
Kota Meksiko, Meksiko
Masalah air Mexico City berasal dari lokasinya, kota ini dibangun di lembah tanpa sumber air di atas tanah, dan sebagian besar pasokan airnya disimpan di akuifer bawah tanah.
Kota ini memompa air dua kali lebih banyak daripada yang dimasukkan, menyebabkan pasokan air perlahan-lahan berkurang dan menyebabkan kekurangan air di antara penduduk kota yang berpenghasilan rendah.
Pipa-pipa kota dibangun dengan buruk, dan sangat rentan bocor dan pecah sehingga 40% pasokan air terbuang percuma.
Kairo, Mesir
Secara nasional, Mesir mendapatkan sekitar 90 persen airnya dari Sungai Nil, tetapi pasokan itu bisa terancam sekarang karena Etiopia sedang membangun bendungan di hulu.
Bendungan itu hampir selesai, dan Kairo sedang melakukan proyek pengolahan air dan pabrik desalinasi besar-besaran untuk mempersiapkan dampak apa pun pada pasokan airnya.
Namun, Quartz Africa melaporkan bahwa, sementara bendungan itu dapat merusak pasokan air Kairo dalam jangka pendek, efek jangka panjangnya sebenarnya dapat bermanfaat; ini masih harus dilihat setelah sepenuhnya berlaku.
Tokyo, Jepang
Tokyo adalah kota dengan tekanan air terbesar di dunia, menurut artikel tahun 2014 di jurnal Global Environmental Change.
Kota ini bergantung pada sumber air di atas tanah seperti salju yang mencair, danau, sungai, dan curah hujan terkonsentrasi selama empat bulan untuk 70% pasokan airnya.
Dengan demikian, setiap kali kota menghadapi musim kemarau dalam hal curah hujan, ia menghadapi kekurangan air, seperti yang terjadi setidaknya sekali setiap dekade atau lebih sejak tahun 1960-an.
Jakarta, Indonesia
Indonesia menghadapi masalah besar dengan polusi air, hingga 70% dari saluran air negara itu sangat tercemar, menurut The New York Times.
Di ibu kota Jakarta, air perpipaan tersedia untuk kurang dari separuh penduduk. Selain itu, Jakarta adalah salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia, terletak 40% di bawah permukaan laut dan tenggelam antara tujuh dan 20 sentimeter setiap tahun, yang mengancam aksesnya ke air tanah, menurut situs berita Circle of Blue.
Sao Paulo, Brasil
Pada tahun 2014 dan 2015, São Paulo dan kotamadya terdekat mendeklarasikan “keadaan bencana” karena reservoir air hanya menampung 5 persen dari jumlah maksimumnya, yang hanya cukup untuk memasok kota selama sekitar satu bulan.
Deforestasi hutan hujan Amazon yang menciptakan kelembapan yang membantu terbentuknya awan hujan dikatakan berkontribusi pada rendahnya curah hujan, bersama dengan perencanaan yang buruk dari pihak berwenang.
Ketika kota tersebut memiliki sisa air kurang dari 20 hari, curah hujan yang sangat dibutuhkan menyelamatkan kota dari menutup keran untuk menjatah air, dan krisis secara resmi berakhir pada 2016. Namun, para ahli khawatir kota itu menggunakan air terlalu cepat.
Beijing, Cina
Menurut laporan kualitas air tahun 2017 oleh Greenpeace Asia Timur, sekitar 40% air Beijing tercemar sehingga tidak dapat digunakan lagi.
Selain itu, kota ini tenggelam kira-kira 4 inci setiap tahun, menghabiskan aksesnya ke air tanah. Karena semakin kurangnya sumber air yang layak, Beijing telah banyak berinvestasi dalam sebuah proyek untuk mengangkut air dari selatan ke utara, tetapi ini kemungkinan tidak akan menyelesaikan masalah ini dalam jangka panjang.
Bengaluru, India
Beberapa daerah di pinggiran kota India ini, seperti Bellandur, menjadi rumah bagi ribuan gedung apartemen yang tidak memiliki akses air.
Daerah-daerah ini tidak terhubung dengan pasokan air utama kota, dan cuaca kering telah menyebabkan banyak sumur bor mereka mengering.
Akibat kelangkaan di daerah-daerah tersebut, bermunculan “mafia air” yang memaksa warga merogoh kocek ribuan rupiah untuk mengantarkan mobil tangki air ke rumah mereka.
Melbourne, Australia
Melbourne menderita Kekeringan Milenium, kekeringan paling dahsyat dalam sejarah Australia selama lebih dari satu dekade dari 1997 hingga 2009.
Sementara kota itu telah pulih, para ahli ekologi percaya bahwa pasokan air dalam bahaya karena penggundulan hutan yang menyebabkan runtuhnya hutan di Victoria. dataran tinggi tengah, menurut The Guardian. Sebagian besar pasokan air kota terletak di tangkapan di hutan, sehingga deforestasi mengancam untuk menguranginya.
London, Inggris
Anehnya untuk kota yang terkenal hujan, London menghadapi masalah kekurangan air karena berbagai faktor, termasuk ribuan pipa pecah akibat perubahan iklim yang melemahkan infrastruktur mereka.
Selain itu, peningkatan jumlah penduduk telah menyebabkan pencemaran pada sumber air kota. Inggris secara keseluruhan berada di jalur untuk kehabisan air dalam 25 tahun ke depan.
(mdk/amd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini daftar 11 kota yang diperkirakan akan tenggelam pada 2100.
Baca SelengkapnyaPolusi udara telah merubah langit biru Jakarta menjadi kabut pekat. Bahkan IQAir melaporkan hampir 8.000 warga meninggal dunia akibat polusi udara tersebut.
Baca SelengkapnyaDia ini menekankan, pentingnya memperhatikan isu-isu semacam ini dalam kepemimpinan di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaJakarta menduduki peringkat kedelapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Baca SelengkapnyaWarga Jakarta diminta bijak gunakan air bersih dalam menghadapi musim kemarau
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaPenilaian ini berdasarkan 15 faktor, di antaranya yaitu polusi udara, kepadatan, jaminan sosial.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa negara di dunia dengan kualitas udara yang masuk pada kategori 'baik'.
Baca SelengkapnyaIndeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan pertama dengan angka 176 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Baca SelengkapnyaPolusi udara juga bisa memperparah penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan PPOK.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah polusi udara tersebut.
Baca SelengkapnyaDikutip dari laman resmi IQAir per 25 Juli 2023 pukul 16.08 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 168 yang menunjukkan kategori tidak sehat.
Baca Selengkapnya