Beda Masker Medis dan Kain serta Cara Pakainya, Ini yang Lebih Efektif Cegah Covid-19
Merdeka.com - Di masa pandemi Covid-19, Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau bisa juga disebut New Normal, harus diterapkan. Tidak hanya sekadar menjaga kebersihan. Setiap orang yang keluar rumah, diharuskan memakai masker dan rajin mencuci tangan.
Awalnya, WHO merekomendasikan pemakaian masker untuk orang berisiko tinggi, seperti orang sakit dan lansir. Namun, seiring virus yang terus menyebar melalui droplet, pemakaian masker, kini diberlakukan untuk setiap orang.
Dilansir dari laman Sciencealert, masker yang ideal untuk dipakai adalah masker yang mampu menghalangi droplet yang masuk ke pernapasan. Droplet ini bisa masuk ke tubuh melalui batuk atau bersin, bersama dengan partikel airborne kecil yang disebut aerosol. Partikel ini diproduksi ketika manusia berbicara dan menghembuskan napas.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Masker sebaiknya digunakan sekitar 1-3 kali seminggu, tergantung jenis kulit. Misalnya, masker clay cocok untuk kulit berminyak dan sebaiknya digunakan setelah toner. Sementara sheet mask bisa diterapkan setelah toner tetapi sebelum serum untuk memberikan hidrasi tambahan.
-
Kapan sebaiknya masker ini digunakan? Untuk mendapatkan hasil yang optimal, disarankan untuk menggunakan masker ini 2-3 kali dalam seminggu.
-
Gimana cara tahu masker cocok buat kulit? Anda bisa melihat dari tanda reaksi alergi, kondisi pori-pori, reaksi kulit kemerahan, dan sensasi yang dirasakan.
Untuk itu, kita harus tahu, masker apa yang baik dan efektif. Ada banyak jenis masker, di antaranya masker medis dan non medis. Berikut beda masker medis dan non medis, beserta cara memakainya yang benar dan mana yang lebih efektif untuk cegah Covid-19:
Masker Medis dan Cara Pakainya yang Benar
Ada berbagai jenis masker medis, di antaranya masker respirator seperti N99 dan N95, serta ada juga jenis masker medis, masker bedah. Untuk pemakaian masker N99 dan N95, sangat jarang ditemui di masyarakat umum. Sedangkan untuk masker bedah, sudah banyak dikenakan masyarakat.
©Pixabay/jc_cards
Dilansir dari terbitan Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS), masker bedah sudah terklasifikasi oleh American Society for Testing and Materials (ASTM). Masker ini terbuat dari kain yang tidak mengalami proses penenunan, sehingga masker ini dapat menghalangi aerosol dan partikel yang lebih kecil, tiga kali lebih efektif dari masker kain atau masker buatan sendiri.
Cara memakai masker ini cukup mudah. Sebelum mengenakan masker, pastikan tangan dan wajah dalam keadaan bersih. Setelah itu, Tempelkan masker ke wajah dari bagian atas. Bagian ini biasanya memiliki ujung yang lebih keras. Tempelkan ke hidung dan tekuk sesuai bentuk hidung. Kemudian, ambil bagian telinga, dan kaitkan ke daun telinga. Lalu, tekan bagian atas masker yang sudah terpasang, tarik bagian bawah hingga ke dagu.
Masker Non Medis dan Cara Pakainya
Selain masker medis, ada juga masker non medis seperti masker kain. Jenis masker ini makin banyak ditemui selama pandemi. Masyarakat juga sudah tak asing dengan masker ini. Walau tidak seefektif masker bedah, jenis masker ini cukup untuk meminimalisir persebaran droplet ketika bersin dan batuk.
©Pixabay/asundermeier
CCOHS menyebut, beda masker kain satu dengan yang lain, dapat dilihat melalui bahan yang digunakan. Kelemahan masker ini ialah, terlalu ketat dan membuat kita sedikit sulit bernapas. Beda masker ini juga terletak pada pemakaiannya. Kalau masker bedah hanya bisa dipakai sekali, masker ini bisa dikenakan berkali-kali, asal dicuci terlebih dahulu usai dipakai.
Cara memakainya, tak jauh berbeda dari masker bedah. Pastikan, setiap bagian masker menempel di wajah dan menutupi hidung serta mulut.
Masker yang Paling Efektif untuk Cegah Covid-19
Di antara berbagai jenis masker tersebut, masker yang paling efektif digunakan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 adalah masker N95 dan N99. Masker ini disarankan untuk digunakan oleh pekerja kesehatan yang berkontak erat dengan pasien.
Sebuah studi dari Journal of Hospital Infection, peneliti menemukan, masker N99 mengurangi risiko terinfeksi virus hingga 94 persen di lokasi terkontaminasi. Tak jauh berbeda dari N95 yang juga mampu menyaring aerosol sangat baik, hampir 95 persen.
Walau begitu, mencegah lebih baik dari mengobati. Penggunaan masker tetap disarankan, agar persebaran virus dapat dikurangi. (mdk/snw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaPerlu diperhatikan tanda-tanda cocok menggunakan masker wajah.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini kabar kembali diramaikan dengan masyarakat kota Jakarta yang mengeluhkan kualitas udara buruk. Ini pun sesuai dengan laporan situs IQAir yang menunjukkan indeks kualitas udara Jakarta mengandung polutan utama PM 2,5.
Baca SelengkapnyaPelajari urutan tepat dalam rutinitas skincare agar manfaat masker wajah dan produk perawatan kulit lainnya lebih maksimal untuk hasil kulit sehat bercahaya.
Baca SelengkapnyaPada saat cuaca panas dan lembap, pakaian yang tertutup rapat bisa menjadi pilihan yang lebih baik dalam menghadapi cuaca.
Baca SelengkapnyaMud mask dan clay mask sering dianggap sama, namun berbeda.
Baca SelengkapnyaBahan-bahan berikut ini bisa Anda jadikan masker agar wajah Anda terlihat bersih dan putih.
Baca Selengkapnya