Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Canggih, Insinyur Asal Amerika Ini Ciptakan Salinan 3D Badak Sumatra Pertama di Dunia

Canggih, Insinyur Asal Amerika Ini Ciptakan Salinan 3D Badak Sumatra Pertama di Dunia Canggih, Insinyur Asal Amerika Ini Ciptakan Salinan 3D Badak Sumatra Pertama di Dunia. mongabay.co.id ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Seorang insinyur bernama Corey Jaskolski, menciptakan salinan digital 3D pertama badak Sumatra yang terancam punah. Ia merupakan penemu, ahli kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence (AI) dan penerima National Geographic Explorer of the Year, menciptakan terobosan baru di dunia AI yang bisa dimanfaatkan bagi kelangsungan konservasi satwa langka ini.

Melansir dari Mongabay, sejak 2018 Jaskolski bekerja dengan Sumatran Rhino Rescue, sebuah proyek yang dijalankan bersama National Geographic Society, Pemerintah Indonesia, dan berbagai organisasi yang bertujuan untuk menyelamatkan badak Sumatra dari kepunahan.

“Ide di balik pemindaian 3D ini adalah alih-alih hanya foto atau video 2D datar dari hewan yang berjalan-jalan, kami benar-benar dapat menangkap setiap sisi dan setiap bagian badak sebagai model. Untuk penonton, kami bisa meletakkan badak ini seakan-akan ada di kamar Anda, berjalan di depan Anda,” kata Jaskolski.

Bahkan, di National Geographic Explorers Fest tahun lalu, Jaskolski berhasil menghadirkan proyeksi badak yang benar-benar berjalan melalui kerumunan secara digital. Di Indonesia, kini Ia sedang mengamati Harapan, seekor badak sumatra yang tinggal di Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) Way Kambas, Lampung, yang menjadi model dalam pembuatan salinan 3D ini. Berikut informasi selengkapnya.

Badak Sumatra Hanya Tersisa 80 Individu

canggih insinyur asal amerika ini ciptakan salinan 3d badak sumatra pertama di dunia

mongabay.co.id ©2020 Merdeka.com

Colby Bishop, Direktur Senior Program Satwa Liar di National Geographic Society mengatakan, sekarang hanya ada sekitar 80 individu badak Sumatra yang tersisa dalam 10 populasi yang terfragmentasi di Indonesia.

Sebenarnya, ancaman terbesar bagi spesies ini bukanlah perburuan, tetapi mereka begitu terisolasi sehingga mereka tidak bisa kawin satu sama lain. Oleh karena itu, Ia ingin menggunakan teknologi Jaskolski sebagai cara untuk mengedukasi masyarakat tentang badak sumatra, karena banyak orang yang tidak begitu mengenal spesies ini.

Proses Pembuatan Salinan 3D Badak Sumatra

canggih insinyur asal amerika ini ciptakan salinan 3d badak sumatra pertama di dunia

mongabay.co.id ©2020 Merdeka.com

Melakukan scan 3D dari badak yang hidup dan bergerak menjadi tantangan tersendiri bagi Jaskolski. Ia tidak dapat mengandalkan pengatur waktu bawaan kamera, karena tidak cukup cepat memotret badak yang bergerak, jadi Ia menggunakan kotak sirkuit. Ia juga membutuhkan pencahayaan dan sistem pemasangan untuk kamera, yang biaya keseluruhan mencapai lebih dari Rp800 juta.Selain mengambil banyak foto, Jaskolski juga mengambil video dari Harapan, untuk merekam bagaimana badak menukik ekornya, menggerakkan kepalanya saat makan, dan secara umum bergerak berpindah. Setelah itu, barulah foto dan video tadi digabungkan dengan software menjadi satu.“Saya yakin seniman dan pekerja kreatif lain merasakan hal sama ketika mereka melihat karya mereka sendiri. Tapi proses pemindaian 3D badak Sumatra adalah hal langka, karena segera setelah gambar ditampilkan di layar komputer saya tercengang,” ungkapnya.Dalam proses pemindaian, Harapan berada di dalam kandang berbingkai logam yang dipantau 24 unit kamera. Saat Ia melangkah di depan lensa, semua kamera memotretnya pada milidetik yang persis sama, menangkap serangkaian gambar stereoskopis.

Tantangan dalam Proses Pembuatan

canggih insinyur asal amerika ini ciptakan salinan 3d badak sumatra pertama di dunia

mongabay.co.id ©2020 Merdeka.com

Meski sudah sering terlibat dalam pembuatan salinan 3D, Jaskolski mengaku kali ini Ia menghadapi tantangan baru saat melakukan pemindaian badak Sumatra.“Tantangan dari badak adalah karena mereka banyak bergerak, jadi kami harus membangun sistem kamera khusus dengan 24 kamera yang akan memotret dalam milidetik yang sama, sehingga badak tidak akan bergerak di antara setiap jepretan kamera,” tuturnya.Ditambah lagi, dengan menggunakan peralatan yang sangat mahal, Ia benar-benar kerepotan saat hujan turun. Saat hujan deras, Ia harus selalu memastikan semua peralatan tertutup agar tidak lembab dan dimasuki nyamuk. Tantangan lainnya adalah ketika Harapan menggaruk wajahnya ke jeruji kandangnya yang sangat dekat dengan peralatan Jaskolski.“Telinganya yang besar dan runcing, dan bagian wajahnya telah melewati jeruji hampir menjatuhkan seluruh rangkaian set kamera, tapi tidak ada yang rusak,” katanya.

Bawa Banyak Manfaat bagi Dunia Konservasi

canggih insinyur asal amerika ini ciptakan salinan 3d badak sumatra pertama di dunia

mongabay.co.id ©2020 Merdeka.com

Teknologi pemindaian 3D dengan AI ini sangat bermanfaat bagi dunia konservasi. Misalnya saja, teknologi tersebut dapat digunakan dalam perangkap kamera untuk mengenali dan segera memberi tahu ranger (tim khusus yang bertugas di lapangan menjaga hutan) jika ada hewan tertentu, atau bahkan pemburu liar, yang lewat.Selain itu, dalam kemungkinan terburuk, jika semua upaya konservasi badak Sumatra gagal dan spesies tersebut akhirnya punah, pemindaian 3D melalui Harapan ini nantinya dapat membantu melestarikan memori tentang spesies tersebut.“Berbeda dengan melihat gambar lain dari burung dodo atau merpati, Anda akan dapat memiliki hewan punah yang Anda tangkap ketika Ia masih hidup, berjalan-jalan di ruangan di depan Anda. Saya sering berpikir bahwa kekuatan dari gambar itu akan membantu kita semua menyadari pentingnya melestarikan mereka yang masih tersisa," ujarnya. (mdk/far)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perusahaan Jepang Ini Ciptakan AI untuk Dijadikan sebagai Ilmuwan, Bisa Buat Inovasi Baru Kalahkan Manusia
Perusahaan Jepang Ini Ciptakan AI untuk Dijadikan sebagai Ilmuwan, Bisa Buat Inovasi Baru Kalahkan Manusia

Sakana AI memperkenalkan "AI Scientist" yang mampu melakukan seluruh proses penelitian ilmiah secara otomatis. Mulai dari ide hingga publikasi hasil penelitian.

Baca Selengkapnya
Penemuan Penting Arkeologi yang Berhasil Dilacak Pakai AI
Penemuan Penting Arkeologi yang Berhasil Dilacak Pakai AI

Berikut adalah beberapa fosil penting yang ditemukan dengan bantuan AI.

Baca Selengkapnya
Rekor, Lukisan Hasil Robot Ini Dilelang, Harganya Tembus Rp 20 Miliar
Rekor, Lukisan Hasil Robot Ini Dilelang, Harganya Tembus Rp 20 Miliar

Lukisan karya Ai-Da, robot seniman ultra-realistis, mencetak rekor dengan terjual Rp20 miliar di lelang.

Baca Selengkapnya
Gunakan AI, Arkeolog Temukan 303 Gambar Kuno Berukuran Besar yang Diukir di Atas Tanah 2200 Tahun Lalu
Gunakan AI, Arkeolog Temukan 303 Gambar Kuno Berukuran Besar yang Diukir di Atas Tanah 2200 Tahun Lalu

Gambar-gambar kuno ini berukuran sekitar 3 sampai 7 meter.

Baca Selengkapnya
Einstein di Foto AI Ini Punya Job Baru Jadi Pawang Binatang, Harimau Dibuat Kuda-kudaan
Einstein di Foto AI Ini Punya Job Baru Jadi Pawang Binatang, Harimau Dibuat Kuda-kudaan

Foto ini adalah imajinasi creator AI yang menggambarkan Einstein tak hanya otaknya super, tapi fisiknya juga kuat.

Baca Selengkapnya
5 Ilmuwan Dunia yang Punya Banyak Paten, Bukan Albert Einstein Apalagi Nikola Tesla
5 Ilmuwan Dunia yang Punya Banyak Paten, Bukan Albert Einstein Apalagi Nikola Tesla

Albert Einstein dan Nikola Tesla, bukan salah satu dari 5 orang ilmuwan yang memiliki banyak paten.

Baca Selengkapnya
Ada Spesies Pohon yang Disebut Ilmuwan Paling Kesepian di Dunia, Tak Bisa Berkembang Biak Sebelum Temukan Jodoh
Ada Spesies Pohon yang Disebut Ilmuwan Paling Kesepian di Dunia, Tak Bisa Berkembang Biak Sebelum Temukan Jodoh

Oleh sebab itu, kini ilmuwan sedang mencoba menemukan pasangannya lewat teknologi artificial intelligence (AI).

Baca Selengkapnya
Penampakan Gurita Raksasa Terdampar di Pantai Bali, Asli atau Rekayasa? Ini Penjelasannya
Penampakan Gurita Raksasa Terdampar di Pantai Bali, Asli atau Rekayasa? Ini Penjelasannya

Benarkah foto gurita raksasa terdampar di Bali? Ini Penelusurannya

Baca Selengkapnya
Pakai Teknologi AI, Arkeolog Temukan Situs Berusia 5000 Tahun Terkubur di Gurun Uni Emirat Arab
Pakai Teknologi AI, Arkeolog Temukan Situs Berusia 5000 Tahun Terkubur di Gurun Uni Emirat Arab

Teknologi yang sama juga pernah digunakan arkeolog di Peru.

Baca Selengkapnya
Lukisan Buatan Robot Manusia ini Dilelang, Harganya Tembus Rp 2,7 Miliar
Lukisan Buatan Robot Manusia ini Dilelang, Harganya Tembus Rp 2,7 Miliar

Sotheby’s akan melelang karya seni robot humanoid Ai-Da untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya